Jet Airways

perusahaan asal India

Jet Airways (India) Ltd. merupakan sebuah maskapai penerbangan swasta yang berbasis di Mumbai, India. Beberapa bulan yang lalu, tepatnya pada bulan Mei. Maskapai ini merayakan ulang tahun ke 21 tahun dengan keberhasilan dalam menghadapi krisis yang selalu muncul seperti pada tahun 1997 dan tahun 2008 lalu yang membuat seluruh pasar global lumpuh dan tampaknya, setelah belajar dari kesalahan dan pengalaman sebelumnya, maskapai ini terlihat lebih kuat dan hebat dengan jaringan rute ke 72 kota dunia menggunakan 100 lebih pesawat mereka yang baru dan tentunya mereka layak di beri penghargaan sebagai pelopor maskapai di India atas keberhasilan dan strategi mereka menghadapi kekejaman pasar di sana

Jet Airways
Berkas:Jet-Airways-Logo.gif
IATA ICAO Kode panggil
9W JAI JET AIRWAYS
Didirikan1 April 1992
Mulai beroperasi5 Mei 1993
Berhenti beroperasi17 April 2019 (25 Tahun)
Penghubung
Penghubung sekunder
Program penumpang setiaJet Privilege
Lounge bandaraJet Lounge
Anak perusahaan
Armada102
Tujuan68 (47 Domestik dan 21 Internasional)
SloganThe Joy of Flight
Perusahaan indukTailwinds Ltd
Kantor pusatMumbai, India
Tokoh utamaNaresh Goyal (CEO& Founder)
Situs webwww.jetairways.com

Sejarah

Dekade 1990-2000an: Awal Pendirian, Hilangnya Pesaing & Kemajuan

 
Boeing 737-400 Jet Airways dengan logo lama tahun 1993-2007.
 
Boeing 737-800 merupakan hasil dari keberhasilan Jet Airways dalam mencari celah pasar yang kosong di India.

Di amendemenkannya UU korporasi udara tahun 1953 oleh pemerintah pada tahun 1991, membuat banyak pengusaha dari keluarga terpandang di India mengambil kesempatan untuk terjun kedalam usaha penerbangan, hal itu tidak di mungkiri oleh Naresh Goyal yang merupakan salah satu pengusaha terkenal di sana memutuskan untuk mendirikan maskapai yang bernama Jet Airways. Pada awal operasionalnya, maskapai ini sangat berhati-hati dalam memilih pesawat yang nantinya akan digunakan untuk menerbangi rute di seputar India, dengan perhitungan yang cermat seperti jumlah bahan bakar, biaya operasional rute dan keuntungan rute sangat di butuhkan agar keuangan maskapai tetap stabil. Hal itu diwujudkan dengan di sewanya Boeing 737-300 sebanyak 4 armada dari Ansett Australia yang memiliki penggunaan bahan bakar terefisien saat itu dan resmi beroperasi pada 5 Mei 1993.

Beberapa bulan kemudian, beberapa maskapai swasta seperti ModiLuft, NEPC dan East-West Airlines yang berdiri atas izin dari pemerintah mulai mengiklankan layanan murah mereka, tetapi sayangnya hanya sedikit khalayak masyarakat yang tahu dan ingin terbang dengan maskapai baru tersebut dan diikuti dengan bangkrutnya maskapai Swasta yang ada tetapi, Jet Airways terus bertahan dan menikmati pasar India yang dibuka oleh pemerintah dengan menambah 2 armada Boeing 737-400 yang di sewa dari Malaysian Airlines pada bulan April 1994 sekaligus menjadikan mereka sebagai operator pertama di India. Hilangnya banyak pesaing membuat Jet menetapkan pangkalannya di Chhatrapati Shivaji/Mumbai untuk berkembang menjadi maskapai yang nantinya akan menjadi suatu hal yang membanggakan bagi India.

Pada bulan Desember 1996, Jet Airways menjadi maskapai swasta pertama di India yang membukukkan pembelian dengan Boeing sebanyak 10 armada yang terdiri dari Boeing 737-400 & Boeing 737-800 Next Generation, hal ini berkat satu faktor yang menentukan kesuksesan maskapai, yaitu tingkat layanannya, yang membuat maskapai Jet memiliki nilai tambah terhadap pelanggannya dan hal itu di buktikan dengan diadakannya pilihan makanan di kabin, program penerbangan rutin & In-Flight Shopping melalui JetMall dan sebagai tambahan, maskapai ini juga merawat armada mereka dengan maksud tetap berada pada level tertinggi, menyediakan penerbangan tepat waktu dan layanan kru yang ramah dan sopan, hal inilah yang membuat publik India merasa terdengar atas saran setelah hampir 40 tahun tanpa perubahan dan hal ini membuat pamor Jet Airways makin mengemuka di kancah Asia Selatan sebagai maskapai berkualitas.

Pada bulan Oktober 1998, Goyal dan Boeing berhasil mencapai kata "sepakat" untuk pengadaan pesawat Next Generation sebanyak 10 armada dengan pembayaran melalui Bank EksIm Amerika Serikat berserta jaminan, sementara itu di balik Jet Airways yang selalu meraih banyak kemajuan, justru maskapai penerbangan lain terus berjuang untuk mengisi kursi yang kosong dan hingga akhir millenium, maskapai ini menutup buku dekade 1990an dengan keuntungan yang terus meningkat dan diikuti dengan jumlah penumpang dan mempersiapkan rencana matang untuk menghadapi millenium yang baru.

Dekade 2000an-Sekarang: Masa Tenang, Krisis di India & Kebangkitan

 
Airbus A340-300 milik Jet Airways melintas di Bandar Udara Internasional London Heathrow.
 
Boeing 777-300ER Jet Airways baru saja mendarat di Bandar Udara Internasional London Heatrow.

Penyelengggaraan Pemilu Legislatif 2005 membuat suatu regulasi yang memberikan hak kepada maskapai swasta yang telah beroperasi selama lebih dari 5 tahun untuk terbang keluar dari India. Menanggapi hal itu, Jet Airways langsung meluncurkan penerbangan menuju London menggunakan Airbus A340-300 dan pada tahun 2007, maskapai melakukan re-branding dengan tambahan desain warna kuning pada depan fuselage pesawat bermotif pita dan tampilan resmi diperkenalkan pada armada terbaru Boeing 777-300ER.

Saat itu juga, maskapai ini juga mengalami kebangkitan jaringan rute di area Teluk Arab & Asia Tenggara dan penetapan pangkalan pertama maskapai di Eropa, tepatnya di Brussel sebagai titik transit rute trans-atlantik, sementara itu di pasar domestik, maskapai ini menghadapi permasalahan yang berbeda untuk dihadapi seperti munculnya pesaing baru seperti Air Deccan yang yang mencoba konsep tanpa embel-embel, maskapai ini mengakuisi Air Sahara sebanyak AS$340 Juta dan di bentuk ulang sedemikian rupa hingga menjadi maskapai low-cost carrier yang bernama JetLite dan terbukti bagi Jet Airways yang terus berkembang dan membuat mereka menjadi terbaik, jauh melebihi kedua maskapai nasional.

Pada tahun 2008, krisis finansial yang terjadi pada awal tahun tersebut juga melanda India dan secara otomatis membuat kelumpuhan ekonomi secara masif, tidak luput dengan Jet Airways, menyebabkan dampak besar-besaran seperti pemotongan rute, pengurangan frekuensi penerbangan & penghapusan armada pesawat yang besar dan secara nyata Jet dilaporkan merugi sebanyak AS$ 120 Juta dan barulah 4 tahun kemudian maskapai ini mendapatkan laba bersih sebesar AS$ 45 Juta di K1 dan keuntungan ini mengubah nasib maskapai ini.

Jelas seusai menghadapi krisis tersebut, maskapai ini berusaha melakukan penyederhaan operasional baik dari rute, armada dan kru. Maskapai ini telah belajar dalam menghadapi berbagai krisis yang datang dan membuat sifat Jet terus berkembang untuk menjadi bijaksana dalam operasionalnya.

Code Sharing Agreement & Kota Tujuan

Jet Airways melayani 68 rute dunia di 18 negara di 4 benua besar [1] dan menjalin Code Sharing Agreement dengan beberapa maskapai seperti[2]:

Pranala luar

Catatan kaki

"JET files suit for 500Cr"Agarwal Today Report