Muhammad Husain Thabathaba'i

Revisi sejak 24 Juni 2019 09.54 oleh Mbazri (bicara | kontrib) (+ image)


Sayyid Muhammad Husain Thabathaba'i dilahirkan di Tabriz pada tahun 1321 H /1903.

Sayyed Mohammad Hosein Tabatabaei (Allameh Tabatabaei)
KawasanUlama Iran
AliranSyiah Dua Belas
Minat utama
Filosofi, Mistisisme, Tafsir, dan Hadits
Gagasan penting
Tafsir Qur'an dengan Qur'an

Ketika usia duapuluh tahun berangkat ke Universitas Najaf untuk melanjutkan pelajarannya. Disana ia mempelajari Syariat dan ushul al-fiqh dari dua di antara syaikh-syaikh terkemuka masa itu yaitu Mirza Muhammad Husain Na’ini dan Syaikh Muhammad Husain Isfahani.

Namun menjadi Mujtahid bukan tujuannya. Thabathaba'i lebih tertarik pada ilmu-ilmu aqliah, dan mempelajari dengan tekun seluruh dasar matematika tradisional dari Sayyid Abul Qasim Khwansari, dan filsafat Islam tradisional, termasuk naskah baku asy-Syifa karya Ibnu Sina dan al-Asfar karya Sadr al-Din Syirazi serta Tamhid al-Qawa’id karya Ibnu Turkah dari Sayyid Husain Badkuba’i.

Thabathaba'i juga mempelajari ‘ilm Hudhuri (ilmu-ilmu yang dipelajari langsung dari Allah SWT), atau ma’rifat, yang melaluinya pengetahuan menjelma menjadi penampakan hakikat-hakikat supranatural. Gurunya, Mirza Ali Qadhi, yang mulai membimbingnya ke arah rahasia-rahasia Ilahi dan menuntunnya dalam perjalananan menuju kesempurnaan spritual. Sebelum berjumpa dengan Syaikh ini, Thabathaba'i mengira telah benar-benar mengerti buku Fushulli al-Hikam karya Ibnu Arabi. Namun ketika bertemu dengan Syaikh besar ini, ia baru sadar bahwa sebenarnya ia belum tahu apa-apa. Berkat sang Syaikh ini, tahun-tahun di Najaf tak hanya menjadi kurun pencapaian intelektual, melainkan juga kezuhudan dan praktik-praktik spritual yang memampukannya untuk mencapai keadaan realisasi spritual.

Referensi

  1. ^ An Introduction to the al-Mizan
  2. ^ * Jahanbaglu, Ramin (1998). Zire asmanhaye jahan (Below the skies of the world), An interview with Dariush Shayegan. Nashr Farzan. ISBN 964-6138-13-6. , (in Persian)[1]