Buah naga
artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia. |
Buah naga (Inggris: pitaya) adalah buah dari beberapa spesies kaktus, yang paling penting dari genus Hylocereus. Buah ini berasal dari Meksiko, Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Buah ini juga dibudidayakan di negara-negara Asia seperti Taiwan, Vietnam, Filipina, dan Malaysia. Buah ini juga dapat ditemui di Okinawa, Israel, Australia utara dan Tiongkok selatan. Hylocereus hanya mekar pada malam hari.
Orang Cina kuno menganggap buah ini membawa berkah. Oleh sebab itu, buah ini selalu diletakkan di antara dua ekor patung naga berwarna hijau di atas meja altar. Warna merah buah jadi mencolok sekali di antara warna naga-naga yang hijau. Dari kebiasaan inilah buah itu di kalangan orang Vietnam yang menganut budaya Cina, lalu terkenal sebagai thang loy (buah naga). Thang loy-nya orang Vietnam ini kemudian diinggriskan di Eropa dan negara lain yang berbahasa Inggris sebagai dragon fruit.
dragon fruit ini bukan buah kaktus biasa yang kita kenal sebagai prickly pear, Opuntia ficus-indica itu. Tanaman penghasilnya ialah kaktus pemanjat Hylocereus undatus.Ia disebut pemanjat, karena batangnya memang memanjat batang tanaman lain ketika ia ditemukan pertama kali di tempat tumbuhnya yang asli di lingkungan hutan belantara yang teduh. Kalau ia dicabut dari tanah, ia masih hidup terus sebagai epifit, menyerap air dan mineral melalui akar udara pada batangnya di daerah atasan.Kaktus yang ini hidup asli di Meksiko (di sana disebut pitahaya), Amerika Tengah, dan Amerika Selatan bagian utara. Di sini ia dipanggil pitaya roja (pitaya merah). Sebagai hasil hutan, pitahaya dan pitaya sudah lama dimanfaatkan buahnya oleh orang Indian, tetapi selama itu tidak pernah diberitakan dalam media massa dunia
Pada tahun 1870, tanaman itu dibawa orang Prancis dari Guyana, Amerika Selatan bagian utara, ke Vietnam, sebagai tanaman hias. Pitahaya memang menarik. Batangnya saja sudah aneh, berbentuk segitiga. Mana ada tanaman yang berbatang segitigaKeanehan kedua ialah, durinya pendek sekali dan tidak mencolok, sampai mereka dianggap "kaktus tak berduri". Tetapi yang paling aneh ialah bunganya. Mekarnya mulai senja, kalau kuncup bunga sudah sepanjang 30 cm. Itulah saatnya kita mengundang para tetangga dan handai taulan pencinta bunga untuk menyaksikan mekarnya pitahaya. Boleh dikata dengan cepat, mahkota bunga bagian luar yang krem itu mekar pada pukul sembilan (kira-kira), lalu disusul mahkota bagian dalam yang putih bersih, meliputi sejumlah benangsari yang kuning. Bunga seperti corong itu akhirnya terbuka penuh pada tengah malam. Itulah sebabnya ia tersiar luas ke seluruh dunia sebagai night blooming cereus. Sambil mekar penuh ini, ia menyebar bau yang harum. Ternyata bau ini disebar ke seluruh penjuru angin malam, untuk menarik para kelelawar, agar sudi kiranya datang bertandang untuk menyerbuki bunga itu. Dalam gelap gulitanya hutan belantara malam, mata kelelawar memang kurang awas, tetapi hidungnya "tajam"
Eric Fernando 04:20, 12 Juni 2008 (UTC)