Pendeta

sebutan bagi pemimpin agama
Revisi sejak 10 Juni 2019 10.09 oleh 202.67.45.15 (bicara) (Minangkabau nama suku bukan nama wilayah. Di sumatera barat sendiri bukan hanya di huni oleh suku minangkabau tapi juga oleh suku jawa, suku nias, suku karo, suku mandailing, suku batak, suku melayu dll)

Pendeta (Dewanagari: पण्डित, paṇḍit) adalah sebutan bagi pemimpin agama. Kata pendeta (Sanskerta: Pandita) berarti brahmana atau guru agama Hindu atau Buddha. Di Indonesia, saat ini istilah pendeta digunakan untuk sebutan pemimpin agama Kristen Protestan.

Hindu

Pandita juga disebut pedanda.

Buddha

Pandita agama Buddha merupakan guru pembabar dharma dan tidak digunakan untuk memanggil Bhikkhu.

Kristen

Dalam agama Kristen, pendeta adalah seorang pengajar umum dalam jemaat. Ia memiliki kewajiban untuk menentukan suasana dalam jemaat sehingga jemaat dapat lebih giat memenuhi panggilannya sebagai sebuah persekutuan yang belajar-mengajar. Selain itu, pendeta juga merupakan seorang pengajar khusus, yaitu ia harus melibatkan diri secara langsung sebagai seorang pengajar. Terdapat tiga wadah di mana pendeta dapat secara langsung mengajar, yaitu pada kelas Katekhisasi, kelas pendidikan teologi jemaat, dan mimbar.[1]

Islam

Di Sumatera Barat, ulama Islam pernah disebut pendeta, seperti yang terekam dalam novel Marah Roesli, Siti Noerbaja :”tatkala dilihat oleh pendeta itu akan hal…..”[2] Padanan istilah pendeta untuk agama Islam adalah ustadz.

Konghucu

Istilah pendeta terkadang digunakan oleh pemeluk agama Konghucu.

Referensi

  1. ^ S. Wismoady Wahono, P.D. Latuihamalo, F. Ukur. 1984. Tabah Melangkah STT ke 50. Jakarta: STT Jakarta. Hlm.148-149.
  2. ^ Pendeta Boksu Domine

Lihat pula