Pulau Sailus Besar
Pulau Sailus Besar merupakan salah satu pulau yang tergabung ke dalam Kabupaten Pangkajene Kepulauan, Sulawesi Selatan. Pulau Sailus Besar berbatasan dekat dengan Pulau Marabatuang dan Pulau Sailus Kecil (sekarang Pulau Poleonro) yang tergabung dalam Kecamatan Liukang Tangaya. Namun, terpisah cukup jauh dari Kepulauan Pangkajene lainnya.
Berdasarkan dari penelusuran di Google Earth, Pulau Sailus Besar berjarak sekitar 500 km dari kota Makassar ke arah Barat Laut. Pulau ini posisinya lebih dekat ke Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan estimasi sekitar 90 km. Perjalanan yang ditempuh dengan menggunakan kapal nelayan berukuran kecil (lebar 1,5 meter dengan panjang hanya 5 meter) dari Sumbawa atau Lombok menghabiskan waktu sekitar 10 jam jika laut dan ombak sedang bersahabat, namun dapat memakan waktu hingga 16 jam terombang-ambing di laut jika kondisi ombak terlalu tinggi dan angin cukup kencang. Sedangkan kalau dari Makassar atau Pangkep, bisa ditempuh tiga hari tiga malam dengan menumpang kapal berukuran sedang seperti Perintis, dengan panjang 20 meter dan lebar 5 meter.
Penduduk Pulau Sailus Besar, yang berjumlah sekitar 2000 penduduk, cukup berpuas diri dengan kondisi pulau yang begitu terbatas. Dengan kondisi penerangan yang terbatas, masyarakat hanya bisa mengakses listrik dari pukul 6 sore hingga pukul 10 malam. Selain itu, masyarakat seringkali menggunakan jenset atau tenaga surya yang disalurkan ke aki.
Tak hanya listrik, ketersediaan komunikasi juga belum cukup memadai di desa ini. Hingga bulan September 2017, masyarakat belum bisa menikmati alat komunikasi karena tidak adanya jaringan seluler atau bahkan jaringan internet. Satu-satunya alat komunikasi yang dimiliki oleh masyarakat adalah satelit radio yang hanya tersedia di kantor desa.
Daratan di Pulau Sailus Besar bersifat datar dan sangat landai dengan posisi tertinggi yaitu 22 meter diatas permukaan laut. Tidak ada dataran tinggi atau pun bukit di pulau seluas 4.17 km2. Dengan bentangan 3.1 km dari utara ke selatan dan 2.3 km dari barat ke timur. 1)
Secara meteorologis, Pulau Sailus memiliki curah hujan paling rendah pada bulan Januari yaitu 395 mm, dan hampir tidak ada hujan sepanjang tahun, sehingga komoditas yang bisa dibudidaya juga terbatas, yaitu kelapa dan pisang.
Adapun tanaman Jagung, hanya bisa dibudidayakan pada akhir bulan Desember hingga Februari, menyesuaikan intensitas hujan tahunan. Musim terkering di Pulau Sailus besar berlangsung dari Agustus hingga Oktober dengan curah hujan hanya 1 mm.
1) Calculated in Elevation Details (DEM 3)
Source:
pulausailusbesar.wordpress.com by ENJ NTB 1, 2017
"NASA Earth Observations Data Set Index" . NASA . 2016 .
"NASA Earth Observations: Rainfall (1 month - TRMM)" . NASA / Tropical Rainfall Monitoring Mission. 2016 .