Lokomotif BB10

salah satu lokomotif uap di Indonesia
Revisi sejak 20 Februari 2019 14.30 oleh Taylorbot (bicara | kontrib) (sesudah pemindahan | t=93 su=6 in=6 at=6 -- only 142 edits left of totally 149 possible edits | edr/ovr=000/000 | clean up (3) : tab&trailspc&reduceol&killreddot & {{Daftar Kereta Api}}--(ci=3,0x)-->{{Daftar KA penumpang Indonesia}} & {{DaftarKeretaApi}}--(ci=3,1x)-->{{Daftar KA penumpang Indonesia}} | "arKeretaApi}} {{" -> "r KA penumpang I")

Lokomotif uap BB10 merupakan generasi pertama dari lokomotif tipe Mallet yang beroperasi di Indonesia. Lokomotif ini dibeli oleh perusahaan kereta api Staatsspoorwegen (SS) sebanyak 16 unit dari dua pabrik yang berbeda. 12 unit lokomotif BB 10 dibeli dari pabrik Hartmann (Jerman) dan 4 unit lokomotif BB 10 dibeli dari pabrik Schwartzkopff (Jerman). Lokomotif ini didatangkan pada tahun 1899 – 1908. Lokomotif ini menggunakan bahan bakar residu.

Lokomotif BB10
Berkas:BB10 12.jpg
BB10
Jenis dan asal
Sumber tenagaUap
ProdusenHartmann, Chamnitz, Schwartzkopff Jerman
Nomor seriBB10
ModelBB10
Tanggal produksi1899 – 1908
Jumlah diproduksi16 unit
Data teknis
Konfigurasi:
 • Whyte0-4-4-2T
 • AARBB
 • UICBB
Lebar sepur1.067 mm
Diameter roda1.050 mm
Panjang10,560 mm
Jenis bahan bakarResidu
Performansi
Daya mesin465 hp

Diawal kariernya, Lokomotif uap BB 10 digunakan untuk menarik rangkaian kereta api yang mengangkut HANS bumi, perkebunan dan penumpang yang ada pada rute BogorBandung. Jalur kereta api rute BogorBandung dibuka pada tahun 1884. Lokomotif ini memiliki tekanan gandar yang sesuai dan cukup kuat untuk mendaki dan menyusuri jalur kereta api yang melalui topografi pegunungan. Lokomotif BB 10 juga beroperasi di Rangkasbitung dan Banjar. Pada masa pendudukan jepang di Indonesia, lokomotif BB 10 juga beroperasi di rute Saketi – Bayah (80 km). Pemerintah Jepang membangun jalan rel rute Saketi – Bayah (80 km) pada tahun 1942-1945 untuk mengangkut batu bara dari tambang batu bara Cikotok (Banten).

Lokomotif BB 10 memiliki silinder uap tekanan tinggi dan silinder uap tekanan rendah yang terpisah. Kedua silinder ini menyalurkan uap untuk menggerakan roda-roda penggerak. Posisi roda penggerak ini terpisah pada dua bagian yang berbeda. Bagian pertama (depan), roda penggerak yang berada pada bogie tersendiri yang dapat bergerak ke kanan/kiri mengikuti jalur rel sedangkan bagian kedua (belakang), roda-roda penggerak yang fix pada frame lokomotif. Lokomtif BB 10 memiliki susunan roda 0-4-4-2T. 0-4-4-2T artinya tidak memiliki roda idle di depan, 2 roda penggerak di depan, 2 roda penggerak di belakang dan 1 roda idle di belakang. Kode T berarti memiliki tangki. Lokomotif BB 10 memiliki panjang 10.560 mm, daya 465 hp (horse power) dan berat 44,1 ton. Lokomotif ini dapat melaju hingga kecepatan 50 km/jam.

Dari 16 unit lokomotif BB 10, saat ini hanya tersisa 1 unit, yaitu BB 10 12. Lokomotif BB 10 12 dipajang di Museum Kereta Api Ambarawa (Jawa Tengah).

Lihat pula

Pranala luar