Kereta rel listrik Toyo Rapid seri 1000

tipe kereta api di Indonesia

Kereta rel listrik Toyo Rapid seri 1000 (東葉高速鉄道1000形, Tōyō Kōsoku tetsudō 1000-gata) adalah kereta rel listrik buatan Jepang yang sekarang beroperasi di lintas Commuter Jabodetabek. KRL ini adalah modifikasi dari KRL Tokyo Metro 5000 yang diproduksi oleh Kawasaki Heavy Industries, Kinki Sharyo, Tokyu Car Corporation, dan Teikoku pada tahun 1964 dan dibeli oleh Toyo Rapid Railway pada tahun 1995.[1]

KRL Toyo Rapid seri 1000
KRL Toyo Rapid 1080F formasi 10 kereta di Stasiun Bogor
BeroperasiYa
ProdusenKawasaki Heavy Industries
Tokyu Car Corporation
Kinki Sharyo
Teikoku
DigantikanToyo Rapid 2000
Konstruksi1964 (Tokyo Metro 5000)
1995 (Toyo Rapid 1000)
Mulai beroperasi1996-2006 (Jepang)
2006-sekarang (Indonesia
Formasi10 kereta per set
Kapasitas1,424 penumpang (rata-rata)
OperatorToyo Rapid Railway
KA Commuter Jabodetabek
Data teknis
Konstruksi bodiStainless Steel
Panjang kereta20,000 mm
Lebar2.870 mm
Tinggi4,145 mm
Pintu4 pintu di setiap sisi
Kelajuan maksimum100 km/jam
Berat358,4 ton (berat keseluruhan)
Sistem traksiField Addition Excitation Rheostatic
Daya mesin100 kW per motor
TransmisiStatic Inverter (SIV)
Tipe: Mitsubishi Electric SIV
Percepatan3,5 km/h/s
Perlambatan4,0 km/h/s (normal)
5,0 km/h/s (darurat)
Pemanas, ventilasi, dan penyejuk udaraCU-764
Elektrifikasi1.500 V DC
Penangkap arusPantograf
BogieFS-502
AbarElectromagnetic Direct Brake
Sistem keselamatanWS-ATC, Deadman Pedal
Alat perangkaiShibata Coupling
Lebar sepur1.067 mm

Sejarah

Penggunaan di Jepang (1964-1995 sebagai Tokyo Metro 5000, 1995-2006 sebagai Toyo Rapid 1000)

Awalnya KRL ini dibangun dan mulai dioperasikan pada tahun 1960-an sebagai Tokyo Metro (dahulu Eidan Subway) Tokyo Metro 5000 hingga akhirnya pada tahun 1995, beberapa set dari Tokyo Metro 5000 mengalami modifikasi menjadi Tōyō Rapid 1000. Perubahan secara fisik yang diterapkan pada set Tokyo Metro 5000 yang diubah menjadi Toyo Rapid 1000 ini diantaranya adalah bentuk muka yang dibuat lebih rata (konstruksi baja anti karat yang tidak memiliki bentuk gelombang pada sisi bawah muka KRL) serta kaca pada pintu otomatis di sisi kiri-kanan kereta dibuat lebih besar, sehingga penumpang dapat memandang ke luar dari dalam kereta dengan lebih leluasa jika penumpang berada di dekat pintu.

Semasa di Jepang, KRL ini dijalankan di jalur Tōyō Rapid Railway dan sering melayani perjalanan antar-jalur di Tokyo Metro Tozai Line serta East Japan Railway Company (JR East) Chuo-Sobu Line, di mana layanan di Chuo-Sobu Line pada koridor Nakano - Mitaka yang diberikan adalah layanan lokal saja, sedangkan layanan pada jalur Tōyō Rapid Railway yang diberikan adalah layanan lokal, Rapid (setara dengan layanan ekspres di Indonesia), Commuter Rapid (layanan ekspres khusus komuter) dan Tōyō Rapid (layanan ekspres khusus yang melayani jalur Tozai dan jalur Tōyō Rapid dalam sekali perjalanan).

Karena KRL ini adalah modifikasi dari Tokyo Metro 5000, maka Tōyō Rapid 1000 dipensiunkan pada tahun 2006, bersamaan dengan dihentikannya operasional dari Tokyo Metro 5000. 3 set Toyo Rapid 1000 yang tersisa (1061F, 81F dan 91F) diboyong ke Indonesia, dan dengan demikian tidak ada set lagi dari Tōyō Rapid 1000 yang tersisa di Jepang.

Formasi asli KRL Toyo Rapid 1000 adalah sebagai berikut.

Nomor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Penomoran KuHa 1001 MoHa 1002 MoHa 1003 MoHa 1004 MoHa 1005 SaHa 1006 MoHa 1007 MoHa 1008 MoHa 1009 KuMoHa 1000
Kodifikasi TC M1 M2 M1 Mc2 Tc M1 M2 M1 MC2

Penggunaan di Indonesia (2007-sekarang)

Indonesia merupakan satu-satunya pengguna kereta ini di luar Jepang. Pada awalnya masing-masing rangkaian akan dioperasikan dengan 10 kereta per setnya, namun hanya dioperasikan dengan formasi 8 kereta per set akibat terbatasnya panjang peron dan kurangnya daya listrik pada jalur elektrifikasi di Jabodetabek (saat itu). KRL ini awalnya dioperasikan untuk layanan kelas Ekonomi AC tujuan Bogor, Bekasi, dan Depok, dan biasanya KRL ini dan saudaranya, Tokyo Metro seri 5000 lebih sering melayani lintas Bekasi.

Setelah penyeragaman layanan KRL (dimana layanan Ekspres dihapuskan dan layanan Commuter Line yang pada dasarnya sama seperti Ekonomi AC dijadikan layanan standar untuk KRL di Jabodetabek), KRL ini melayani perjalanan Commuter Line di semua lintasan Jabodetabek. Sementara itu, 2 kereta sisa dari masing-masing rangkaian telah dikirim ke Stasiun Purwakarta atau masih berada di Dipo KRL Depok. Sejak 2015, biasanya KRL ini beroperasi di jalur Jatinegara-Bogor/Depok mengingat di jalur Bogor/Depok/Bekasi-Jakartakota perannya telah tergeser oleh KRL JR East 205.

KRL ini pada masa awal beroperasinya di Indonesia menggunakan livery bawaan dari Toyo Rapid, yaitu strip merah-orange dengan wajah KRL bagian atas berwarna hitam. Khusus set 1091F, logo Toyo Rapid di wajah KRL diganti dengan logo Divisi Jabotabek, dan ketiga set KRL yang ada di Indonesia diberi logo Divisi Jabotabek di bagian samping bodi kereta. Kemudian, setelah pemeliharaan akhir (PA), KRL set 1061F menggunakan warna hijau-kuning, sedangkan set 1081F dan 1091F menggunakan warna biru-kuning.

Seiring waktu, semua set KRL akhirnya menggunakan warna biru-kuning hingga tahun 2016, dimana dua set yang masih beroperasi yaitu set 1081F dan 1091F akhirnya menggunakan warna merah-kuning khas KCJ, sementara set 1061F mangkrak dan tidak beroperasi lagi akibat kerusakan maupun langkanya suku cadang.

Susunan rangkaian

Di Jepang, KRL Toyo Rapid seri 1000 dioperasikan dengan formasi 10 kereta sebagai berikut.

Nomor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Penomoran KuHa 1001 MoHa 1002 MoHa 1003 MoHa 1004 MoHa 1005 SaHa 1006 MoHa 1007 MoHa 1008 MoHa 1009 KuMoHa 1000
Kodifikasi TC M1 M2 M1 Mc2 Tc M1 M2 M1 MC2

Di Indonesia, pada awalnya KRL Toyo Rapid seri 1000 dioperasikan dengan formasi 8 kereta dengan melepas kereta 7 dan 8 sebagai berikut.

Nomor 1 2 3 4 5 6 7 8
Penomoran KuHa 1001 MoHa 1002 MoHa 1003 MoHa 1004 MoHa 1005 SaHa 1006 MoHa 1009 KuMoHa 1000
Kodifikasi TC M1 M2 M1 Mc2 Tc M1 MC2

Namun mulai 2017, rangkaian 1080F dioperasikan dengan formasi 10 kereta dengan susunan sebagai berikut.

Nomor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Penomoran KuHa 1001 MoHa 1002 MoHa 1003 MoHa 1004 MoHa 1005 SaHa 1006 MoHa 1004 MoHa 1005 MoHa 1009 KuMoHa 1000
Kodifikasi TC M1 M2 M1 Mc2 Tc M1 Mc2 M1 MC2

Pemanjangan formasi di atas menjadikan rangkaian 1090F berformasi 6 kereta dengan susunan sebagai berikut.

Nomor 1 2 3 4 5 6
Penomoran KuHa 1001 MoHa 1002 MoHa 1003 SaHa 1006 MoHa 1009 KuMoHa 1000
Kodifikasi TC M1 M2 Tc M1 MC2

Daftar rangkaian[1]

 
Rangkaian 1080F, satu-satunya rangkaian KRL seri 1000 yang beroperasi.

Rangkaian yang Beroperasi

  1. 08F/1081F
Daftar rangkaian formasi 10 Kereta
  Susunan rangkaian
Nomor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1081F 1081 1082 1083 1084 1085 1086 1094 1095 1089 1080

Rangkaian yang Tidak Beroperasi

  1. 06F/1061F. Telah dirucat di Stasiun Cikaum.
  2. 09F/1091F. Disimpan di dipo Depok setelah menjadi rangkaian donor untuk 1080F.
Daftar rangkaian yang tidak beroperasi
  Susunan rangkaian
Nomor 1 2 3 4 5 6 7 8
1061F 1061 1062 1063 1064 1065 1066 1069 1060
1091F 1091 1096 1099 1090 - - - -

Catatan:

  • Rangkaian 1061F merupakan modifikasi dari rangkaian 5836F, dengan formasi asli 5836-5306-5671-5283-5656-5903-5307-5672-5308-5036.
  • Rangkaian 1081F merupakan modifikasi dari rangkaian 5822F, dengan formasi asli 5822-5264-5643-5341-5107-5907-5265-5644-5266-5022.
  • Rangkaian 1091F merupakan modifikasi dari rangkaian 5820F, dengan formasi asli 5820-5258-5639-5343-5109-5909-5259-5640-5260-5020.

Insiden

Pada 28 Februari 2019, KA 1647 dengan relasi Angke-Bogor tersambar petir di Stasiun Tanjung Barat. Rangkaian yang terlibat adalah rangkaian 1081F. Kereta yang tersambar petir adalah kereta 1089. Kereta 1089 yang tersambar petir mengalami kerusakan pada sistem traksi. Tidak ada korban pada peristiwa ini, namun perjalan KRL Bogor-Jakarta atau sebaliknya sempat terganggu. Rangkaian kemudian dievakuasi ke Stasiun Pasar Minggu untuk selanjutnya ditarik ke Dipo KRL Bukit Duri untuk perbaikan.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b Majalah KA Edisi Juni 2014

Pranala luar