Stasiun Bogor

stasiun kereta api di Indonesia

Stasiun Bogor (BOO), pada masa kolonial Belanda bernama Station Buitenzorg, adalah stasiun kereta api kelas besar tipe A yang terletak di Jalan Nyi Raja Permas, Cibogor, Bogor Tengah, Kota Bogor. Stasiun yang terletak pada ketinggian +246 meter ini termasuk dalam Daerah Operasi I Jakarta serta menjadi stasiun paling selatan dalam pengelolaan KAI Commuter di Jabodetabek. Stasiun ini terletak di sebelah barat Alun-alun Kota Bogor menghadap Istana Bogor serta melayani kereta api komuter Commuter Line dengan jarak 54,6 km arah selatan dari Jakarta Kota.

Stasiun Bogor
KAI Commuter Kereta Api Indonesia
B26PG00

Tampak depan Stasiun Bogor, 2022
Lokasi
Koordinat6°35′38.68″S 106°47′26.96″E / 6.5940778°S 106.7908222°E / -6.5940778; 106.7908222
Ketinggian+246 m
Operator
Otoritas transitBadan Pengelola Transportasi Jabodetabek
Letak
km 54+810 lintas JakartaManggaraiBogor

km 0+000 lintas BogorBandungBanjarKutoarjoYogyakarta[1]

Jumlah peron7 (satu peron sisi yang agak rendah, dua peron pulau yang agak tinggi, satu peron pulau yang agak rendah, dua peron pulau yang tinggi, dan satu peron sisi yang cukup tinggi; tidak ada peron pulau di antara jalur 5 dan 6 serta jalur 7 dan 8)
Jumlah jalur8
  • jalur 3: sepur lurus jalur ganda arah hulu (dari Jakarta Kota-Manggarai) dan juga jalur tunggal arah Cianjur-Padalarang
  • jalur 5: sepur lurus jalur ganda arah hilir (ke Manggarai-Jakarta Kota)
LayananAglomerasi: Pangrango
Komuter: Commuter Line Bogor
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Akses difabelYa
Gaya arsitekturIndische, Neoklasik
Informasi lain
Kode stasiun
KlasifikasiBesar tipe A[2]
Sejarah
Dibuka31 Januari 1873
Nama sebelumnyaStation Buitenzorg
Operasi layanan
Stasiun sebelumnya Stasiun berikutnya
Cilebut Commuter Line Bogor
Jakarta Kota–Bogor
Terminus
Sukaresmi Commuter Line Bogor
Jakarta Kota–Bogor
rencana
Stasiun sebelumnya Layanan aglomerasi Stasiun berikutnya
Terminus Pangrango
Bogor-Sukabumi, p.p.
Bogor Paledang
menuju Sukabumi
Layanan penghubung
Halte sebelumnya Trans Pakuan Halte berikutnya
Taman Topi - Alun-Alun Bogor
menuju Bubulak
BisKita Koridor 2
transfer di Stasiun Bogor
Mall BTW
Perjalanan satu arah
Veteran
Perjalanan satu arah
BisKita Koridor 2
transfer di BAPPEDA
PMI
BAPPEDA
menuju Ciparigi
BisKita Koridor 5
Terminus
transfer di Stasiun Bogor 1
PGB Merdeka
Perjalanan satu arah
Fasilitas dan teknis
FasilitasParkir Jalur difabel Layanan pelanggan Cetak tiket mandiri Musala Toilet Area merokok Ruang menyusui Galeri ATM Pertokoan/area komersial Lift Eskalator Tangga naik/turun Gedung parkir Restoran Pemesanan langsung di loket Mesin tiket Cetak tiket mandiri Ruang/area tunggu Barang hilang Isi baterai Penitipan barang 
Tipe persinyalan
Cagar budaya Indonesia
Stasiun Kereta Api Bogor
KategoriBangunan
No. RegnasRNCB.20070326.02.000892
Tanggal SK2007
PemilikPT Kereta Api Indonesia (Persero)
Nama sebagaimana tercantum dalam
Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Stasiun ini menjadi stasiun terminus untuk perjalanan Commuter Line yang melayani kawasan Jabodetabek. Selesai dibangun pada tahun 1881, stasiun ini awalnya menghadap ke arah timur. Namun dengan berkembangnya KRL Commuter Line yang semakin padat, pintu keberangkatan untuk penumpang Commuter Line dipindahkan ke arah barat. Sejak 17 Desember 2021, kedua pintu sama-sama dioperasikan.

Stasiun ini disibukkan oleh kaum penglaju dari Bogor menuju Jakarta. Saat ini stasiun ini melayani KRL Red Line dari dan tujuan Jakarta Kota. Sejak adanya perubahan pelayanan KRL CommuterLine Jabodetabek di stasiun ini menjelang pertengahan 2022, per 1 Juni 2022 kereta api Pangrango yang sebelumnya hanya melayani langsiran kini melayani penumpang secara reguler.[4]

Sejarah

sunting
 
Stasiun Bogor tempo doeloe

Pada awal tahun 1870-an, Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij membangun stasiun di Buitenzorg sebagai bagian terakhir dari jalur kereta api Batavia–Buitenzorg yang menghubungkan Kleine Boom dengan Buitenzorg.[5] Stasiun ini dibuka untuk pertama kalinya untuk umum pada 31 Januari 1873.[6][7][8] Tidak kurang dari 40 tahun pertama, stasiun ini dikelola oleh NIS.

Tahun 1881, Staatsspoorwegen (SS) membangun Stasiun Buitenzorg yang kedua sebagai bagian dari pembangunan jalur kereta api Bogor–Bandung–BanjarKutoarjo–Yogyakarta. Pembangunan jalur kereta api ini mengharuskan adanya peran pemerintah mengingat biaya pembangunannya lebih mahal daripada pembangunan lintas datar.[9] Dengan menunjuk David Maarschalk sebagai kepala jawatan, dibangunlah jalur kereta api tahap pertama SS, yaitu pembangunan lintas selatan Jawa serta pembangunan jalur SurabayaPasuruan–Malang. Per 5 Oktober 1881, jalur kereta api segmen pertama, Bogor–Cicurug, telah selesai. Per tanggal 17 Mei 1884, jalur telah sampai di Bandung.[10]

Pada tahun 1913 jalur kereta api Batavia–Buitenzorg dibeli oleh SS.[11] Dahulu, sebuah lapangan luas bernama Taman Wilhelmina pernah menjadi bagian dari stasiun Bogor.[12]

Renovasi stasiun pernah dilakukan oleh Kementerian Perhubungan tahun 2009. Bangunan stasiun yang bertuliskan "1881" ini, yang menghadap Jalan Nyi Raja Permas ini pernah tidak difungsikan sebagai pintu masuk stasiun untuk umum dengan pintu stasiun dipindah menghadap Jalan Mayor Oking.[12]

Setelah bertahun-tahun tidak dilayani, bangunan lama stasiun yang menghadap arah timur ini dibuka kembali pada tanggal 17 Desember 2021. Pintu timur ini menghadap Alun-alun Kota Bogor. Pintu keberangkatan sisi timur stasiun terintegrasi langsung dengan alun-alun tersebut. Untuk mendukung operasional pintu timur, KAI Commuter membangun satu kotak loket di pintu masuk, sepuluh e-gate, dan dua vending machine pada hall bangunan stasiun.[13]

Bangunan dan tata letak

sunting

Stasiun ini memiliki dua bangunan yang berdampingan. Bangunan utamanya adalah bangunan area masuk ke stasiun, lobi, kantor administrasi, tempat penjualan tiket, dan fasilitas lainnya. Sementara itu, bangunan keduanya adalah bangunan overcapping yang menaungi peron dan dua jalur kereta api.[5]

Stasiun ini memiliki delapan jalur kereta api. Jalur 3 merupakan sepur lurus jalur ganda ke arah Depok–Jakarta sekaligus sepur raya jalur tunggal arah Cianjur–Padalarang. Jalur 5 merupakan sepur lurus jalur ganda dari Depok–Jakarta.

 

   B26PG00  

G Bangunan utama stasiun (keberangkatan dan kedatangan)
P

Lantai peron

Peron sisi
Jalur 1 Langsiran dari dan ke Depo KRL Bogor
Jalur 2 Jalur ujung      Commuter Line Bogor

     Pangrango tujuan Sukabumi (Bogor Paledang)

Peron pulau, pintu terbuka di sebelah kanan kedatangan kereta di jalur 2 dan kiri di jalur 3
Jalur 3      Commuter Line Bogor tujuan Jakarta Kota (Cilebut)
Sepur lurus jalur ganda ke arah Depok–Jakarta

Sepur lurus jalur tunggal arah Sukabumi

Peron pulau, pintu terbuka di sebelah kanan kedatangan kereta di jalur 3 dan kiri di jalur 4
Jalur 4      Commuter Line Bogor tujuan Jakarta Kota (Cilebut)
Jalur langsiran KA Pangrango
Peron pulau, pintu terbuka di sebelah kanan kedatangan kereta di jalur 4 dan kiri di jalur 5
Jalur 5 Jalur ujung      Commuter Line Bogor

Sepur lurus jalur ganda dari arah Depok–Jakarta
Jalur langsiran KA Pangrango

Jalur 6 Jalur ujung      Commuter Line Bogor
Peron pulau, pintu terbuka di sebelah kanan kedatangan kereta di jalur 6 dan kiri di jalur 7
Jalur 7 (Cilebut)      Commuter Line Bogor tujuan Jakarta Kota
Jalur 8 Jalur ujung      Commuter Line Bogor
Peron sisi, pintu terbuka di sebelah kanan kedatangan kereta
G Bangunan keberangkatan dan kedatangan penumpang

Arsitektur bangunan lama stasiun

sunting

Stasiun ini kental dengan nuansa Eropa; kaya akan ornamental geometris seperti awan, kaki-kaki singa, dan relung yang terpengaruh gaya Yunani Klasik dengan unsur simetris dan serba geometris. Gaya bangunan stasiun adalah Indische Empire dengan sentuhan pintu masuk dan lobi utama bergaya Neoklasik[5]

Pada ruang VIP berdiri prasasti dari marmer setinggi 1 meter. Monumen ini sebagai simbol tanda ucapan selamat dari para karyawan SS kepada David Maarschalk yang memasuki masa pensiun atas usahanya mengembangkan jalur kereta api di Jawa. Prasasti ini dibuat sebagai pengganti patung David Maarschalk yang dulunya berada di tempat prasasti ini.[5]

Bentuk atap pelana dan gerbang melengkung pada fasad depan memberikan kesan anggun bangunan. Dindingnya berupa bata plesteran dengan guratan bergaris serta adanya moulding cornice yang membingkai atap jurai di atasnya. Jendela dan pintu terbuat dari kayu dengan ukuran yang kuat sehingga memberikan kesan klasik bangunan. Peron stasiun dipayungi overcapping yang terbuat dari besi bergelombang yang ditopang kerangka baja.[5] Stasiun ini memiliki dua lantai yang dihubungkan dengan tangga meliuk-liuk.[5]

Saat ini, meski bangunan utama stasiun relatif tidak berubah, overcapping stasiun telah mengalami perubahan. Tritisan atap stasiun kini telah sebagian dilubangi dan dipotong, dan kerangka bajanya juga diiris sebagian di atas jalur 3 untuk mengakomodasi kabel listrik aliran atas saat KRL Batavia–Buitenzorg dioperasikan. KRL tersebut mulai beroperasi tahun 1925 untuk memperingati hari ulang tahun SS yang ke-50.[14]

Ciri khas

sunting

Seperti di Stasiun Cikampek dan Karawang, Stasiun Bogor mempunyai bel kedatangan kereta api, yaitu lagu pop Sunda, "Manuk Dadali" dan lagu tradisional, "Sabilulungan" dalam dikemas instrumental.

Layanan kereta api

sunting

Berikut ini adalah layanan kereta api yang berhenti di stasiun ini sesuai Gapeka 2023.[15]

Aglomerasi

sunting
Nama kereta api Kelas Relasi perjalanan Keterangan
PG Pangrango Eksekutif-Ekonomi Bogor Sukabumi

Komuter

sunting
Nama kereta api Relasi perjalanan Keterangan
  Commuter Line Bogor Bogor Jakarta Kota

Antarmoda pendukung

sunting
Jenis angkutan umum Trayek Tujuan
BisKita Trans Pakuan  2  Terminal Bubulak–Pasar Ciawi
 3  Terminal Bubulak–Sukasari
 5  Villa Bogor Indah–Stasiun Bogor
JR Connexion (Perum DAMRI) JR-09 Stasiun Bogor-Stasiun Juanda
JR-10 Stasiun Bogor-Stasiun Manggarai
JR-11 Stasiun Bogor-Stasiun Tebet
JR-12 Stasiun Bogor-Stasiun Tanah Abang

Insiden

sunting

Pada 30 Agustus 2022, sebuah mobil angkutan umum kota (angkot) dengan nomor rute 08 jurusan Citeureup-Pasar Anyar diduga mengalami rem blong di perlintasan kereta api di Jalan Kebon Pedes di petak Bogor-Cilebut. Angkot pun tertabrak KRL Commuter Line arah Jakarta Kota dengan nomor KA 4073 hingga terguling ke pinggir rel. Beruntung sang sopir sempat berhasil keluar sebelum angkot tertemper kereta tersebut.[16] Akibatnya, beberapa perjalanan KRL mengalami pengalihan sehingga terjadi penumpukan penumpang di Stasiun Bogor dan sejumlah stasiun lainnya.[17]

Galeri

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  3. ^ Sugiana, A.; Lee, Key-Seo; Lee, Kang-Soo; Hwang, Kyeong-Hwan; Kwak, Won-Kyu (2015). "Study on Interlocking System in Indonesia" (PDF). Nyeondo Hangugcheoldohaghoe Chungyehagsuldaehoe Nonmunjib (Korean Society for Railway) (46). 
  4. ^ Maharani, Aisyah Sekar Ayu (2022-05-30). Alexander, Hilda B, ed. "Mulai 1 Juni, Penumpang Kereta Pangrango Bisa Naik dari Stasiun Bogor". Kompas.com. Diakses tanggal 2022-06-01. 
  5. ^ a b c d e f Murti Hariyadi, Ibnu; Basir, Ekawati; Pratiwi, Mungki Indriati; Ubaidi, Ella; Sukmono, Edi (2016). Arsitektur Bangunan Stasiun Kereta Api di Indonesia. Jakarta: PT Kereta Api Indonesia (Persero). hlm. 1 – 14. ISBN 978-602-18839-3-8. 
  6. ^ Aegi, ed. (2009-11-05). "Menggali Jejak Stasiun Batavia Noord dan Batavia Zuid". Kompas.com. Diakses tanggal 2020-06-15. 
  7. ^ Lohanda, Mona. (2007). Sejarah para pembesar mengatur Batavia (edisi ke-Cet. 1). Depok: Masup Jakarta. ISBN 978-979-25-7295-7. OCLC 225750927. 
  8. ^ Burgerlijke Openbare Werken (1896). Statistiek van het vervoer op de spoorwegen en tramwegen met machinale beweegkracht in Nederlandsch-Indië. Batavia: Landsdrukkerij. 
  9. ^ Nusantara., Tim Telaga Bakti; Indonesia., Asosiasi Perkeretaapian (1997). Sejarah perkeretaapian Indonesia (edisi ke-Cet. 1). Bandung: Angkasa. ISBN 9796651688. OCLC 38139980. 
  10. ^ Staatsspoorwegen (1932). Staatsspoorwegen in Nederlandsch-Indië: Jaarstatistieken over de jaren 1931 en 1932. Burgerlijke Openbare Werken. 
  11. ^ Tjandrasasmita, U. (2000). Sejarah perkembangan Kota Jakarta. Jakarta: Dinas Museum dan Pemugaran. 
  12. ^ a b Pratiwi, R.; Soviana, N.; Sudarsih, A. (2014). "Bogor (BOO): Stasiun Buitenzorg Lama dan Baru". Majalah KA. 97: 22–24. 
  13. ^ "Terintegrasi dengan Alun-Alun Kota Bogor, Pintu Timur Stasiun Dibuka". Republika Online. 2021-12-19. Diakses tanggal 2022-05-31. 
  14. ^ Reitsma, S.A. (1925). Buku Peringetan dari Staatsspoor-en-Tramwegen di Hindia-Belanda. Weltevreden: Topografische Inrichting. 
  15. ^ Grafik Perjalanan Kereta Api pada Jaringan Jalur Kereta Api Nasional di Jawa Tahun 2023 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian. 14 April 2023. Diakses tanggal 12 Mei 2023. 
  16. ^ Susanti, Linna (2022-08-30). Budiman, Budisantoso, ed. "Angkot rem blong terguling tertabrak kereta api Bogor". ANTARA News. Diakses tanggal 2022-09-01. 
  17. ^ Hakim, Rakhmat Nur, ed. (2022-08-30). "Angkot Tertabrak KRL di Antara Stasiun Bogor-Cilebut". Kompas.com. Jakarta. Diakses tanggal 2022-09-01. 

Lihat pula

sunting

Pranala luar

sunting
Stasiun sebelumnya   Lintas Kereta Api Indonesia Stasiun berikutnya
Cilebut Jakarta Kota–Bogor–
Padalarang
Bogor Paledang
menuju Padalarang