Jambi
Jambi (Jawi: جامبي) adalah sebuah Provinsi Indonesia yang terletak di pesisir timur di bagian tengah Pulau Sumatra. Jambi adalah satu dari tiga provinsi di Indonesia yang ibu kotanya bernama sama dengan nama provinsinya, selain Bengkulu, Daerah Khusus Ibukota Jakarta, dan Gorontalo.
Jambi جامبي | |
---|---|
Motto: Sepucuk Jambi Sembilan Lurah سڤوچوق جمبي سمبيلن لوره | |
Negara | Indonesia |
Dasar hukum pendirian | UU No. 61 tahun 1958 |
Tanggal | 25 Juni 1958 |
Ibu kota | Kota Jambi |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Gubernur | Fachrori Umar |
• Wakil Gubernur | - |
• Sekretaris Daerah | M. Dianto[1] |
• Ketua DPRD | Cornelis Buston |
Luas | |
• Total | 50,160,05 km2 (19,366,90 sq mi) |
• Luas daratan | 49,734,55 km2 (19,202,62 sq mi) |
• Luas perairan | 425,5 km2 (164,3 sq mi) |
Populasi | |
• Total | 3,515,017 jiwa (2.017)[2] |
Demografi | |
• Agama | Islam 94,27% Kristen Protestan 2,90% Katolik 1,30% Buddha 1,29% Konghucu 0,18% Hindu 0,08%[2] |
• Bahasa | Indonesia (resmi), Melayu Jambi, Kerinci (utama) |
Kode Kemendagri | 15 |
Kode BPS | 15 |
DAU | Rp. 583.882.413.000,- |
Lagu daerah | Injit-Injit Semut, Pinang Muda, Selendang Mayang, Selendang Mak Inang, Tanduklah Lancip, Batanghari, Angso Duo, Timang-Timang Anakku Sayang, Dodoi Si Dodoi, Orang kayo hitam, Gadis Rimbo Bujang, Dagang Manumpang, Ketimun Bungkuk dan Tanjung Bajure |
Situs web | www |
Sejarah
Asal nama
Ada beberapa versi tentang asal usul nama Jambi antara lain.
1. Nama Jambi muncul sejak daerah yang berada di pinggiran Sungai Batanghari ini dikendalikan oleh seorang ratu bernama Puteri Selaras Pinang Masak, yaitu semasa keterikatan dengan Kerajaan Majapahit. Waktu itu bahasa keraton dipengaruhi bahasa Jawa, di antaranya kata pinang disebut jambe. Sesuai dengan nama ratunya “Pinang Masak”, maka kerajaan tersebut dikenal dengan Kerajaan Melayu Jambe. Lambat laun rakyat setempat umumnya menyebut “Jambi”.
2. Kemungkinan besar saat Tanah Pilih dijadikan tapak pembangunan kerajaan baru, pohon pinang banyak tumbuh di sepanjang aliran Sungai Batanghari, sehingga nama itu yang dipilih oleh Orang Kayo Hitam.
3. Berpedoman pada buku sejarah De Oudste Geschiedenis van de Archipel bahwa Kerajaan Melayu Jambi dari abad 7 s.d. abad 13 merupakan bandar atau pelabuhan dagang yang ramai. Di sini berlabuh kapal-kapal dari berbagai bangsa, seperti: Portugis, India, Mesir, Cina, Arab, dan Eropa lainnya. Berkenaan dengan itu, sebuah legenda yang ditulis oleh Chaniago menceritakan bahwa sebelum Kerajaan Melayu jatuh ke dalam pengaruh Hindu, seorang puteri Melayu bernama Puteri Dewani berlayar bersama suaminya dengan kapal niaga Mesir ke Arab, dan tidak kembali. Pada waktu lain, seorang putri Melayu lain bernama Ratna Wali bersama suaminya berlayar ke Negeri Arab, dan dari sana merantau ke Ruhum Jani dengan kapal niaga Arab. Kedua peristiwa dalam legenda itu menunjukkan adanya hubungan antara orang Arab dan Mesir dengan Melayu. Mereka sudah menjalin hubungan komunikasi dan interaksi secara akrab.
Kondisi tersebut melahirkan interpretasi bahwa nama Jambi bukan tidak mungkin berasal dari ungkapan-ungkapan orang Arab atau Mesir yang berkali-kali ke pelabuhan Melayu ini. Orang Arab atau Mesir memberikan julukan kepada rakyat Melayu pada masa itu sebagai ”Jambi”, ditulis dengan aksara Arab:, yang secara harfiah berarti ’sisi’ atau ’samping’, secara kinayah (figuratif) bermakna ’tetangga’ atau ’sahabat akrab’.
4. Kata Jambi ini sebelum ditemukan oleh Orang Kayo Hitam atau sebelum disebut Tanah Pilih, bernama Kampung Jam, yang berdekatan dengan Kampung Teladan, yang diperkirakan di sekitar daerah Buluran Kenali sekarang. Dari kata Jam inilah akhirnya disebut “Jambi”.
5. Menurut teks Hikayat Negeri Jambi, kata Jambi berasal dari perintah seorang raja yang bernama Tun Telanai, untuk untuk menggali kanal dari ibu kota kerajaan hingga ke laut, dan tugas ini harus diselesaikan dalam tempo satu jam. Kata jam inilah yang kemudian menjadi asal kata Jambi.
Zaman prasejarah
Bagian ini memerlukan pengembangan. Anda dapat membantu dengan mengembangkannya. |
Zaman kerajaan
Jambi merupakan wilayah yang terkenal dalam literatur kuno. Nama negeri ini sering disebut dalam prasasti-prasasti dan juga berita-berita Tiongkok. Ini merupakan bukti bahwa, orang Cina telah lama memiliki hubungan dengan Jambi, yang mereka sebut dengan nama Chan-pei. Diperkirakan, telah berdiri tiga kerajaan Melayu Kuno di Jambi, yaitu Koying (abad ke-3 M), Tupo (abad ke-3 M) dan Kantoli (abad ke-5). Seiring perkembangan sejarah, kerajaan-kerajan ini lenyap tanpa banyak meninggalkan jejak sejarah.
Dalam sejarah kerajaan di Nusantara wilayah Minanga Kamwa (nama Minang Kabah Kuno 1 M) adalah tanah asal pendiri Kerajaan Melayu dan Sriwijaya dari wilayah Minanga Kamwa inilah banyak lahir raja-raja di Nusantara, baik sekarang yg berada di Malaysia, Brunei dan Indonesia di negeri Jambi ini pernah dikuasai oleh beberapa kekuatan besar, mulai dari Sriwijaya, Singosari, Majapahit, Malaka hingga Johor-Riau. Terkenal dan selalu menjadi rebutan merupakan tanda bahwa Jambi sangat penting pada masa dulu.
Setelah Koying, Tupo dan Kantoli runtuh, kemudian berdiri Kerajaan Melayu Jambi. Berita tertua mengenai kerajaan ini berasal dari T’ang-hui-yao yang disusun oleh Wang-p’u pada tahun 961 M, di masa pemerintahan Dinasti Tang dan Hsin T’ang Shu yang disusun pada awal abad ke-7, M di masa pemerintahan dinasti Sung.Diperkirakan, Kerajaan Melayu Jambi telah berdiri sekitar tahun 644/645 M, lebih awal sekitar 25 tahun dari Sriwijaya yang berdiri tahun 670. Harus diakui bahwa, sejarah tentang Melayu Kuno ini masih gelap. Sampai sekarang, data utamanya masih didasarkan pada berita-berita dari negeri Cina, yang terkadang sulit sekali ditafsirkan.
Namun, dibandingkan daerah lainnya di Sumatra, data arkeologis yang ditemukan di Jambi merupakan yang terlengkap. Data-data arkeologis tersebut terutama berasal dari abad ke-9 hingga 14 M. Untuk keluar dari kegelapan sejarah tersebut, maka, sejarah mengenai Kerajaan Melayu Jambi berikut ini akan lebih terfokus pada fase pasca abad ke-9, terutama ketika Aditywarman mendirikan Kerajaan Swarnabhumi di daerah ini pada pertengahan abad ke-14 M.Ketika Sriwijaya berdiri, Kerajaan Melayu Jambi menjadi daerah taklukannya. Kemudian, ketika Sriwijaya runtuh akibat serangan Kerajaan Cola dari India pada tahun 1025 M, para bangsawan Sriwijaya banyak yang melarikan diri ke hulu Sungai Batang Hari, dan bergabung dengan Kerajaan Melayu yang memang sudah lebih dulu berdiri, tetapi saat itu menjadi daerah taklukannya. Lebih kurang setengah abad kemudian, sekitar tahun 1088 M, keadaan berbalik, Kerajaan Melayu Jambi menaklukkan Sriwijaya yang memang sudah di ambang kehancuran.
Kerajaan Melayu Jambi mulai berkembang lagi, saat itu, namanya adalah Dharmasraya. Sayang sekali, hanya sedikit catatan sejarah mengenai Dharmasraya ini. Rajanya yang bernama Shri Tribhuana Raja Mauliwarmadhewa (1270-1297) menikah dengan Puti Reno Mandi. Dari pernikahan ini, kemudian lahir dua orang putri: Dara Jingga dan Dara Petak Menjelang akhir abad ke-13, Wangsa Kartanegara Dari Kerajaan Singhasari, mengirim dua kali ekspedisi, yang kemudian dikenal dengan nama Ekspedisi Pamalayu I dan II. Dalam ekspedisi pertama, Kartanegara berhasil menaklukkan Kerajaan Melayu dan Sriwijaya yang memang sudah lemah. Berdasarkan Babad Jawa versi Mangkunegaran disebutkan bahwa, Kartanegara menaklukkan Jambi pada tahun 1275 M.
Pada tahun 1286 M, Kartanegara mengirimkan sebuah arca Amogapacha ke Kerajaan Dharmasraya. Raja dan rakyat Dharmasraya sangat gembira menerima persembahan dari Kartanegara ini. Sebagai tanda terima kasih Raja Dharmasraya pada Prabu Kartanegara, ia kemudian mengirimkan dua orang putrinya, Dara Jingga dan Dara Petak untuk dibawa ke Singosari.Dara Jingga kemudian menikah dengan Mahesa Anabrang dan melahirkan Aditywarman. Ketika utusan Kartanegara ini kembali ke tanah Jawa, mereka mendapatkan Kerajaan Singosari telah hancur akibat serangan dari Kubilai Khan dari Dinasti Yuan yang dibantu Raden Wijaya.Raden Wijaya kemudian menyerang balik pasukan Kubilai Khan dan mengklaim seluruh wilayah kerajaan Singhasari, dan mendirikan Kerajaan Majapahit. Dara Petak kemudian dipersembahkan kepada Raden Wijaya untuk diperistri. Dari perkawinan ini, kemudian lahir Raden Kalagemet.
Ketika Kalagemet menjadi Raja Majapahit menggantikan ayahnya, ia memakai gelar Sri Jayanegara. Demikianlah, keturunan Dara Petak menjadi Raja, sementara keturunan Dara Jingga, yaitu Aditywarman, menjadi salah seorang pejabat di istana Majapahit. Hingga suatu ketika, tahun 1340 M, Adityawarman dikirim kembali ke Sumatra, negeri leluhurnya, untuk mengurus daerah taklukan Majapahit, Dharmasraya. Namun, sesampainya di Sumatra, ia bukannya menjaga keutuhan wilayah taklukan Majapahit, malah kemudian berusaha untuk melepaskan diri dan mendirikan Kerajaan Swarnabhumi. Wilayahnya adalah daerah warisan Dharmasraya, meliputi wilayah Kerajaan Melayu Kuno dan Sriwijaya.
Dengan ini, berarti eksistensi Dharmasraya telah diteruskan oleh kerajaan baru: Swarnabhumi. Pusat kerajaan diperkirakan berada di wilayah Jambi saat ini. Dalam perkembangannya, pusat kerajaan yang dipimpin Adityawarman ini kemudian berpindah ke Pagaruyung, hingga nama kerajaannya kemudian berubah menjadi Kerajaan Pagaruyung, atau dikenal juga dengan Kerajaan Minangkabau. Akibat perpindahan pusat kerajaan ini, Jambi kemudian menjadi bagian dari wilayah kekuasaan Kerajaan Pagaruyung (Minangkabau). Kejadian ini terjadi sekitar pertengahan abad ke-14.
Ketika Kerajaan Malaka muncul sebagai kekuatan baru di perairan Malaka pada awal abad ke-15, Jambi menjadi bagian wilayah kerajaan ini. Saat itu, Jambi merupakan salah satu bandar dagang yang ramai. Hingga keruntuhan Malaka pada tahun 1511 M di tangan Portugis, Jambi masih menjadi bagian dari Malaka. Tak lama kemudian, muncul Kerajaan Johor-Riau di perairan Malaka sebagai ahli waris Kerajaan Malaka. Lagi-lagi, Jambi menjadi bagian dari kerajaan yang baru berdiri ini. Jambi memainkan peranan yang sangat penting dalam membantu Johor berperang melawan Portugis di Malaka. Kemudian, memanfaatkan situasi yang sedang tidak stabil di Johor akibat berperang dengan Portugis, Jambi mencoba untuk melepaskan diri. Dalam usaha untuk melepaskan diri ini, sejak tahun 1666 hingga 1673 M, telah terjadi beberapa kali peperangan antara Jambi melawan Johor. Dalam beberapa kali pertempuran tersebut, angkatan perang Jambi selalu mendapat kemenangan. Bahkan, Jambi berhasil menghancurkan ibu kota Johor, Batu Sawar. Jambi terbebas dari kekuasaan Johor. Namun, ini ternyata tidak berlangsung lama. Johor kemudian meminta bantuan orang-orang Bugis untuk mengalahkan Jambi. Akhirnya, atas bantuan orang-orang Bugis, Jambi berhasil dikalahkan Johor.
Bagian ini memerlukan pengembangan. Anda dapat membantu dengan mengembangkannya. |
Setelah kemerdekaan
Bagian ini memerlukan pengembangan. Anda dapat membantu dengan mengembangkannya. |
Politik dan pemerintahan
Kabupaten dan Kota
No. | Kabupaten/kota | Ibu kota | Bupati/wali kota | Luas wilayah (km2)[3] | Jumlah penduduk (2022)[3] | Kecamatan | Kelurahan/desa | Lambang | Peta lokasi |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1 | Kabupaten Batanghari | Muara Bulian | Muhammad Fadhil Arief | 5.387,52 | 307.390 | 8 | 14/110 | ||
2 | Kabupaten Bungo | Muara Bungo | Mashuri | 4.760,83 | 361.819 | 17 | 12/141 | ||
3 | Kabupaten Kerinci | Siulak | Asraf (Pj.) | 3.445,20 | 257.781 | 16 | 2/285 | ||
4 | Kabupaten Merangin | Bangko | Jangcik Mohza (Pj.) | 7.540,12 | 373.472 | 24 | 10/205 | ||
5 | Kabupaten Muaro Jambi | Sengeti | Raden Najmi (Pj.) | 5.225,80 | 422.051 | 11 | 5/150 | ||
6 | Kabupaten Sarolangun | Sarolangun | Bahri (Pj.) | 5.935,89 | 290.491 | 10 | 9/149 | ||
7 | Kabupaten Tanjung Jabung Barat | Kuala Tungkal | Anwar Sadat | 5.546,06 | 324.160 | 13 | 20/114 | ||
8 | Kabupaten Tanjung Jabung Timur | Muara Sabak | Romi Hariyanto | 4.546,62 | 233.102 | 11 | 20/73 | ||
9 | Kabupaten Tebo | Muara Tebo | Varial Adhi Putra (Pj.) | 6.103,74 | 350.234 | 12 | 5/107 | ||
10 | Kota Jambi | - | Sri Purwaningsih (Pj.) | 169,89 | 622.014 | 11 | 62/- | ||
11 | Kota Sungai Penuh | - | Ahmadi Zubir | 364,92 | 100.249 | 8 | 4/65 |
Daftar gubernur
Berikut adalah daftar Gubernur Jambi secara definitif sejak tahun 1957.[4]
Gubernur Jambi | ||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Nomor urut | Gubernur | Potret | Partai | Awal | Akhir | Masa jabatan | Periode | Wakil | Ref. | |
1 | Joesoef Singedekane (1922–1993) |
ABRI–Angkatan Darat | 1957 | 1967 | 9–10 tahun | 1 | Lowong | |||
2 | Raden Mochammad Noer Achmad Dibrata |
Independen | 1968 | 1974 | 5–6 tahun | 2 | ||||
3 | Djamaluddin Tambunan (1922–?) |
ABRI–Angkatan Darat | 1974 | 1979 | 4–5 tahun | 3 | ||||
4 | Masjchun Sofwan (1927–2015) |
Independen | 1979 | 1984 | 4–5 tahun | 4 | Abdurrahman Sayoeti | |||
1984 | 1989 | 4–5 tahun | 5 | |||||||
5 | Abdurrahman Sayoeti (1933–2011) |
Independen | 1989 | 1994 | 4–5 tahun | 6 | 1989–1999: |
|||
1994 | 1999 | 4–5 tahun | 7 | |||||||
6 | Zulkifli Nurdin (1948–2018) |
PAN | 10 Desember 1999 | 10 Desember 2004 | 5 tahun, 0 hari | 8 | 1999–2004:
|
|||
3 Agustus 2005 | 3 Agustus 2010 | 5 tahun, 0 hari | 9 (2005) |
Antony Zeidra Abidin | ||||||
7 | Hasan Basri Agus (lahir 1953) |
Demokrat | 3 Agustus 2010 | 3 Agustus 2015 | 5 tahun, 0 hari | 10 (2010) |
Fachrori Umar | |||
8 | Zumi Zola (lahir 1980) |
PAN | 12 Februari 2016 | 17 Januari 2019[ket. 1] | 2 tahun, 339 hari | 11 (2015) |
||||
9 | Fachrori Umar (lahir 1952) |
Gerindra | 13 Februari 2019 | 12 Februari 2021 | 1 tahun, 365 hari | Lowong | ||||
10 | Al Haris (lahir 1973) |
PAN | 7 Juli 2021 | Petahana | 3 tahun, 171 hari | 12 (2020) |
Abdullah Sani |
Pengganti sementara
Dalam tampuk pemerintahan, seorang kepala daerah yang mengajukan diri untuk cuti atau berhenti sementara dari jabatannya kepada pemerintah pusat, maka Menteri Dalam Negeri menyiapkan penggantinya yang merupakan birokrat di pemerintah daerah atau bahkan wakil gubernur, termasuk ketika posisi gubernur berada dalam masa transisi. Berikut merupakan daftar pengganti sementara untuk jabatan Gubernur Jambi.
Pejabat | Potret | Partai | Awal | Akhir | Masa jabatan | Periode | Gubernur definitif | Ref. | |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Djamin Datuk Bagindo (Penjabat) |
Nonpartisipan | 8 Februari 1957 | 1957 | 0 tahun | — | Pejabat pertama | [ket. 2][5] | ||
Abdul Manap (Penjabat) |
Nonpartisipan | 1967 | 1968 | 0–1 tahun | — | Transisi (1967) |
|||
Eddy Sabara (Penjabat) |
Nonpartisipan | 1979 | 1979 | 0 tahun | — | Transisi (1979) |
|||
Sudarsono Hardjosoekarto (Penjabat) |
Nonpartisipan | 5 Januari 2005 | 3 Agustus 2005 | 210 hari | — | Transisi (2005) |
|||
Ridham Priskap (Pelaksana Harian) |
Nonpartisipan | 3 Agustus 2015 | 5 Agustus 2015 | 2 hari | — | Transisi (2015) |
|||
Irman (Penjabat) |
Nonpartisipan | 5 Agustus 2015 | 12 Februari 2016 | 191 hari | |||||
Fachrori Umar (Pelaksana Tugas) |
NasDem | 10 April 2018 | 13 Februari 2019 | 309 hari | 11 (2015) |
Zumi Zola (Nonaktif) |
|||
Restuardy Daud (Pejabat Sementara) |
Nonpartisipan | 26 September 2020 | 5 Desember 2020 | 70 hari | Fachrori Umar | [ket. 3] | |||
Sudirman (Pelaksana Harian) |
Nonpartisipan | 12 Februari 2021 | 18 Februari 2021 | 6 hari | — | Transisi (2021) |
[ket. 4] | ||
Hari Nur Cahya Murni (Penjabat) |
Nonpartisipan | 18 Februari 2021 | 7 Juli 2021 | 139 hari | |||||
Sudirman (Pejabat Sementara) |
Nonpartisipan | 25 September 2024 | 23 November 2024 | 59 hari | 12 (2020) |
Al Haris | [ket. 5] |
- Catatan
- ^ Zumi Zola dinon-aktifkan pada 10 April 2018 karena kasus korupsi dan resmi diberhentikan pada 17 Januari 2019.
- ^ Penjabat Gubernur 6 Januari 1957 BKRD menyatakan Karesidenan Jambi menjadi Provinsi 8 Februari 1957 peresmian provinsi dan kantor gubernur di kediaman Residen oleh Ketua Dewan Banteng. Pembentukan provinsi diperkuat oleh Keputusan Dewan Menteri tanggal 1 Juli 1957, Undang-Undang Nomor 1 /1957 dan Undang-Undang Darurat Nomor 19/1957 dan mengganti Undang-Undang tersebut dengan Undang-Undang Nomor 61/1958.
- ^ Ditunjuk oleh Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, sebagai Pejabat Sementara (Pjs.) Gubernur menggantikan Gubernur petahana, Fachrori Umar yang sedang cuti kampanye mengikuti Pemilihan umum Gubernur Jambi 2020 sebagai calon Gubernur dari tanggal 26 September 2020 hingga 5 Desember 2020.
- ^ Mengisi kekosongan jabatan Gubernur setelah masa jabatan Fachrori Umar berakhir pada 12 Februari 2021.
- ^ Ditunjuk oleh Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, sebagai Pejabat Sementara (Pjs.) Gubernur menggantikan Gubernur dan Wakil Gubernur petahana, Al Haris dan Abdullah Sani yang sedang cuti kampanye mengikuti Pemilihan umum Gubernur Jambi 2024 sebagai calon Gubernur dan Wakil Gubernur dari tanggal 25 September 2024 hingga 23 November 2024.
Perwakilan
Berdasarkan hasil Pemilihan Umum Legislatif 2019, DPRD Provinsi Jambi tersusun dari dua belas partai, dengan perincian sebagai berikut:
Partai | Kursi |
---|---|
Lambang PDI-Perjuangan PDI-Perjuangan | 9 |
Lambang Partai Golkar Partai Golkar | 7 |
Partai Gerindra | 7 |
Lambang Partai Demokrat Partai Demokrat | 7 |
PAN | 7 |
PKB | 5 |
PKS | 5 |
PPP | 3 |
Partai NasDem | 2 |
Partai Hanura | 1 |
Partai Perindo | 1 |
Partai Berkarya | 1 |
Total | 55 |
Iklim
Bagian ini memerlukan pengembangan. Anda dapat membantu dengan mengembangkannya. |
Geografi
Bagian ini memerlukan pengembangan. Anda dapat membantu dengan mengembangkannya. |
Demografi
Penduduk
Provinsi Jambi secara geografis terletak antara 0,45° Lintang Utara, 2,45° Lintang Selatan dan antara 101,10°-104,55° Bujur Timur. Di sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Riau, sebelah Timur dengan Selat Berhala, sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi Sumatra Selatan dan sebelah Barat dengan Provinsi Sumatra Barat dan Provinsi Bengkulu. Kondisi geografis yang cukup strategis di antara kota-kota lain di provinsi sekitarnya membuat peran provinsi ini cukup penting terlebih lagi dengan dukungan sumber daya alam yang melimpah. Kebutuhan industri dan masyarakat di kota-kota sekelilingnya didukung suplai bahan baku dan bahan kebutuhan dari provinsi ini.
Luas Provinsi Jambi 50.160,05 km² dengan jumlah penduduk Provinsi Jambi pada tahun 2017 berjumlah 3.515.017 jiwa dengan kepadatan 70,08 jiwa/km².[2]. Sebelumnya di tahun 2010, provinsi ini memiliki populasi sebanyak 3.088.618 jiwa (Data BPS hasil sensus 2010). Jumlah penduduk Provinsi Jambi pada tahun 2006 berjumlah 2.683.289 jiwa (Data SUPAS Proyeksi dari BPS Provinsi Jambi. Jumlah Penduduk Provinsi Jambi pada tahun 2005 sebesar 2.657.536 (data SUSENAS) atau dengan tingkat kepadatan 50,22 jiwa/km2. Tingkat pertumbuhan penduduk sebesar 0,96% dengan PDRB per kapita Rp9.523.752,00 (Angka sementara dari BPS Provinsi Jambi. Untuk tahun 2005, PDRB per kapita sebesar Rp8.462.353). Sedangkan sebanyak 46,88% dari jumlah tenaga kerja Provinsi Jambi bekerja pada sektor pertanian, perkebunan dan perikanan; 21,58% pada sektor perdagangan dan 12,58% pada sektor jasa. Dengan kondisi ketenagakerjaan yang sebagian besar masyarakat di provinsi ini sangat tergantung pada hasil pertanian,perkebunan sehingga menjadikan upaya pemerintah daerah maupun pusat untuk mensejahterakan masyarakat adalah melalui pengembangan sektor pertanian
Etnis
Masyarakat Jambi merupakan masyarakat heterogen yang terdiri dari masyarakat asli Jambi, yakni Suku Melayu Jambi dan keturunan atau rumpun minang yang menjadi mayoritas (Kerinci, Tanjung Tebo, Kuamang, Sarolangun dan Suku Asli Anak Dalam, dan perantau dari Sumatra Barat) di Provinsi Jambi. Selain itu juga ada Suku Kerinci di daerah Kerinci dan sekitarnya yang berbahasa dan berbudaya mirip suku Minang. Sejarah dan budaya merupakan bagian dari varian Rumpun Minangkabau. Juga ada suku-suku asli pedalaman yakni Suku Kubu dan Suku Anak Dalam. Adat dan budaya mereka dekat dengan budaya Minang.
Berdasarkan data BPS sensus penduduk 2010, penduduk asli Jambi merupakan etnis terbanyak yakni 44,66% dan mayoritas adalah dari suku Melayu Jambi 34,66% (1.070.514 jiwa) dari total penduduk saat itu 3.088.618 jiwa. Penduduk asli jambi yang dominan lainnya adalah dari suku Kerinci sekitar 8% dari semua etnis asal Jambi. Kemudian etnis pendatang terbanyak berasal dari etnis Jawa mencapai 29,83%. Selain itu juga ada pendatang yang berasal dari Minang 5,47%, Mandailing 3,55%, Banjar 3,41%, Bugis 3,21%, Sunda 2,64%, Tionghoa 1,24% dan etnis lainnya 0,48%[6]
Agama
Sebagian besar masyarakat Jambi memeluk agama Islam yaitu sebesar 94,27%, sedangkan selebihnya merupakan pemeluk agama Kristen Protestam 2,90%, Katolik 1,30%, Buddha 1,29%, Konghucu 0,12% dan sebagian kecil pemeluk agama Hindu 0,08%.[2]
Agama Islam umumnya dianut etnis asli provinsi Jambi yakni Melayu Jambi yang banyak tinggal di Sarolangun, Kerinci, Tanjung Tebo. Kemudian etnis Jawa, Sunda, Sunda, Bugis dan Minang sebagai etnis pendatang juga kebanyakan memeluk agama Islam. Sementara agama Kristen (Protestan dan Katolik) umumnya dianut oleh penduduk etnis Batak, Nias, dan sebagian Tionghoa. Agama Buddha dan Konghucu dianut penduduk etnis Tionghoa, sedangkan sebagian kecil pemeluk agama Hindu berasal dari etnis Bali dan peranakan India.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Tingkat kesejahteraan penduduk yang tercermin melalui Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tercatat sebesar 71,2 (data BPS tahun 2005). Sedangkan angka pengangguran Provinsi Jambi sebesar 92.772 atau setara dengan 7,8% penduduk Provinsi Jambi (data SAKERNAS bulan Februari).Provinsi Jambi termasuk dalam kawasan segitiga pertumbuhan Indonesia-Malaysia-Singapore (IMS-GT). Jarak tempuh Jambi ke Singapura jalur laut melalui Batam dengan menggunakan kapal cepat (jet-foil) ± 5 jam.
Perekonomian
Dengan kondisi suhu udara berkisar antara 23 °C sampai dengan 34 °C dan luas wilayah 53,435 km2 di antaranya sekitar 60% lahan merupakan kawasan perkebunan dan kehutanan yang menjadikan kawasan ini merupakan salah satu penghasil produk perkebunan dan kehutanan utama di wilayah Sumatra. Kelapa sawit dan karet menjadi tanaman perkebunan primadona dengan luas lahan perkebunan kelapa sawit mencapai 400.168 hektare serta karet mencapai 595.473 hektare. Sementara itu, nilai produksi kelapa sawit sebesari 898,24 ribu ton pertahun. Hasil perkebunan lainnya adalah karet, dengan jumlah produksi 240,146 ribu ton per tahun, kelapa dalam (virgin coconut) 119,34 ribu ton per tahun, casiavera 69,65 ribu ton per tahun, serta teh 5,6 ribu ton per tahun. Sementara produksi sektor pertanian yang dihasilkan oleh kawasan bagian barat Provinsi Jambi yaitu beras kerinci, kentang, kol/kubis, tomat dan kedele.
Potensi kekayaan alam di Provinsi Jambi adalah minyak bumi, gas bumi, batubara dan timah putih. Jumlah potensi minyak bumi Provinsi Jambi mencapai 1.270,96 juta m3 dan gas 3.572,44 miliar m3. Daerah cadangan minyak bumi utama di struktur Kenali Asam, Kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten Muaro Jambi dengan jumlah cadangan minyak 408,99 juta barrel. Sedangkan cadangan gas bumi utama di Struktur Muara Bulian, Kecamatan Muara Bulian, Kabupaten Batanghari dengan jumlah cadangan 2.185,73 miliar m3.
Potensi Wisata
Jambi adalah Provinsi yang terletak di pesisir timur bagian tengah Pulau Sumatra. Provinsi Jambi terdiri dari 11 Kabupaten/Kota dan termasuk salah satu dari tiga Provinsi di Indonesia yang memiliki nama yang sama dengan Ibu kotanya. Jambi dahulu merupakan Kerajaan Melayu yang menjadi bagian dari Sriwijaya. Bahasa Melayu di Jambi sama seperti bahasa Palembang dan Bengkulu yang berdialek “O”.
Sarana dan prasarana di Jambi saat ini sudah tersedia dengan cukup baik. Ada banyak cara yang dapat digunakan untuk mengakses berbagai tempat objek wisata di Kota Jambi maupun kabupaten lainnya di propinsi Jambi. Sarana transportasi yang bisa digunakan untuk ke Provinsi Jambi dengan Pesawat dan mobil. Untuk Kabupaten yang telah memilki Bandara adalah Kabupaten Bungo dan Kerinci. Sehingga jika Anda berkunjung ke tempat-tempat wisata yang ada di Jambi tidaklah sulit.
Objek wisata yang ada di Jambi cukup banyak. Jika Anda termasuk pecinta alam maka kami sarankan untuk berwisata ke Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi. Alam yang ada di Kerinci sangatlah indah, mulai dari pegunungan, danau, perkebunan teh dan masih banyak lagi. Selain di Kerinci tempat wisata di Jambi juga terdapat di beberapa Kabupaten lainnya seperti informasi yang akan kami berikan berikut ini.
1. Jembatan Pedestrian dan Menara Gentala Arasy
Ada dua objek di lokasi ini yaitu Jembatan Pedestrian dan Menara Gentala Arasy, tetapi orang-orang banyak menyebutnya Jembatan Gentala Arasy. Jembatan ini adalah salah satu objek wisata yang wajib Anda kunjungi jika datang ke Jambi. Jembatan Pedestrian adalah Jembatan untuk pejalan kaki dengan bentuk berkelok-kelok dan terbentang diatas sungai batanghari disini Anda bisa dengan gratis menikmati pemandangan dari atas jembatan. Diujung jembatan terdapat Menara Gentala Arasy yang merupakan museum tentang sejarah berkembangnya Islam di Kota Jambi. Selain museum, disini juga menjadi pusat kuliner dan nongkrong pada sore dan malam hari. Disini juga banyak disediakan perahu jika Anda ingin jalan-jalan menyusuri sungai Batanghari.
2. Candi Muaro Jambi
Candi Muaro Jambi merupakan komplek percandian Agama Hindu-Buddha yang terdapat di Kabupaten Muaro Jambi dan diperkirakan bersal dari abad ke-11 M. Meskipun tidak sepopuler candi lain di Pulau Jawa, komplek percandian ini adalah yang terluas di Indonesia. Candi Muaro Jambi ini biasanya ramai dikunjungi wisatawan pada saat hari-hari libur dan saat pergelaran festival candi. Jadi jika Anda mencari referensi tempat wisata di Jambi maka komplek percandian muaro Jambi adalah salah satu yang wajib untuk dikunjungi.
3. Air Terjun Tegan Kiri
Air terjun tegan kiri adalah salah satu objek wisata alam yang terdapat di Kabupaten Bungo Provinsi Jambi. Air terjun ini memiliki panorama alam yang sangat indah dan masih asri dengan ketinggian 10 meter. Sumber air terjun tegan kiri dari perbukitan dengan ketinggian 26 meter. Untuk menuju ke lokasi kita harus menempuh jarak kurang lebih 30 km dari Ibu kota Kabupaten Bungo dengan perjalanan darat.
4. Geopark Merangin
Merupakan salah satu objek wisata yang terdapat di Kabupaten Merangin.Geopark merangin tidak hanya menawarkan arung jeram saja tetapi keunikan fosil flora berusia 350 juta tahun juga menjadi daya tarik tersendiri. Kawasan ini masih diselimuti hutan lebat dengan beragam jenis tanamannya. Untuk mencapai lokasi ini dibutuhkan waktu sekitar 6 jam dengan menggunakan mobil dari Jambi, Ibu kota provisi Jambi.
5. Perkebunan Teh Kayu Aro
Salah satu tempat wisata di Jambi terbaik dan terkenal sejak jaman dahulu adalah Kebun Teh Kayu Aro yang terdapat di Kabupaten Kerinci. Perkebunan dengan luas 3.020 hektar ini merupakan perkebunan teh dalam satu hamparan terluas di dunia dengan berlatarkan Gunung Kerinci.Udara pegunungan yang sejuk dan keramah tamahan penduduk setempat menjadi nilai tambah tersendiri Perkebunan Teh Kayu Aroe saat ini dikelola Oleh PTPN VI
6. Danau Gunung Tujuh
Kondisi alam sekitar Danau Gunung Tujuh sangat begitu indah dan alami serta memiliki air yang begitu jernih. Keindahan Danau dilengkapi oleh barisan hamparan tujuh gunung yang mengelilinginya. Pada beberapa titik di pinggir danau terbentang pasir yang menyerupai pantai. Danau Gunung tujuh ini terdapat di Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi.
7. Danau Kaco
Danau ini memiliki luas sekitar 30 x 30 meter. Jernihnya air di Danau ini membuat dasarnya terlihat secara jelas, walaupun memiliki kedalaman air yang tidak terukur. Selain itu. Pada saat malam Danau Kaco mengeluarkan cahaya yang terang, terutama pada waktu bulan purnama.
Ketujuh tempat wisata diatas hanya beberapa objek yang coba kami rekomendasikan kepada Anda. Masih banyak lagi objek-objek wisata di Provinsi Jambi yang tentunya juga sayang jika Anda lewatkan. Berikut adalah daftar tempat wisata lainnya yang ada di Provinsi Jambi.
Potensi Ekonomi
Cadangan minyak bumi Provinsi Jambi sebesar 1.270,96 juta m3. Cadangan minyak bumi antara lain terdapat di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, struktur Kenali Asam, Kecamatan Jambi Luar Kota dan Kabupaten Muaro Jambi.
Cadangan gas bumi Provinsi Jambi sebesar 3.572,44 miliar m3. Cadangan tersebut sebagian besar terdapat di Struktur Muara Bulian, Kecamatan Muara Bulian, Kabupaten Batang Hari dengan jumlah cadangan 2.185,73 miliar m3.
Cadangan batubara Provinsi Jambi sebesar 18 juta ton, yang merupakan batubara kelas kalori sedang yang cocok digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik. Cadangan terbesar dijumpai di Kabupaten Bungo.
Komoditas perkebunan yang sangat dominan adalah Karet dan Kelapa Sawit. Hal ini didukung dengan program Pemerintah Derah Provinsi Jambi yaitu “Pengembangan Kelapa Sawit Sejuta Hektar” serta “Replanting Karet”. Selain itu, casiavera juga banyak dibudidayakan terutama di daerah Kerinci.
Budaya dan seni
Seiring berjalannya waktu, banyak kesenian tradisional yang kini dilupakan orang. Nilai seni dan budaya Indonesia yang teramat beragam kini pelan-pelan mulai terkikis dengan gaya hidup dan sikap acuh terhadap seni dan kebudayaan. Minimnya pengetahuan akan kesenian tak dimungkiri menjadi sebab para generasi muda tak lagi mengenal seni dan budaya yang dimiliki. Salah satu seni yang menjadi daftar kekayaan budaya Indonesia adalah tari rentak besapih, sebuah tarian yang menggambarkan keserasian, keseragaman dan jalan kehidupan. Tari rentak besapih adalah gambaran kehidupan manusia yang berbeda etnis, suku, dan latar belakang, tetapi berjalan serentak dalam kehidupan sehingga terlihatnya keselarasan hidup berdampingan dengan rukun dan saling menghormati. Tari rentak besapih dibawakan oleh 8 hingga 10 orang dengan memakai pakaian khas adat Melayu Jambi dengan menggunakan hiasan kain tenun di atas kepalanya. Tarian rentak besapih merupakan gambaran sejarah Kota Jambi pada waktu dulu Jambi menjadi kota perdagangan yang dikunjungi oleh berbagai etnis dan suku. Tari rentak besapih merupakan kesenian turun temurun sejak masa nenek moyang. Sehingga kesenian ini menjadi daftar keragaman seni budaya Indonesia yang layak untuk dijaga keberadaannya. Saat ini tidak banyak yang mengenal seni tari rentak besapih, karena keberadaannya hanya terlihat pada perayaan-perayaan tertentu. Pada polanya tari rentak besapih hampir mirip dengan tarian lain pada umumnya, yaitu menggunakan kombinasi pola lantai yang menimbulkan suara derap langkah yang serentak dengan irama yang rancak. Gerakan kaki yang diiringi musik ini akan memberikan sensasi yang indah pada penontonnya. Karena karakter penari yang telah melebur dengan gerakan demi gerakannya menjadi simbol dan pesan kepada yang melihatnya. Gambaran Provinsi Jambi yang aman, makmur dan sejahtera akan tampak dari gerakan yang dibawakan para penari. Sungguh tarian yang unik dan juga mendidik, memberikan gambaran sejarah dengan sebuah gerakan dinamis yang sangat indah untuk dinikmati.
Referensi
- ^ "Inilah Nama-nama 10 Pejabat Pemprov Jambi yang Dilantik Sekda M Dianto". 2018-03-03. Diakses tanggal 2018-04-10.
- ^ a b c d "Provinsi Jambi Dalam Angka 2018". BPS Provinsi Jambi. Diakses tanggal 7 Februari 2019.
- ^ a b "Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan (Permendagri No.137-2017) - Kementerian Dalam Negeri - Republik Indonesia". www.kemendagri.go.id (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-04-29. Diakses tanggal 2018-07-09.
- ^ Nama-nama Mantan Gubernur Jambi Diarsipkan 2021-09-20 di Wayback Machine. di jambiprov.go.id
- ^ "Indonesian Provinces". World Statesmen. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-03-16. Diakses tanggal 15 November 2014.
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaEtnis
Pranala luar
- (Indonesia) Situs web resmi pemerintah provinsi Jambi
- (Indonesia) Situs web resmi pariwisata Indonesia
- (Indonesia) Informasi Tentang Jambi
- (Indonesia) Makanan khas Jambi
- (Indonesia) Profil Demografi Jambi
- (Indonesia) Profil Ekonomi Jambi
- (Indonesia) Profil Wisata Jambi
- (Indonesia) Ekonomi Regional Jambi
- (Indonesia) Statistik Regional Jambi