Gunung Kawi (film)
Film Gunung Kawi adalah sebuah film Indonesia bergenre Horor komedi. Dibintangi oleh aktor senior Roy Marten, dan sejumlah aktor muda lainnya, yang mengangkat kisah bahaya 'Pesugihan' yang dilakukan oleh pak Drajat (diperankan Roy Marten.
Gunung Kawi (film) | |
---|---|
Sutradara | Nayato Fio Nuala |
Produser | Shankar RS |
Ditulis oleh | Erry Sofid |
Pemeran | Rayn Wijaya, Jordi Onsu, Maxime Bouttier, Laras Syerinta, Roy Marten, Roro Fitria, Yova Gracia, Lawra Incha, Indra Birowo |
Perusahaan produksi | |
Tanggal rilis | 15 Februari 2017 |
Durasi | 80 menit |
Negara | Indonesia |
Bahasa | Bahasa Indonesia |
Pemeran
Film Gunung Kawi dibintangi aktor senior Roy Marten (yang memerankan tokoh Drajat), Indra Birowo (Sarwono), Yoes Astawan (Mbah Kawi), serta beberapa pendatang baru, seperti Roro Fitria (Roro), Lawra Incha (Bella), Shalimar Malik (Shalimar), Jordi Onsu (Vieuw), Ryan Wijaya (Rian), Reymon Knuliqh (Jono), Maxime Bouttier (Adit), Yova Gracia (Indah), dan Laras Syerinta (Rebecca). Seluruh artis berada dalam naungan Headline and Stage Management.
Pembuatan film diproduseri Shanker R.S, pemilik Indika Entertainment. Perusahaan pembuat film ini kerap memproduksi film bergenre horor.
Sinopsis
Sinopsis film dibuat Erry Solid. Dalam sinopsis digambarkan Gunung Kawi menjadi tempat praktek pesugihan sekaligus tempat persekutuan manusia dengan makhluk gaib, seperti hantu dan tuyul. Ada penyebutan krupuk tuyul di dalam sinopsis. Selain itu, sosok Mbah Kawi digambarkan sebagai sosok angker.[1]
Digambarkan pula pohon dewandaru yang ada di lokasi pesarean merupakan lokasi paling mustajab bagi siapa pun yang ingin melakukan meditasi maupun bertapa sebagai proses lelaku pesugihan yang diinginkan. Lalu digambarkan jin Gunung Kawi murka dan meneror orang mencuri daun dewandaru.
Ryan (17), merasa prihatin akan kondisi Drajat (46), ayahnya sendiri. Ryan melihat bahwa perilaku ayahnya akhir-akhir mulai berubah, dan perubahan itu membuat Ryan merasa khawatir. Pak Drajat mengeluarkan sifat-sifat yang tidak biasa bagi Ryan, seperti memiliki pola makan yang diluar kewajaran. Ayahnya mulai memakan tanah, berbicara pada diri sendiri, dan memakan kulit buah-buahan tapi membuang buah yang seharusnya dimakan. Tampak sekali ayahnya seperti menunjukkan gejala orang stress.[2]
Ada Bella (20), sepupunya Ryan, mengetahui hal tersebut dari Ryan. Setelah melihat sendiri kondisi omnya, Bella pun tampak mulai khawatir. Bella berinsiatif untuk ikut membantu Ryan dengan mengawasi kondisi pak Drajat.[2] Disaat menjaga pak Djarat, Bella pernah hampir akan dibunuh, karena pak Drajat mengira bahwa Bella adalah orang yang telah meninggal dunia.[2]
Keanehan yang terjadi pada tingkah laku pak Drajat bermula sejak sebuah pabrik rokok miliknya telah jatuh bangkrut. Padahal, dia telah mengelola pabrik itu selama berpuluh-puluh tahun.[2] Tidak hanya sekedar menjadi pemimpin, pabrik tersebut juga merupakan pabrik kebanggaan tersendiri bagi pak Drajat. Kebangkrutan inilah yang menjadi bencana besar bagi karir pal Djarot.[2] Namun, sebelum kesuksesan itu, ada sebuah kisah lama yang tidak diketahui oleh Ryan.
Suatu saat, tanpa sengaja, Ryan menemukan beberapa foto milik pak Drajat. Di dalam foto itu, tampak pak Djarat sedang bersama seorang kakek, dan lokasi foto tersebut diambil di kawasan Gunung Kawi. Ryan juga menemukan beberapa berkas yang menunjukkan bahwa ayahnya telah terlibat praktek Pesugihan. Di Gunung Kawi-lah, lokasi pesugihan itu diadakan. Ryan merasa kaget, dan akhirnya mendiskusikan perihal tersebut denga sepupunya Bella. Setelah berbincang dan mengambil keputusan, Ryan pergi ke Gunung Kawi untuk mencari berbagai petunjuk, apakah perilaku ayahnya disebabkan oleh hal itu.[3] Ryan tidak pergi sendirian, dia mengajak teman-temannya untuk membantunya, mereka adalah Adit, Yofa, Jordi, Jono dan Rebecca.[3]
Setelah tiba di kawasan Gunung Kawi, mereka bertemu dengan seseorang bernama mbah Kawi. Melalui mbah Kawi inilah, Ryan mengetahui apa yang dilakukan ayahnya puluhan tahun lalu yang berakhir pada pelanggaran Pesugihan, hingga pak Drajat bangkut dan dihantui oleh hal-hal mistis.[3]
Pak Drajat telah meminta ilmu pesugihan kepada mbah Kawi. Mbah Kawi mengatakan kepada Ryan bahwa ayahnya telah melakukan kesalahan dan melanggar sebuah perjanjian persekutuan ayahnya dengan jin di Gunung Kawi. Hal itulah penyebab usaha pabrik rokok ayahnya bangkrut dan dia juga diteror oleh hantu gentayangan, korban tumbal pak Drajat kepada para jin. Itulah alasan mengapa pak Drajat menjadi orang stres dan selalu berhalusinasi.[3]
Untuk menghentikan kegilaan pak Drajat, mbah Kawi akhirnya memberikan sebuah jimat sebagai penangkal. Ryan telah memohon kepada mbah Kawi agar sudi menolong ayahnya dan mengabulkan permohonannya. Namun hal lain terjadi, ketika mereka berada dikawasan tersebut, Ryan, Jordi, Adit, Yofa, Jono dan Rebecca, juga merasakan hal-hal mistik disaat mereka hendak pulang.[2]
Kontroversi
Penolakan Warga
Ternyata proses pembuatan film ini tidak berjalan dengan baik, hal ini terkait penolakan sejumlah warga di desa Wonosari, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang, provinsi Jawa Timur. Mereka melakukan penolakan atas semua rencana pembuatan film yang berjudul 'Gunung Kawi' ini. [4] Seorang juru kunci di 'Pesarean Gunung Kawi' yaitu Tjandra Jana, dan juru kunci (keluarga besar pengelola) 'Pesarean Eyang Jugo' atau lebih dikenal Kiai Zakaria, turut serta melakukan penolakan syuting film ini, dengan alasan bahwa di lokasi syuting terdapat makam 'aulia' (orang suci), makam wali, dan makam para syiar agama [|Islam]].[4]
Selanjutnya, Jana juga menjelaskan bahwa cerita yang terkandung dalam film ini, disinyalir melecehkan akan keberadaan 'Pesarean Gunung Kawi'. Maksudnya adalah bahwa lokasi Gunung Kawi digambarkan sebagai tempat untuk melakukan sebuah pesugihan, padahal pesugihan sendiri sangat lekat akan kegiatan musryik ntuk mencari jodoh dan juga kekayaan. Sehingga, Citra negatif terhadap Gunung Kawi akan muncul.[4]
Jana mengetahui rencana pembuatan dan sinopsis film Gunung Kawi dari keponakannya pada Kamis pekan lalu. Sang keponakan sedang berada di sebuah hotel di Malang dan menerima tamu dari Jakarta. Si tamu kemudian bercerita akan menggarap film Gunung Kawi. Jana dan beberapa kawan lalu mencari informasi lebih lengkap terkait pembuatan film itu, termasuk sinopsisnya. Caranya dengan membuka website rumah produksi pembuat film itu.
Pihak kepala Desa Wonosari, yakni Kuswanto turut mengatakan bahwa rencana syuting film 'Gunung Kiwi' belum mendapatkan lapor dari pihak terkait. Kuswanto menilai bahwa setidaknya Kru atau yang terlibat kedalam proses syuting harus meminta izin untuk melakukan kegiatan itu. Kuswanto juga mengatakan bahwa wilayah Gunung Kawi merupakan tempat yang sakral, sudah sepatutnya semua pihak mengetahui akan hal tersebut.[4]
Syuting Tetap Jalan
Meskipun penolakan terjadi dari berbagai pihak, produser film Shankar RS tetap melanjutkan proses syuting. Shankar menjelaskan bahwa latar belakang lokasi ini harus diadakan dilokasi asli, dimana banyak orang melakukan pesugihan ditempat tersebut.[5] Shankar juga mengatakan sebuah fakta: bahwa 100 orang kaya di Indonesia, 10 diantara pernah melakukan pesugihan ke Gunung Kawi.[5]
Niat baik dalam pembuatan film juga menjadi alasan kuat Shankar meneruskan syuting di Gunung Kawi.[5] Tepatnya lokasi syuting diadakan di Keraton Gunung Kawi yang berjarak sekitar 2 km dari lokasi awal syuting di desa Wonosari. Syuting juga dilakukan secara berkala dan terkesan diam-diam, guna menghindari penolakan warga Malang. Sebab, penolakan juga telah tersebar di wilayah sekitar dan telak membuat Spanduk besar yang berisi penolakan diadakannya syuting tersebut.[6]
Proses produksi film di Kabupaten Malang ini dikerjakan dalam rentang waktu bulan Juli hingga bulan Agustus 2016, setelah melakukan syuting pertama di kawasan Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok,Tangerang, Bekasi, terlebih dahulu dikerjakan pada bulan Mei. Dan proses pengambilan gambar dikerjakan hingga akhir bulan Agustus 2016, selanjutnya rilis pada tanggal 15 Februari 2017.[4]
Referensi
- ^ "Gunung Kawi 2017". www.skenariofilm.com. Diakses tanggal 24 April 2019.
- ^ a b c d e f "Gunung Kawi". www.analisadaily.com. Diakses tanggal 24 April 2019.
- ^ a b c d Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaSINOPSIS
- ^ a b c d e "Penduduk Tolak Rencana Pembuatan Film Horor Gunung Kawi". www.seleb.temlo.co. Diakses tanggal 24 April 2019.
- ^ a b c "Alasan Produser Film Gunung Kawi Memaksa Syuting di Lokasi Pesugihan". www.m.tabloidbintang.com. Diakses tanggal 24 April 2019.
- ^ "Kecoh Warga, Keraton Gunung Kawi Jadi Lokasi Syuting Film Horor". www.beritajatim.com. Diakses tanggal 24 April 2019.