Oeroeg (novel)
Oeroeg (diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris sebagai "The Black Lake") adalah novel pertama oleh Hella Haasse. Pertama kali diterbitkan secara anonim pada tahun 1948, ia telah menjadi salah satu novel Belanda yang paling terkenal dan pokok pendidikan sastra bagi banyak anak sekolah Belanda. Novel itu, sebuah Bildungsroman, bertempat di Hindia Belanda, dan menceritakan kisah seorang narator anonim yang tumbuh di sebuah perkebunan di koloni Belanda Jawa Barat. Teman masa kecilnya adalah anak laki-laki pada usia yang sama, tetapi keturunan pribumi. Ketika narator tumbuh, dia mendapati dirinya terasing dari temannya, sebagai akibat dari keadaan politik dan ras dari kehidupan kolonial. Setelah bertugas di ketentaraan selama Perang Dunia II, ia kembali ke tanah kelahirannya, hanya untuk diberi tahu bahwa ini bukan tempatnya, dan bahwa ia harus pergi.[1]
Pengarang | Hella Haasse |
---|---|
Negara | Belanda |
Bahasa | Belanda |
Genre | Novel |
Penerbit | Vereeniging ter Bevordering van de Belangen des Boekhandels |
Tanggal terbit | 1948 |
Jenis media | Cetak (sampul keras dan lunak) |
Halaman | 79 (edisi pertama) |
OCLC | 8882899 |
Sinopsis
Roman ini menceritakan tentang persahabatan antara dua anak laki-laki di Hindia Belanda yang berasal dari kondisi sosial yang berbeda. Salah satu anak laki-laki tersebut adalah putera seorang pengusaha Belanda, yang lainnya adalah Oeroeg, seorang pribumi anak seorang mandor yang bekerja di perusahaan ayahnya. Novel ini diceritakan dari perspektif anak Belanda tersebut.
Diceritakan bahwa Oeroeg dan "aku" (sang narator) adalah dua anak yang bersahabat erat meskipun berbeda secara sosial. Ayah dari sang narator tidak menyukai persahabatan ini. Ia percaya bahwa anak laki-laki Belanda tidak boleh bermain dengan anak laki-laki pribumi dari desa tersebut, dan ingin anaknya, sang narator untuk bersekolah di Belanda. Dalam sebuah kapal yang dipenumpangi narator, ayah dan mitra bisnis narator dan ayah Oeroeg, terjadi sebuah kecelakaan di mana ayah Oeroeg meninggal ketika mencoba menyelamatkan narator dari tenggelam. Hal ini menyebabkan perubahan besar bagi para protagonis. Keluarga Oeroeg adalah keluarga miskin yang hidup di rumah kumuh. Sang narator kemudian menarik Oeroeg untuk bersekolah. Tak lama kemudian, sang narator meninggalkan ayah ibunya dalam perjalanan ke Eropa dimana perasaan bersalah kemudian timbul dalam hati narator karena telah meninggalkan sahabatnya.
Setelah sekolah narator dan Oeroeg telah selesai, ayah narator kemudian pergi dalam waktu yang lama dalam perjalanan bisnis. Narator melanjutkan pendidikannya ke sekolah asrama dan kemudian akan menjadi insinyur. Oeroeg tinggal bersama Lida, seorang perawat Belanda yang telah pensiun di Hindia Belanda. Dia pergi ke sekolah untuk pribumi, ingin menjadi dokter dan kemudian pindah ke Amerika.
Semakin hari perbedaan antara Oeroeg dan narator menjadi jelas. Meskipun Oeroeg mencoba untuk berperilaku seperti layaknya orang Eropa, ia sering dikecualikan dan dicemooh oleh teman sekelas dari narator. Oeroeg kemudian juga datang ke sekolah asrama dimana dia kemudian berkembang menjadi seorang nasionalis. Ketika ia ingin pergi ke Belanda untuk belajar di sana, terjadi perselisihan sengit antara narator, Oeroeg, dan Abdoellah, teman Oeroeg sehubungan dengan diskriminasi. Catatan narator bahwa kesenjangan dapat diatasi antara dirinya dan Oeroeg ternyata menjadi kebohongan.
Saat ia belajar di Belanda, banyak hal pada dirinya kemudian berubah, terutama setelah Perang Dunia II, dengan invasi Jepang di Indonesia dan proklamasi kemerdekaan Indonesia, kemudian perang antara Belanda dan kaum nasionalis Indonesia. Kemudian terdengarlah kabar tentang kematian ayah sang narator. Meskipun sadar akan bahayanya kembali ke Hindia Belanda, narator bersikeras untuk kembali ke Indonesia. Di sana ia pergi pertama dengan tentara Belanda ke rumah lamanya yang kini telah hancur tidak banyak tersisa. Narator tertinggal dengan ketidakpastian apakah benar-benar Oeroeg ada di antara tentara-tentara pejuang di Jawa. Narator mengakui bahwa ia telah kehilangan kemampuan untuk mengenali Oeroeg. Ia kemudian melihat bahwa Oeroeg adalah seperti danau hitam - dimana hanya permukaannya yang dapat dilihat, tetapi tidak dasarnya.
Adaptasi layar lebar
Novel ini diadaptasi menjadi sebuah film layar lebar pada tahun 1993 dengan judul yang sama. Film tersebut tidak dibuat secara dekat dengan novelnya, namun menceritakan kembali novel, merekonstruksinya dengan menambahkan kenangan-kenangan individu sejarah. Film ini juga menampilkan beberapa karakter dan beberapa baru yang tidak terdapat di novelnya. Film ini juga dengan jelas mengasumsikan bahwa sang narator, tokoh utama dalam film ini disebut Johan yang sedang ditawan oleh tentara Indonesia.