Hasto Wardoyo
Dr. Hasto Wardoyo, SP. OG.(K) (lahir 30 Juli 1964) adalah bupati Kulon Progo yang menjabat pada periode 2011-2016. Sebelum menjadi Bupati, Hasto Wardoyo dikenal sebagai dokter dan pengusaha bidang jasa kesehatan.
Dr. Hasto Wardoyo ꦲꦱ꧀ꦠꦮꦂꦢꦪ ,SP.OG.(K) | |
---|---|
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Ke-10 | |
Mulai menjabat 1 Juli 2019 | |
Presiden | Joko Widodo |
Pengganti Petahana | |
[[Bupati Kulon Progo]] 9 | |
Masa jabatan 2011 – 28 Juni 2019 | |
Penguasa monarki | Hamengkubuwana X |
Presiden | Susilo Bambang Yudhoyono Joko Widodo |
Gubernur | Hamengkubuwana X |
[[Wakil Bupati Kulon Progo|Wakil]] | Sutedjo |
Informasi pribadi | |
Lahir | 26 Maret 1964 Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta |
Kebangsaan | Indonesia |
Partai politik | Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan |
Suami/istri | Dwikisworo Setyowireni |
Almamater | Universitas Gadjah Mada |
Profesi | Dokter |
Situs web | http://www.dokterhasto.com |
Sunting kotak info • L • B |
Pada Pemilihan Kepala Daerah Langsung tahun 2011, Ia bersama pasangannya Sutedjo yang didukung PDIP, PAN, dan PPP berhasil memenangkan pilkada Kulon Progo dengan perolehan suara sebesar 46.29 persen dari jumlah pemilih. Pasangan ini mengalahkan tiga pasangan lainnya yakni Sarwidi - Hartikah (5.83%) yang didukung PKB, Mulyono - A. Sumiyanto (29.15%) yang didukung gabungan Partai Demokrat dan PKS dan pasangan Suprapta - Soim (18.74%) yang diusung Golkar, Gerindra, PKPB, PDK dan PKNU.[1]. Ia dilantik sebagai Bupati Kulonprogo pada 24 Agustus 2013.
Hasto Wardoyo terkenal karena berbagai inovasinya dalam memimpin Kulonprogo. Pada tahun 2012, untuk mengangkat perekonomian Kabupaten Kulonprogo, Hasto Wardoyo meluncurkan program "Bela & Beli Kulonprogo".Gerakan dimulai dengan mengeluarkan kebijakan yang mewajibkan pelajar dan PNS di sana mengenakan seragam batik gebleg renteng, batik khas Kulonprogo, pada hari tertentu. Ternyata, dengan jumlah 80.000 pelajar dan 8.000 PNS, kebijakan ini mampu mendongkrak industri batik lokal. Sentra kerajinan batik tumbuh pesat, dari cuma 2 menjadi 50-an.(?)
Selain itu Hasto mewajibkan setiap PNS membeli beras produksi petani Kulonprogo, 10 kilogram per bulan. Bahkan beras raskin yang dikelola Bulog setempat, kini menggunakan beras produksi petani Kulonprogo. Hasto juga membuat PDAM mengembangkan usaha, dengan memprodusi air kemasan merk AirKu (Air Kulonprogo). AirKu kini menguasai seperempat ceruk pasar air kemasan di Kulonprogo. Berbagai kebijakan lewat program Bela dan Beli, ternyata mampu menurunkan angka kemisikinan di Kulonprogo, dari 22,54 persen pada 2013 menjadi 16,74 persen pada 2014 (data Bappeda).[2]
Pendidikan
- SD Negeri Sremo III, lulus Tahun 1976
- SMP Negeri Kokap, lulus Tahun 1980
- SMA Negeri Wates, lulus Tahun 1983
- S1 Fakultas Kedokteran UGM, lulus Tahun 1989
- Spesialis I Fakultas Kedokteran UGM, lulus Tahun 2000
- Spesialis II Fakultas Kedokteran UGM, lulus Tahun 2006
Tanda Jasa/Penghargaan
- Dokter Teladan, 1992, Presiden RI
- Satya Lencana Bidang KB, 2010, Presiden RI
Riwayat Pekerjaan
- Kepala Puskesmas Kahala,Kab. Kutai,Kalimantan Timur,1990
- Kepala puskesmas Melak,Kab.Kutai,Kalimantan Timur,1991
- Kepala Puskesmas Lok Tuan Bontang Utara,Kab.Kutai,Kalimantan Timur,1994
- RSUP Dr.Sardjito, sejak 1995-2011 (Staf hingga Kepala Instansi Kesehatan Reproduksi & Bayi Tabung)
- Dosen Fakultas Kedokteran UGM, 2000-2011
- Bupati Kulon Progo, Tahun 2011 - 30 Juni 2019
- Kepala BKKBN, 1 Juli 2019 - Sekarang
Riwayat Organisasi
- OSIS SMAN Wates Tahun 1982 – 1983
- Senat Mahasiswa FK UGM Tahun 1985-1987
- Ketua KNPI Kulonprogo Tahun 1990-1992
- Persatuan Obstertri Genekologi Indonesia Cabang Yogyakarta Tahun 2004- 2011
- PERMI cabang Yogyakarta Tahun 2006-2011
- HIFERIPOGI Cabang Yogyakarta Tahun 2006-2011
- HIFERIPOGI Tahun 2007 – 2011
- Tim P2KB POGI Cabang Yogyakarta Tahun 2006 - 2009
Referensi
Didahului oleh: Toyo Santoso Dipo |
Bupati Kulon Progo 2011 - sekarang |
Diteruskan oleh: Masih Menjabat |