Laura & Marsha

film Indonesia
Revisi sejak 6 Juni 2019 22.37 oleh LaninBot (bicara | kontrib) (namun (di tengah kalimat) → tetapi)

Laura & Marsha adalah film drama Indonesia bergenre road movie garapan sutradara Dinna Jasanti dan dibintangi oleh Prisia Nasution dan Adinia Wirasti. Skenario film ini ditulis oleh Titien Wattimena dan proses pengambilan gambar dilakukan di lima negara sekaligus, Indonesia dan empat negara di Eropa: Belanda, Jerman, Austria dan Italia. Laura & Marsha dirilis di bioskop pada tanggal 30 Mei 2013, dan bercerita tentang petualangan dua orang sahabat bertolak belakang keliling Eropa, sambil membawa rahasia mereka masing-masing.

Laura & Marsha
SutradaraDinna Jasanti
ProduserLeni Lolang
Ditulis olehTitien Wattimena
PemeranPrisia Nasution
Adinia Wirasti
SinematograferRoy Lolang
PenyuntingAline Jusria
Perusahaan
produksi
Inno Maleo Films
Tanggal rilis
30 Mei 2013 (2013-05-30)
Durasi107 Menit
NegaraIndonesia Indonesia
BahasaBahasa Indonesia

Adinia Wirasti memenangkan Piala Citra untuk Aktris Terbaik pada ajang Festival Film Indonesia 2013. Laura & Marsha juga sukses memborong 10 nominasi lain, termasuk Film Terbaik dan Sutradara Terbaik untuk Dinna Jasanti.

Sinopsis

Laura (Prisia Nasution) adalah seorang single mother yang independen, dewasa dan teratur. Meskipun pribadi yang sangat hati-hati, Laura cenderung memiliki sisi tergesa-gesa pada dirinya, terlihat ketika di masa lalu ia menyanggupi lamaran Ryan (Restu Sinaga) yang tiba-tiba, dan tidak lama setelah anak mereka Luna lahir, Ryan pun menghilang tanpa kabar. Suatu hari, Laura yang sekarang bekerja sebagai travel agent mendapat kiriman selembar Kartu pos dari Ryan, yang dikirimkan dari Verona, Italia. Laura yang masih menunggu kepulangan Ryan, tidak memberi tahu siapa-siapa tentang kiriman tersebut dan terlihat ragu-ragu untuk mencari ke Verona, tetapi Laura segera merubah pikirannya setelah ia ditabrak oleh sebuah truk diluar kantornya.

Atas desakan sahabatnya, Marsha (Adinia Wirasti), yang juga ingin keliling Eropa untuk "merayakan" dua tahun kepergian mendiang ibunya, Laura pun setuju untuk berangkat ke Eropa selama dua minggu. Marsha yang selalu menganggap enteng segalanya dan mempunyai sikap supel yang cepat disukai semua orang membuat perjalanan mereka cepat dihinggapi perselisihan-perselisihan kecil. Laura tentu saja telah menyusun schedule sebaik-baiknya untuk perjalanan mereka ini, tetapi akibat kekonyolan Marsha membuat mereka selalu terhambat dalam melakukan segala sesuatu. Setelah dipusingkan dengan Marsha yang sembarangan menghabiskan uangnya untuk memberi cincin-cincin permata, perjalanan Laura semakin berwarna ketika Marsha mengajak serta Finn (Ayal Oost), pria berkewarganegaraan Italia yang juga ingin pergi ke Jerman.

Laura yang sedari awal tidak menyukai kehadiran Finn si orang asing, akhirnya mencapai titik mendidih saat Finn ketahuan telah menjebak mereka untuk tidak langsung menuju Jerman. Marsha pun dengan berat hati harus meninggalkan Finn di sebuah pom bensin bersama Laura. Beberapa jam kemudian, Laura dan Marsha tersesat di hutan dan diserang oleh sekelompok pria Jerman, membuat keduanya kabur dari mobil sewaan mereka. Laura akhirnya histeris setelah menyadari bahwa dompet, handphone dan paspornya telah raib setelah mereka lari tadi.

Setelah bersusah-payah menumpang berbagai jenis tumpangan, Laura dan Marsha akhirnya sampai di Austria. Masih tidak punya uang, Marsha pun mencuri pizza dari sebuah toko, yang membuat Laura tidak habis pikir dengan sahabatnya. Pertengkaran sengit pun dimulai. Laura menuding bahwa Marsha adalah wanita yang kekanakan, tidak bisa menjaga diri sendiri, tidak bisa dipercaya dengan uang dan tidak memikirkan apapun selain senang-senang. Marsha balik menuding bahwa Laura adalah wanita teraneh yang pernah ia lihat, wanita yang tidak bisa have fun sedikitpun dan wanita yang sangat picik karena ia selalu memikirkan uang. Ketika Marsha mengungkit Ryan yang meninggalkan Laura, Laura pun balik menyerang dengan mengatakan bahwa Marsha tidak akan bisa menjadi ibu seperti Laura karena rahimnya telah diangkat, dan ibu Marsha meninggal karena stress mengurusi anaknya. Marsha pun meledak dan mengatakan bahwa Ryan pantas meninggalkan wanita seperti Laura, sebelum dirinya sendiri meninggalkan Laura yang menangis histeris.

Diungkapkanlah bahwa empat tahun lalu ketika Laura menghubungi Marsha untuk memberitahukan kepergian Ryan, Marsha sebenarnya baru saja dioperasi untuk mengangkat kanker rahim yang dideritanya, tetapi ia menjadi sahabat yang baik dan malah mendengarkan cerita Laura, tanpa dirinya sendiri menceritakan tentang penyakitnya. Laura dan Marsha pun dikisahkan telah hidup sendiri-sendiri di kota Bruhl: Laura menjadi pencuci piring pada restoran Italia sementara Marsha menjadi pelayan kafe. Restoran tempat Laura bekerja pun didatangi oleh polisi yang mencari mereka, tetapi sebelum ia kabur, ia menyempatkan diri menjemput Marsha dulu, dan dimulai kembalilah petualangan mereka, lengkap dengan sebuah vespa yang dirental Marsha dengan menjual cincin berliannya.

Laura dan Marsha mengendarai vespa tersebut sampai ke Verona, tetapi ketika disana, mereka baru sadar bahwa alamat pada kartu pos tersebut bukanlah Verona, tapi Venesia, kota lain di Italia. Ketika sampai ke alamat Ryan mengirimkan kartu pos tersebut, Laura malah histeris ketika ia menemukan Finn. Akhirnya, karena sebuah kebetulan yang cukup mengerikan, Finn yang bersama Laura dan Marsha sebelumnya adalah mantan pacar Ryan sebelum ia menikahi Laura. Yang lebih mengejutkan lagi, Ryan ternyata mengidap penyakit yang tidak bisa disembuhkan empat tahun lalu, dan daripada harus menderita didepan Laura dan Luna, ia memilih untuk menghilang. Laura pun sekali lagi menangis histeris karena pria yang ditunggunya selama empat tahun ternyata telah meninggal pula selama empat tahun.

Setelah tenang, Laura duduk di pinggir dermaga kota Venesia, sebelum ditemani oleh Marsha. Laura berkata ia sudah puas keliling Eropa dan ingin pulang ke Indonesia. Marsha mengiyakan, tetapi sebelum mereka pulang kali ini Laura lah yang ingin berpetualang dengan gondola sebelum mereka pulang.

Pranala luar