Linda Sarsour
Linda Sarsour (lahir 1980)[1] adalah seorang aktivis politik Amerika Serikat (AS). Ia menjadi salah satu pemimpin Women's March 2017, Hari Tanpa Wanita 2017, serta Women's March 2017 2019, dan juga mantan direktur eksektif Asosiasi Arab Amerika New York. Ia dan para pemimpin Women's March lainnya termasuk dalam "100 Tokoh Paling Berpengaruh" tahun 2017 oleh majalah Time. Sarsour adalah seorang Muslim.
Linda Sarsour | |
---|---|
Lahir | 1980 (umur 43–44) New York City, Amerika Serikat |
Tempat tinggal | Bay Ridge, Brooklyn |
Almamater | |
Pekerjaan |
|
Dikenal atas | Salah satu pemimpin Women's March 2017 |
Ia pertama kali mendapat sorotan ketika menentang kegiatan polisi memata-matai Muslimin Amerika Serikat, dan setelah itu terlibat dalam banyak isu hak-hak sipil di AS seperti kebrutalan polisi, feminisme, kebijakan imigrasi, dan isu pemenjaraan di AS. Ia juga terlibat dalam demonstrasi gerakan Black Lives Matter dan merupakan penggugat utama dalam perkara hukum menentang legalitas larangan masuk yang dicoba diterapkan Donald Trump terhadap imigran dari negara Muslim. Aktivisme politiknya telah mendapat pujian dari sebagian kalangan liberal dan progresif di AS, sementara posisi dan komentarnya dalam isu Israel-Palestina ditentang sebagian kalangan konservatif dan Yahudi Amerika Serikat. Sarsour yang berasal dari keluarga keturunan Palestina aktif menjadi pendukung bangsa Palestina di daerah yang diduduki Israel, mengkritik Zionisme, dan mendukung kampanye Boycott, Divestment and Sanctions (BDS) terhadap Israel.
Asal
Sarsour lahir di Brooklyn, New York dan anak sulung dari tujuh bersaudara dalam sebuah keluarga imigran Palestina.[2] Ayahnya adalah pemilik sebuah pasar kecil di Crown Heights, Brooklyn yang bernama "Linda's".[2] Ia menghabiskan masa kecilnya di Sunset Park, Brooklyn, dan bersekolah di John Jay High Schoo di Park Slope.[3] Setelah SMA, ia mengikuti kuliah di Kingsborough Community College dan Brooklyn College dengan maksud menjadi guru bahasa Inggris.[4]
Aktivisme politik
Asosiasi Arab Amerika New York
Sarsour mulai terjun menjadi aktivis politik pada 2001, setelah Serangan 11 September di New York, AS, dengan mengadvokasikan hak-hak sipil Muslim di Amerika Serikat.[3][5] Tak lama sebelum serangan tersebut, Basemah Atweh, kerabat Sarsour dan pendiri Asosiasi Arab Amerika New York, memintanya untuk bergabung menjadi sukarelawan di organisasi tersebut.[1] Atweh, yang memiliki peran politik besar (tak umum di kalangan wanita Muslimah setempat), menjadi mentor Sarsour.[4]
Saat Sarsour dan Atweh pulang dari acara pembukaan Museum Nasional Arab Amerika di Dearborn, Michigan, mobil mereka ditabrak sebuah truk semi-trailer. Atweh tewas akibat luka yang dideritanya, dan dua penumpang lain menderita patah tulang. Sarsour, yang mengendarai mobilnya, tidak terluka serius.[1][4] Ia langsung kembali bekerja, mengatakan bahwa inilah tempat yang diinginkan Atweh untuknya.[1] Ia lalu terpilih menggantikan Atweh sebagai direktur eksekutif Asosiasi Arab Amerika New York. Saat itu ia berumur 25 tahun. Dalam beberapa tahun berikutnya, ia mengembangkan organisasi tersebut, dan anggaran organisasi itu meningkat dari $50.000 menjadi $700.000 per tahun.[1][4]
Sarsour mulai mendapat banyak sorotan ketika menentang tindakan polisi memata-matai kalangan Muslimin di AS.[3][5][6] Sebagai direktur Asosiasi Arab Amerika New York, ia mendorong disahkannya undang-undang daerah Community Safety Act di New York, yang mendirikan sebuah biro terpisah untuk meninjau kebijakan polisi dan memperluas cakupan definisi bias-based profiling di New York. Ia dan organisasinya mendukung undang-undang ini setelah melihat yang mereka anggap tindakan tidak adil oleh polisi di daerah setempat. Undang-undang ini berhasil disahkan walaupun ditentang Walikota Michael Bloomberg dan Kepala Polisi Raymond W. Kelly.[4] Sarsour juga berperan dalam sebuah kampanye yang berhasil melobi pemerintah untuk meliburkan sekolah negeri di Kota New York pada hari Idul Adha dan Idul Fitri sejak 2015.[3][7]
Menurut artikel New York Times pada tahun 2017, Sarsour telah bergelut dengan isu seperti kebijakan imigrasi, pemenjaraan massal, kebijakan penggeledahan di New York, dan operasi New York City Police Department (NYPD) memata-matai kalangan Muslim, sehinga ia "menjadi terbiasa menghadapi kritik-kritik berbau kebencian".[8]
Black Lives Matter
Setelah penembakan terhadap Michael Brown di Ferguson, Missouri, Sarsour turut serta mengorganisir demonstrasi Black Lives Matter ("Nyawa Orang Hitam Itu Penting", sebuah gerakan yang memprotes kekerasan dan rasisme terhadap kaum berkulit hitam). Sarsour ikut membentuk kelompok Muslims for Ferguson ("Muslimin untuk Ferguson") dan bersama aktivis-aktivis lain mengunjungi kota tersebut pada 2014.[4][9] Sejak peristiwa ini, ia banyak bekerja bersama Black Lives Matter (BLM).[3][10] Ia banyak menghadiri demonstrasi BLM serta sering muncuk di televisi menjadi narasumber tentang feminisme.[5]
Keterlibatan partai politik
Sarsour adalah anggota gerakan Sosialis Demokrat Amerika.[11] Pada 2016, ia mencalonkan diri sebagai anggota Komite tingkat County Partai Demokrat di Kings County, New York.[12] Ia tidak terpilih dan mendapat posisi ketiga.[13] Ia beberapa kali membicarakan aktivismenya dalam konteks membangun gerakan progresif di AS,[14] dan telah dipuji berbagai politisi dan aktivis kelompok liberal.[15] Pada 2012, di masa kepresidenan Barack Obama, Gedung Putih memberikan penghargaan Champion of Change (Juara Perubahan) kepada Sarsour.[3][5] Pada kampanye pemilihan presiden 2016, ia ikut berkampanye untuk Senator Bernie Sanders, bakal calon presiden dari Partai Demokrat.[15][16]
Memimpin Women's March
Women's March 2017
Women's March atau Pawai Perempuan 2017 diadakan sehari setelah pelantikan Donald Trump. Teresa Shook dan Bob Bland, pemrakarsa acara tersebut, merekrut Sarsour sebagai salah satu ketua acara tersebut.[17]Menurut Taylor Gee yang menulis untuk Politico, pada saat itu Sarsour telah dikenal sebagai "wajah resistansi" kontroversial terhadap Trump, dan menambahkan bahwa "untuk Sarsour, terpilihnya Trump terjadi setelah bertahun-tahun Sarsour membela orang-orang yang menjadi target kebencian Trump—bukan hanya wanita, tapi Muslim, imigran, dan orang berkulit hitam di Amerika. Hubungan Sarsour dengan para aktivis di seantero negeri ini membantunya dalam membangkitkan berbagai kelompok pada masa-masa penuh kelinglungan setelah pemilihan umum tersebut".[18] Sarsour aktif menentang kebijakan Trump melarang pendatang dari beberapa negara Muslim, dan menjadi penggugat utama dalam perkara hukum yang diajukan Council on American–Islamic Relations (CAIR) terhadap kebijakan tersebut.[3] Dalam gugatan tersebut (dinamakan Sarsour v. Trump), para penggugat berargumen bahwa kebijakan pelarangan ini harus dibatalkan karena dilakukan semata-mata untuk mencegah datangnya orang Muslim ke Amerika Serikat.[19]
Artikel ini perlu dikembangkan agar dapat memenuhi kriteria sebagai entri Wikipedia. Bantulah untuk mengembangkan artikel ini. Jika tidak dikembangkan, artikel ini akan dihapus. |
Referensi
- ^ a b c d e Mitter, Siddhartha (May 9, 2015). "Linda Sarsour's rising profile reflects new generation of Muslim activists". Al Jazeera America. Diarsipkan dari versi asli tanggal December 10, 2017. Diakses tanggal January 7, 2018.
- ^ a b Mishkin, Budd (July 26, 2011). "One On 1: Arab American Association Director Finds Time For It All". New York: NY1. Diarsipkan dari versi asli tanggal February 2, 2017. Diakses tanggal January 19, 2019.
- ^ a b c d e f g Chandler, Michael Alison (February 7, 2017). "March catapults Muslim American into national spotlight and social-media crosshairs". The Washington Post. Diarsipkan dari versi asli tanggal December 2, 2018. Diakses tanggal January 19, 2019.
- ^ a b c d e f Feuer, Alan (August 9, 2015). "Linda Sarsour Is a Brooklyn Homegirl in a Hijab". The New York Times. hlm. MB1. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 2, 2019. Diakses tanggal January 19, 2019.
- ^ a b c d Hajela, Deepti (January 26, 2017). "Attacks target Muslim-American activist after DC march". Associated Press. Diarsipkan dari versi asli tanggal February 3, 2019. Diakses tanggal January 19, 2019.
- ^ Harris, Paul (September 5, 2011). "Living with 9/11: the Muslim American". The Guardian. Diarsipkan dari versi asli tanggal September 13, 2018. Diakses tanggal January 19, 2019.
- ^ Botelho, Greg (March 4, 2015). "New York public schools to have Muslim holidays off". CNN. Diakses tanggal January 19, 2019.
- ^ Rosenberg, Eli (May 26, 2017). "A Muslim-American Activist's Speech Raises Ire Even Before It's Delivered". The New York Times. ISSN 0362-4331. Diarsipkan dari versi asli tanggal August 3, 2017. Diakses tanggal July 23, 2017.
- ^ Hing, Julianne (October 24, 2014). "Facing Race Spotlight: Palestinian-American Activist Linda Sarsour". ColorLines. Race Forward. Diarsipkan dari versi asli tanggal December 13, 2018. Diakses tanggal January 19, 2019.
- ^ Gjelten, Tom (December 8, 2015). "Some American Muslims Irritated By Obama's Call For Them To 'Root Out' Extremism". NPR. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 18, 2018. Diakses tanggal January 19, 2018.
- ^ Kranish, Shoshana (August 8, 2017). "Democratic Socialists of America Votes to Support BDS on Shabbat". The Jerusalem Post. Diakses tanggal February 5, 2019.
- ^ "Primary Contest List" (PDF). Board of Elections City of New York. August 31, 2016. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal December 13, 2018. Diakses tanggal January 19, 2018.
- ^ "Statement and Return Report by Election District" (PDF). Board of Elections City of New York. September 13, 2016. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal May 5, 2017. Diakses tanggal May 25, 2017.
- ^ * Katinas, Paula (February 21, 2017). "Sarsour leaving post at Arab American Association of NY". Brooklyn Eagle. Diarsipkan dari versi asli tanggal October 2, 2018. Diakses tanggal January 19, 2019.
'We are in a critical moment as a country and I feel compelled to focus my energy on the national level and building the capacity of the progressive movement'
- Alter, Charlotte (January 20, 2017). "How the Women's March Has United Progressives of All Stripes". Time. New York: Time Inc. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 24, 2017. Diakses tanggal January 24, 2017.
'People are expecting us to show up at a march and talk about our bodies and our reproductive rights,' says co-chair Sarsour ... Instead, she says, 'we're bringing together all the progressive movements.'
- Walters, Joanna (January 14, 2017). "Women's March on Washington set to be one of America's biggest protests". The Guardian. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 25, 2019. Diakses tanggal January 19, 2019.
'We need to stand up against an administration that threatens everything we believe in, in what we hope will become one of the largest grassroots, progressive movements ever seen,' said Sarsour.
- Alter, Charlotte (January 20, 2017). "How the Women's March Has United Progressives of All Stripes". Time. New York: Time Inc. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 24, 2017. Diakses tanggal January 24, 2017.
- ^ a b Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaSales
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaNussbaum Cohen
- ^ Alter, Charlotte (January 20, 2017). "How the Women's March Has United Progressives of All Stripes". Time. New York. Diarsipkan dari versi asli tanggal November 12, 2018. Diakses tanggal January 19, 2019.
- ^ Gee, Taylor (September 2017). "Linda Sarsour: Activist and national co-chair of the Women's March". Politico. Diarsipkan dari versi asli tanggal September 10, 2017. Diakses tanggal January 19, 2019.
- ^ Ford, Matt (March 28, 2017). "How Trump's Travel Ban Could Still Be Upheld". The Atlantic. Diarsipkan dari versi asli tanggal October 29, 2018. Diakses tanggal January 19, 2019.