Ilmu pengetahuan Islam abad pertengahan

Revisi sejak 12 Maret 2019 05.39 oleh Pierrewee (bicara | kontrib) (+)

Ilmu pengetahuan Islam abad pertengahan adalah ilmu pengetahuan yang dikembangkan dan dipraktikkan pada masa Zaman Kejayaan Islam di bawah Umayyah Kórdoba, Abbadiyah Sevilla, Samaniyah, Ziyariyah, Buwayhiyah di Persia, Kekhalifahan Abbasiyah dan seterusnya, dengan rentang waktu sekitar tahun 800 hingga 1250. Pencapaian keilmuan Islam mencakup berbagai disiplin ilmu, terutama astronomi, matematika, dan kedokteran. Disiplin ilmu lain dari penelitian ilmiah termasuk alkimia dan kimia, botani, geografi dan kartografi, oftalmologi, farmakologi, fisika, dan zoologi.

Kopel Tusi, sebuah peranti matematika yang ditemukan oleh Nashiruddin ath-Thusi pada tahun 1247 untuk memodelkan pergerakan planet-planet yang tidak melingkar sempurna

Ilmu pengetahuan Islam abad pertengahan memiliki maksud praktis serta tujuan pemahaman. Sebagai contoh, astronomi berguna untuk menentukan Kiblat, arah yang dituju saat seorang Muslim mendirikan salat, botani memiliki penerapan praktis dalam pertanian, seperti dalam karya-karya Ibnu Bassal dan Ibnu al-'Awwam, dan geografi memungkinkan Abu Zayd al-Balkhi membuat peta yang akurat. Matematikawan Islam seperti al-Khwarizmi, Ibnu Sina, dan Jamshid al-Kāshī mengembangkan metode dalam aljabar, geometri, dan trigonometri. Para dokter Islam menjabarkan penyakit seperti cacar dan campak dan menantang teori medis Yunani klasik. Al-Biruni, Ibnu Sina, dan yang lainnya menjabarkan preparasi ratusan obat yang terbuat dari tumbuhan obat dan senyawa kimia. Fisikawan Islam mempelajari optika dan mekanika (serta astronomi) dan mengkritik pandangan Aristoteles tentang gerak.

Pentingnya ilmu pengetahuan Islam abad pertengahan telah diperdebatkan oleh para sejarawan. Pandangan tradisionalis berpendapat bahwa ilmu pengetahuan Islam kurang inovasi, dan terutama penting untuk menyampaikan pengetahuan kuno kepada Eropa abad pertengahan. Pandangan revisionis menyatakan bahwa ilmu pengetahuan Islam merupakan revolusi ilmiah. Apa pun argumennya, ilmu pengetahuan berkembang di seluruh daerah luas di sekitar Laut Tengah dan lebih jauh lagi, selama beberapa abad, di berbagai institusi.

Referensi

Sumber

Bacaan lebih lanjut

Pranala luar