Trijata

Revisi sejak 14 Februari 2019 11.56 oleh Nandaarah (bicara | kontrib) (Kisah: Suntingan PUEBI)

Trijata adalah putri sulung Arya Wibisana dari negara Alengka.[1] Trijata merupakan anak Wibisana dengan Dewi Triwati.[1] [2] Dewi Tari dipercaya sebagai keturunan Sanghyang Taya.[1] Ia mempunyai adik kandung bernama Dentawilukrama.[1] Dewi Trijata adalah perempuan yang sangat cantik. Ia memiliki watak setia, murah hati, baik budi, sabar dan selalu penuh dengan sopan santun.[1]

Trijata termasuk dalam kisah Ramayana.

Kisah

Dewi Trijata dipercaya oleh Rahwana untuk menemani Dewi Shinta.[3] Rahwana menyekap Dewi Shinta di Taman Argasoka Negara Alengka.[3] Setiap kali Rahwana ingin memaksa Shinta untuk segera menikah dengannya, Trijata selalu menenangkan nafsu Rahwana.[3] Suatu kali ketika Rahwana ingin memaksa Shinta agar mau menikah dengannya, Trijata tetap menghalangi Rahwana.[3] Akan tetapi, Rahwana akhirnya marah dan mengutuk Trijata bahwa kelak ia akan menikah dengan seekor monyet tua.[3] Trijata merasa sedih dengan kutukan Rahwana, namun Dewi Shinta memohon kepada Dewata bahwa sekalipun bersuamikan kera tua Trijata akan mendapat anak perempuan cantik yang kelak akan diperistri oleh ksatria titisan Bathara Wisnu.[3]

Kutukan itu akhirnya menjadi kenyataan.[1] Setelah perang Alengka berakhir Trijata diperistri oleh Kapi Jembawan.[1] Kapi Jembawan adalah kera tua yang menjadi pengasuh Subali dan Anoman.[1] Mereka berdua kemudian tinggal di pertapaan Gadamadana.[1] Dari perkawinan mereka, Trijata dikaruniai seorang puteri yang kemudian diberi nama Dewi Jembawati.[1] Kelak, Dewi Jembawati diperistri oleh Prabu Kresna dari Dwarawati yang merupakan titisan dari Bathara Wisnu.[1] Trijata hidup sampai berusia lanjut yang kemudian dikuburkan di pertapaan Gadamadana ketika sudah meninggal.[1]

 
Dewi Trijata

Pergi ke Suwelagiri

Rahwana melakukan bermacam-macam usaha untuk membuat Dewi Shinta mau menjadi istrinya.[4] Salah satunya adalah dengan membuat tipuan bahwa Rama dan Leksmana sudah mati dengan membawa dua kepala pria yang mirip dengan mereka.[4] Shinta terkejut mendengar hal itu sampai dia tak sadarkan diri.[4] Trijata segera menghibur Dewi Shinta dan mengatakan bahwa itu hanya akal dari Rahwana saja.[4] Malamnya Trijata yang juga memiliki kesaktian tinggi ini pergi ke Suwelagiri.[4] Kesaktian Trijata berasal dari titisan ayahnya Wibisana.[4] Trijata bertemu dengan Rama dan Laksama kemudian menceritakan apa yang dilakukan Rahwana.[5] Kabar ini membuat Rama terkejut dan marah namun juga tenang karena selama ini Dewi Shinta ditemani oleh penjaga yang setia.[5] Di sini pula akhirnya Trijata bertemu dengan Wibisana yang telah berpindah ke kubu Rama.[5] Trijata segera bersujud kepada ayahnya dan kemudian segera kembali ke Taman Argasoka.[5]

Rujukan

  1. ^ a b c d e f g h i j k l "Trijata". Pusat Data Wayang Indonesia. Diakses tanggal 15 Mei 2014. 
  2. ^ Sri Mulyono (1979). Wayang dan Karakter Manusia. Jakarta: Gunung Agung. 
  3. ^ a b c d e f Sindhunata (2010). Anak Bajang Menggiring Angin. Jakarta: Gramedia. 
  4. ^ a b c d e f Wayang dan Karakter Wanita. Jakarta: Gunung Agung. 1978. 
  5. ^ a b c d Seno Gumira Ajidarma (2013). Kitab Omong Kosong. Yogyakarta: Bentang.