Kereta api Argo Bromo Anggrek

layanan kereta api di Indonesia

Kereta api Argo Bromo Anggrek (atau disebut juga Argo Anggrek) adalah kereta api kelas eksekutif plus dan luxury yang dioperasikan oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero) di Pulau Jawa dengan jurusan Stasiun Gambir (GMR)-Stasiun Surabaya Pasarturi (SBI) dan sebaliknya.

Kereta api Argo Bromo Anggrek
Berkas:New Papan Nama KA Argo Anggrek khas Daop 8.png
KA 1 Argo Anggrek dengan rangkaian terbarunya.

Kereta api Argo Bromo Anggrek
Peta
Informasi umum
Jenis layananKereta api cepat
StatusBeroperasi
Daerah operasiDaerah Operasi VIII Surabaya
PendahuluJS950 Argobromo (1995-2001)
Mulai beroperasi
  • 31 Juli 1995 (sebagai JS950 Argobromo)
  • 24 September 1997 (sebagai KA Argo Bromo Anggrek)
Operator saat iniPT Kereta Api Indonesia
Jumlah penumpang harian2.900 penumpang per hari (rata-rata)[butuh rujukan]
Lintas pelayanan
Stasiun awalSurabaya Pasarturi
Jumlah pemberhentianLihatlah di bawah.
Stasiun akhirGambir
Jarak tempuh705 km
Waktu tempuh rerata9 jam (rata-rata normal)
Frekuensi perjalananDua kali pergi pulang sehari
Jenis relRel berat
Pelayanan penumpang
KelasEksekutif Plus dan Luxury
Pengaturan tempat duduk
  • 50 tempat duduk disusun 2-2, reclining and revolving seat, ada sandaran kaki (lihat dibawah).
  • 18 tempat duduk disusun 1-1, reclining seat and model tempat tidur (luxury)
Pengaturan tempat tidurAda di Kereta Makan (khusus Kru)
Fasilitas restorasiAda, dapat memesan sendiri makanan di kereta makan yang tersedia.
Fasilitas observasiKaca panorama dupleks dengan blinds dan lapisan laminasi isolator panas
Fasilitas hiburanAda
Fasilitas bagasiAda, baik Bagasi diatas kursi penumpang maupun Kereta Bagasi
Fasilitas lainLampu baca, toilet, alat pemadam api ringan, rem darurat, AC, dan peredam suara
Teknis sarana dan prasarana
Lebar sepur1.067 mm
Elektrifikasi-
Kecepatan operasional80 s.d. 100 km/jam
Pemilik jalurDitjen KA, Kemenhub RI
Nomor pada jadwal1-4
Peta rute
Templat:GMR-SBI

Kereta api ini diresmikan pada 24 September 1997; merupakan kereta api yang terkenal karena memiliki kereta spesial dengan bogie K9 pada awal pengoperasiannya. Kereta api ini menempuh perjalanan sejauh 720 km selama 9 jam. Kereta api ini biasanya membawa 8 kereta kelas eksekutif dan 1 kereta kelas luxury. Sepanjang perjalanannya hanya berhenti di Stasiun Semarang Tawang, Pekalongan (untuk perjalanan pada pagi hari), Cirebon, dan Jatinegara (untuk perjalanan menuju Stasiun Gambir).

Etimologi

Nama Argo Bromo diambil dari nama gunung yang berada di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Jawa Timur. Panorama Wisata Gunung Bromo yang memiliki ketinggian 2.392 m ini selain menyimpan makna ritual kultural dan religius juga menyajikan keindahan kawah dan keasrian alam lingkungannya yang membuat kawasan Gunung Bromo menjadi sangat terkenal dan menjadi salah satu tujuan wisata utama turis domestik maupun mancanegara. Sebutan Anggrek digunakan untuk menandai adanya "derivative brand" dari produk sebelumnya, sehingga warna eksterior kereta tersebut disesuaikan dengan paduan warna setangkai bunga anggrek.

Sejarah pengoperasian

Sejarah pengoperasian awal (1997-2010)

 
Logo lama KA Argo Bromo Anggrek.
F
40
9

Sejarah kereta api berkelajuan tinggi di Indonesia diawali dengan diluncurkannya kereta api Argo Bromo JS-950 yang diresmikan pertama kali perjalanannya oleh Presiden RI pada tanggal 31 Juli 1995, menandai Hari Teknologi Nasional 12 Agustus 1995. JS-950 berarti kereta api rute Jakarta-Surabaya dengan waktu tempuh 9 jam yang diluncurkan pada peringatan 50 tahun kemerdekaan Republik Indonesia.[1] Kereta api Argo Bromo bersama dengan kereta api Argo Gede merupakan kereta api eksekutif argo pertama di Indonesia.

Selanjutnya, pada tanggal 24 September 1997, Perusahaan Umum Kereta Api (Perumka) meluncurkan kereta api baru dengan menggunakan rangkaian kereta ber-bogie K9 yang beroperasi hingga saat ini, yaitu kereta api Argo Bromo generasi kedua, atau yang lebih dikenal dengan Argo Bromo Anggrek, dengan tarif sebesar Rp150.000,00. Kereta api Argo Bromo Anggrek ini mengusung jargon "JS-852", yakni Jakarta–Surabaya ditempuh selama kurang lebih 8 jam 30 menit dan dioperasikan untuk memperingati 52 tahun kemerdekaan Indonesia.[2]

Pada zamannya, kereta api ini adalah kereta unggulan dari PT Kereta Api Indonesia, dengan kereta yang lebih bagus dari yang lainnya, yang merupakan buatan PT INKA (Persero), Madiun, pada tahun 1997 dan 2001. Fasilitasnya juga lebih baik dari kereta eksekutif lain, seperti legrest (sandaran kaki), toilet yang lebih bagus, pintu masuk otomatis, dan lainnya.

Kereta ini adalah satu-satunya yang menggunakan bogie tipe K9/CL243 bolsterless, yaitu bogie yang dikembangkan bersama Alstom dari Prancis, yang terkenal nyaman dan menggunakan suspensi udara, serta mampu berlari hingga 120 km/jam, dengan kode jenis kereta seperti tergambar pada tabel di samping (F: laju maksimum 120 km/jam, 40: 40 ton, 9: Bogie tipe K9). Dengan demikian penomoran rangkaian Argo Bromo Anggrek adalah K1-979xx (K1 0 97 xx) dan K1-20019xx (K1 0 01 xx)

Pada masa-masa awal pengoperasiannya, Kereta api Argo Bromo Anggrek pernah memiliki kelas Super Eksekutif (penomorannya diawali dengan KZ), yang dioperasikan selama beberapa waktu. Kereta KZ memiliki fasilitas yang lebih dari kelas eksekutif biasa, yaitu dengan adanya komputer dan kursi yang lebih lega. Kereta api ini juga diutamakan di setiap persilangan. Namun, kiprah kereta KZ ini tidak bertahan lama karena pada akhirnya kereta kelas ini kembali diubah menjadi kereta eksekutif pada umumnya.

Kereta api ini sempat berjalan bersama dengan pendahulunya, JS-950 Argo Bromo (non-Anggrek) hingga berhenti beroperasi awal dekade 2000-an seiring kebijakan rasionalisasi yang dilakukan oleh PT KA. Sejak dihapusnya kereta api JS-950 Argo Bromo, rangkaian keretanya dihibahkan kepada KA Bima.

Rangkaian ini juga sempat mengalami sekali retrofit di PT INKA sekitar 2000-an akhir dan itu mengubah warnanya dari pink menjadi ungu, meskipun tidak semua kereta Anggrek K9 ini mengalami proses retrofit.

Penarikan kereta Anggrek K9 (2010-2011)

 
Kereta api Argo Bromo Anggrek melintas langsung Stasiun Kalibodri.
(Kredit: Karyadi Baskoro)

Tetapi sayangnya, dalam pengoperasiannya, kereta ini sering mengalami kecelakaan, seperti anjlokan. Hal ini disebabkan bogie K9 yang sensitif terhadap kondisi rel di Indonesia, juga terhadap belokan. Apalagi, rangkaian ini kerjanya berlebihan serta jumlahnya terbatas, dan jeda istirahat rangkaian ini di stasiun tujuan sejak tiba di tujuan hingga diberangkatkan kembali sangat terbatas (khususnya pada saat kereta ini awal beroperasi pada tahun 1997 hingga 2001, sebelum kedatangan kereta api Argo Bromo Anggrek batch 2001).

Karena seringnya kecelakaan itulah, Departemen Perhubungan Indonesia menginstruksikan PT Kereta Api untuk menarik seluruh kereta kelas Anggrek ini mulai Desember 2010,[3] dan akhirnya KA Argo Bromo Anggrek menggunakan kereta eksekutif biasa untuk sementara waktu. Rangkaian itu dipinjam dari kereta api Sembrani eksekutif (seperti) pesawat.

Rangkaian Anggrek K9 juga pernah dipakai oleh Argo Muria dan dipinjam oleh Argo Lawu dan Sindoro; namun kini KA Argo Muria dan Argo Lawu kembali menggunakan rangkaian eksekutif biasa, khususnya untuk Argo Lawu yang sering mengalami anjlok saat masih menggunakan kereta Anggrek K9. Sementara Argo Sindoro juga kembali menggunakan kereta eksekutif biasa sejak ditariknya kereta Anggrek K9 dan tidak lagi menggunakan kereta Anggrek K9 ini lagi sejak saat itu.

Kereta api Argo Bromo Anggrek "Go Green" (2011-2015)

Setelah KA kelas Anggrek ditarik dari peredaran, PT INKA Madiun selaku pembuat kereta ini pun melakukan perbaikan total terhadap kereta ini, yang dilakukan di pabriknya di Madiun. Perbaikan yang dilakukan adalah memperbaiki bogie kereta (bogie K9 berubah nama menjadi K9 Re-Engineering [RE])[4], lalu perbaikan interior dan eksterior, dan yang paling menonjol adalah perbaikan toilet menjadi toilet ramah lingkungan, dengan menambahkan kotak penampungan karena sebelumnya limbah kotoran dibuang langsung ke rel. Namun, yang disayangkan adalah tidak adanya legrest pada kereta "Go Green" ini.[5]

Perbaikan eksterior juga bekerja sama dengan Balai Yasa Gubeng, Surabaya. Rangkaian KA tersebut bergaris hijau di sepanjang bodinya dengan tulisan kapital Go Green dalam rangka kampanye lingkungan bersih dan hijau.

Karena tidak semua kereta diretrofit di PT INKA Madiun, seringkali ada bagian dari kereta ini yang belum memakai KA sekelas Anggrek, atau bahkan satu rangkaian menggunakan kereta eksekutif biasa mengingat di era livery ini, ketersediaan kereta kelas Anggrek "Go Green" kurang mencukupi. Jika KA biasa akan disambungkan dengan KA bogie K9 RE, maka tidak boleh ditaruh di tengah-tengah rangkaian, karena akan mengganggu kerja bogie K9 RE, yang dikendalikan dari kereta pembangkit.

Kereta api Argo Bromo Anggrek Livery "Kesepakatan/Airline" (2015-2019)

Memasuki tahun 2015, kereta api Argo Bromo Anggrek mulai menjalani pemeliharaan akhir (PA) di Balai Yasa Surabaya Gubeng, dan telah menggunakan livery terbaru yang diberi nama "Airline" atau "Kesepakatan", yang saat ini sudah digunakan di KA Jayabaya. Lalu, beberapa kereta Argo Bromo Anggrek yang lama tidak beroperasi sejak ditarik ke INKA juga telah menjalani serangkaian retrofit di PT INKA Madiun dan juga menggunakan livery kesepakatan, dan dapat menambah armada Argo Bromo Anggrek yang di era livery "Go Green" sering kekurangan kereta Anggrek K9, yang menyebabkan terkadang kereta eksekutif biasa ikut disambungkan. Kereta Anggrek K9 yang mengalami retrofit di PT INKA Madiun pada tahun 2015 ini terdiri dari 2 kereta pembangkit (P), 3 kereta makan kelas eksekutif (M1), dan 17 kereta kelas eksekutif (K1).

Namun sayangnya setelah retrofit kereta ini di PT INKA, terjadi penurunan fasilitas sarana, seperti pintu otomatis di dalam kereta yang menjadi manual, pintu geser di luar kereta menjadi pintu biasa seperti kereta-kereta pada umumnya, dan tidak adanya sandaran kaki, sama seperti kereta keluaran tahun 2015 lainnya.

Meski demikian, beberapa kereta yang tidak diretrofit di PT INKA masih menggunakan pintu otomatis, serta pada pertengahan 2016, sepuluh kereta eksekutif Argo Bromo Anggrek telah mengalami retrofit baik interior dan eksterior sehingga menyerupai Kereta Eksekutif New Image 2016. Beberapa fitur yang ditambah setelah mengalami modifikasi adalah: tirai jendela yang sudah berubah dari tirai geser menjadi tirai mirip pesawat, serta sandaran kaki pegas yang bisa dilipat. Khusus seri tertentu seperti K1 0 97 12 SBI, fasilitas pintu otomatis bagian dalam masih tersedia.

Mulai tahun 2017, kereta api Argo Bromo Anggrek yang sempat menjalani retrofit besar-besaran di INKA pun mulai menjalani Pemeliharaan Akhir di Balai Yasa Gubeng. Mulai 2018, layanan kereta ini ditambahkan kelas luxury (bisa dikategorikan pula sebagai sleeper).

Kereta api Argo Bromo Anggrek "Stainless Steel" (2019-Sekarang)

Pada 2019 Dipo Induk Surabaya Pasarturi (SBI) mendapat rangkaian baru K1 2019 Stainless Steel 2 trainset untuk KA Argo Bromo Anggrek akan tetapi karena KA Argo Bromo Anggrek minimal membutuhkan 3 transet sehingga 1 rangkaian masih menggunakan K9 ( K1 0 97 xx dan K1 0 01 xx). Pada akhirnya untuk memenuhi trainset Argo Bromo, pada bulan April trainset 19 Kereta Stainless Steel tahun 2018 milik Dipo Induk Semarang Poncol ( K1 0 18 109 - K1 0 18 118, M1 0 18 19 dan P 0 18 19 SMC) dimutasi ke Dipo Induk Surabaya Pasarturi. Sedangkan sebagian trainset ex-Argo Bromo Anggrek (K1 0 97 xx SBI dan K1 0 01 xx SBI) dimutasi ke Dipo Induk Semarang Poncol (SMC) untuk digunakan KA Argo Sindoro

Rangkaian

Kereta api Argo Bromo Anggrek sejak awal beroperasinya pada tahun 1997 menggunakan rangkaian yang khas, karena ukurannya yang besar dan bulat dengan kaca yang menyambung dan pintu masuk keretanya yang menggunakan tombol dan bekerja secara otomatis. Rangkaian untuk kereta Argo Bromo Anggrek dibuat pada tahun 1997 dan 2001. Selain kenyamanannya yang melebihi kereta eksekutif lain pada zamannya, kereta api ini juga dilengkapi dengan teknologi tercanggih, seperti bogie K9 yang menggunakan suspensi udara dan juga rem cakram. Meskipun begitu, seiring waktu hingga saat ini, kereta api ini mengalami penurunan pelayanan hingga akhirnya fasilitasnya sama saja dengan kebanyakan kereta eksekutif lainnya.

Pada tahun 2018, kereta eksekutif luxury (sleeper) yaitu kereta dengan kursi yang bisa disetel seperti tempat tidur pun mulai dirangkaikan pada kereta api Argo Bromo Anggrek.

Pada tahun 2019, rangkaian kereta api Argo Bromo Anggrek menggunakan rangkaian terbaru Stainless steel tahun 2019 dan rangkaian 2018 ex-Argo Sindoro

Lokomotif penarik

Sebagai kereta unggulan, lokomotif penariknya adalah yang terbaru, di mana kereta ini ditarik CC203 sejak awal beroperasinya pada tahun 1997. Kemudian, saat CC204 generasi pertama ada, CC203 masih menjadi andalan karena jumlah CC204 generasi pertama yang tidak banyak, hanya 7 unit. Kemudian ketika CC204 generasi kedua beroperasi, CC203 dan CC204 generasi kedua bersama-sama menjadi andalan KA ini. Barulah mulai tahun 2013, CC206 menggantikan kedua jenis lokomotif tersebut. Sepanjang beroperasinya, KA ini selalu diprioritaskan untuk menggunakan CC206 sebagai lokomotifnya, sedangkan CC201, CC203, dan CC204 hanya sebagai lokomotif cadangan. Dengan adanya jalur ganda (double track) Jakarta-Surabaya via Pantura, sudah seharusnya kereta ini mampu menempuh jalur ini rata-rata selama 9 jam.

Fasilitas

Kereta api Argo Bromo Anggrek menyediakan sarana hiburan selama dalam perjalanan berupa tayangan audio/video (show on rail berupa TV). Selain sarana hiburan penumpang dapat juga memesan makanan dan minuman sesuai dengan menu pilihan yang disediakan dan bisa dinikmati baik di tempat duduk masing-masing maupun di kereta restorasi yang didesain sebagai mini bar. Semua ini sengaja didesain untuk membuat penumpang seolah-olah berada di dalam hotel berjalan, sehingga perjalanan bersama Argo Bromo Anggrek diharapkan dapat menghemat biaya akomodasi hotel dan setibanya di tujuan dalam kondisi yang segar.

Tarif

Tarif kereta api ini adalah antara Rp270.000,00 - Rp980.000,00 untuk kelas eksekutif argo dan Rp700.000,00 - Rp2.000.000,00 untuk kelas eksekutif luxury, bergantung pada jarak yang ditempuh penumpang, subkelas/posisi tempat duduk di dalam kereta, serta hari-hari tertentu seperti akhir pekan dan libur nasional. Selain itu, berlaku pula tarif khusus untuk kelas eksekutif argo yang hanya dapat dipesan mulai dua jam sebelum keberangkatan di stasiun pemberhentian yang berada dalam rute berikut.

Jadwal perjalanan

Keterangan: khusus untuk perjalanan malam, KA ini tidak berhenti di Stasiun Pekalongan.

Kereta api Argo Anggrek Pagi
KA 1 (Surabaya Pasarturi-Gambir) KA 2 (Gambir-Surabaya Pasarturi)
Stasiun Datang Berangkat Stasiun Datang Berangkat
Surabaya Pasarturi - 08.00 Gambir - 09.30
Semarang Tawang 11.20 11.30 Cirebon 12.09 12.15
Pekalongan 12.37 12.40 Pekalongan 13.49 13.52
Cirebon 14.17 14.23 Semarang Tawang 14.59 15.09
Jatinegara 16.45 16.47 Surabaya Pasarturi 18.30 -
Gambir 17.00 -
Kereta api Argo Anggrek Malam
KA 3 (Surabaya Pasarturi-Gambir) KA 4 (Gambir-Surabaya Pasarturi)
Stasiun Datang Berangkat Stasiun Datang Berangkat
Surabaya Pasarturi - 20.00 Gambir - 21.30
Semarang Tawang 23.20 23.30 Cirebon 00.14 00.20
Cirebon 02.11 02.17 Semarang Tawang 03.00 03.09
Jatinegara 04.42 04.44 Surabaya Pasarturi 06.30 -
Gambir 05.00 -

Insiden

  1. Pada Jumat, 19 Juni 2009, sebuah Kereta Pembangkit (P) kereta api Argo Bromo Anggrek ludes terbakar di Stasiun Cikampek. Kereta pembangkit pun dilepas dan dipadamkan di Stasiun Cikampek, sementara kereta api Argo Bromo Anggrek terpaksa dilanjutkan perjalanannya tanpa kereta pembangkit hingga Stasiun Cirebon.[6]
  2. Tanggal 2 Oktober 2010, Kereta api Argo Bromo Anggrek menabrak kereta api Senja Utama Semarang pada pukul 03.00 WIB di Stasiun Petarukan, Jawa tengah. Kereta 6 dan 9 hancur berantakan. Jumlah korban 36 tewas, 26 luka parah.[7] Dari hasil investigasi INSTRAN, kesalahan atas kecelakaan tersebut tidak hanya pada masinis Argo Bromo saja (tertidur sebelum kecelakaan), tapi juga pada petugas pengatur perjalanan kereta api yang tidak memerintahkan KA Senja Utama untuk parkir di jalur satu.[8]
  3. Tanggal 16 Desember 2010, kereta api Argo Bromo Anggrek menabrak pelajar sekitar pukul 10.00 di Desa Dengok, Kecamatan Padangan, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. 3 Tewas.[9]
  4. Tanggal 16 November 2012, kereta api Argo Bromo Anggrek anjlok di dekat Stasiun Bulakamba, tidak ada korban jiwa dalam insiden ini. Jalur utara tersendat, beberapa kereta dialihkan lewat jalur Cirebon-Prupuk. KA Argo Bromo Anggrek anjlok di desa Pebatan, Wanasari, Brebes.
  5. Pada tanggal 9 Maret 2015, kereta api Argo Bromo Anggrek yang dihela CC 206 13 68 Dipo Induk Cirebon menabrak truk bermuatan pasir nopol G 1827 CC, di Weleri, Kendal, di perlintasan tanpa palang pintu. Korban terjebak dalam truk dan terseret sejauh 50 m. Sopir truk mengalami luka benturan di kepala, sehingga tewas seketika setelah kejadian. Bangkai truk tercecer sejauh 1 km.[10]
  6. Pada tanggal 11 November 2015, KA Argo Bromo Anggrek yang ditarik lokomotif CC206 13 67 Dipo Induk Yogyakarta, anjlok setelah menabrak truk box di perlintasan liar antara Stasiun Pegaden Baru dan Cipunegara, Kabupaten Subang. Karena masinis sudah melakukan pengereman sebelumnya, tidak terjadi kerusakan pada kereta, hanya lokomotif mengalami penyok di bagian depan samping dan kerusakan pada lampu kabutnya. Begitu juga dengan truk yang terguling, hanya mengalami penyok. Namun, arus lalu lintas kereta api terhambat akibat truk melintang menghalangi kedua rel. [11]
  7. Pada tanggal 20 Mei 2017, pukul 10.30 WIB, KA 1 Argo Bromo Anggrek Pagi tujuan Stasiun Gambir menabrak Minibus Toyota Avanza di perlintasan tak berpalang, 500 meter dari Stasiun Sedadi, Kabupaten Grobogan. Bagian luar depan lokomotif dengan nomor CC206 13 92 YK terbakar akibat kebakaran Minibus yang ditabraknya, dan Minibus terseret hingga Stasiun Sedadi. 4 orang di Minibus tewas, sementara perjalanan Argo Anggrek terhambat karena menunggu lokomotif penolong (CC 206 13 66 SMC) datang dari Dipo Lokomotif Semarang Poncol.[12]
  8. Pada tanggal 21 Mei 2017, pukul 21.52 WIB, KA 3 Argo Bromo Anggrek tujuan Stasiun Gambir menabrak mobil bak terbuka bernomor polisi K 1804 MN di perlintasan wilayah kecamatan Randublatung, Blora. Lokomotif CC 206 13 69 YK ex PLH KA Bogowonto pun mengalami kerusakan di bagian depan, dan mobil bak terbuka tersebut ringsek ditempat. Tidak ada korban jiwa, namun pengemudi mobil tersebut kabur, serta kereta api melanjutkan perjalanan 2 menit kemudian hingga Stasiun Semarang Tawang guna penggantian lokomotif oleh CC 201 83 24 (CC 201 62) PWT.[13]

Galeri

Rangkaian kereta api Argo Bromo Anggrek
Interior Argo Bromo Anggrek

Referensi

  1. ^ Media, Kompas Cyber (2010-10-02). "Argo Bromo Anggrek yang Membawa Petaka - Kompas.com". KOMPAS.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-06-11. 
  2. ^ "Perumka Luncurkan KA Paling Mahal". Jawa Pos. 18 September 1997. 
  3. ^ VIVA, PT. VIVA MEDIA BARU - (2010-08-02). "PT KA Tarik Seluruh Argo Bromo Anggrek – VIVA". Diakses tanggal 2018-02-26. 
  4. ^ A.S. Hartono. Buku Teknik Kendaraan Rel
  5. ^ "Segera Beroperasi, KA Ramah Lingkungan Kelas Komersil". Republika Online. 2011-04-26. Diakses tanggal 2019-03-24. 
  6. ^ Media, Kompas Cyber (2009-06-19). "Gerbong Pembangkit KA Argo Bromo Terbakar di Cikampek - Kompas.com". KOMPAS.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-05-05. 
  7. ^ Argo Bromo Tabrak Senja Utama, 9 Tewas
  8. ^ Hasil Investigasi Kecelakaan KA Senja Utama Semarang
  9. ^ Argo Bromo Tabrak 4 Pelajar, 3 Tewas
  10. ^ KA Argo Bromo Anggrek Tabrak Truk, Sopir Tewas
  11. ^ Okezone.com: Kecelakaan Kereta di Subang, Dua Jalur Tak Bisa Dilintasi
  12. ^ "Tabrakan Avanza-Argo Anggrek di Grobogan, 4 Meninggal". Tempo Nasional (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-05-20. 
  13. ^ Suara.com. "KA Argo Bromo Anggrek Tabrak Mobil di Blora". suara.com. Diakses tanggal 2017-05-21. 

Pranala luar