Halte Winongo

halte kereta api di Indonesia
Revisi sejak 28 Maret 2019 03.33 oleh AABot (bicara | kontrib) (Bot: Perubahan kosmetika)

Stasiun Winongo (WGO) adalah stasiun kereta api nonaktif yang berada di Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul. Stasiun ini secara de facto termasuk dalam Wilayah Aset VI Yogyakarta, namun tanah tempat stasiun ini berada sebagian sudah menjadi milik masyarakat dan sebagian milik PT Madu Baru.

Stasiun Winongo
Winongo
Eks-Stasiun Winongo. Emplasemen dan sepurnya sudah menjadi jalan kampung.
Lokasi
Koordinat7°50′25.0318″S 110°20′49.1669″E / 7.840286611°S 110.346990806°E / -7.840286611; 110.346990806
Operator
Letak
km 6+510 lintas Yogyakarta-Palbapang[1]
Layanan-
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Informasi lain
Kode stasiun
KlasifikasiIII/kecil[2]
Sejarah
Dibuka1895
Ditutup1973 (layanan umum) Pertengahan dekade 1980-an (angkutan tetes tebu)
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Stasiun ini dibangun sebagai bagian dari jalur kereta api lintas Yogyakarta–Srandakan–Sewugalur.[3] Stasiun ini dibuka pada tanggal 21 Mei 1895 bersamaan dengan pembukaan segmen Yogyakarta–Srandakan.[4]

Bangunan stasiun ini kemudian direnovasi dengan arsitektur bergaya 1950-an seperti halnya stasiun-stasiun lainnya di Daop VI. Stasiun ini dulu ditutup sejak tahun 1973 untuk layanan PJKA karena jalan raya diperlebar dan mobil makin banyak, kemudian diubah menjadi stasiun untuk angkutan tetes tebu Pabrik Gula Madukismo hingga pertengahan dekade 1980-an.[5]

Letak stasiun ini cukup strategis karena berada tak jauh dari Pabrik Gula Madukismo. Maka dari itu dibangunlah jalur cabang ke pabrik gula itu supaya gulanya bisa diangkut oleh kereta api. Pabrik Gula Madukismo sampai saat ini masih aktif meksipun tak sejaya dahulu.[6] Kini bangunan stasiun Winongo kini masih ada, namun kondisinya sudah rusak.

Bangunan ini sempat dijadikan rumah keluarga Atmopawiro. Dikisahkan pula, bahwa bangunan stasiun mengalami kerusakan parah akibat gempa Bantul 2006. Kemudian, warga berinisiatif memperbaiki bangunan dengan mengubah letak pintu yang seharusnya menghadap ke barat menjadi ke arah selatan. Sampai saat ini, bangunan stasiun Winongo dimanfaatkan sebagai karang taruna masyarakat setempat. Bangunannya kini sudah dimural.[7]

Jika berjalan ke arah selatan menyusuri jalan kampung, sebelum stasiun, terdapat Jembatan Winongo yang rel-relnya sudah dicor dengan semen.[8]

Galeri

Referensi

  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  3. ^ BPCB Yogyakarta, Kemendikbud: Sejarah Jalur Trem Yogyakarta-Brosot
  4. ^ Archiv Für Eisenbahnwesen. 58. 1935. 
  5. ^ "Napak Tilas Jalur Kereta Api Rute Yogyakarta – Palbapang (Bantul) | TeamTouring". teamtouring.net (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-10-21. 
  6. ^ "Penelusuran Sisa-Sisa Jalur Kereta Api Stasiun Winongo – Pabrik Gula Madukismo | TeamTouring". teamtouring.net (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-10-21. 
  7. ^ "Bekas Stasiun Winongo Bantul, Beralih Fungsi Menjadi Ruang Karang Taruna Warga | TeamTouring". teamtouring.net (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-10-21. 
  8. ^ "Bekas Jembatan Kereta Api Yang Melintas di Kali Winongo | TeamTouring". teamtouring.net (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-10-21. 
Stasiun sebelumnya     Lintas Kereta Api Indonesia   Stasiun berikutnya
Templat:KAI lines

7°50′25″S 110°20′49″E / 7.8402866°S 110.3469908°E / -7.8402866; 110.3469908{{#coordinates:}}: tidak bisa memiliki lebih dari satu tag utama per halaman