Kolera unggas
Kolera unggas (bahasa Inggris: fowl cholera) disebabkan oleh bakteri bipolar Pasteurella multocida[1]. Penyakit ini ditemukan pada awal abad ke-18. Pertama kali penyakit ini pertama kali ditemukan di daerah Amerika Utara pada tahun 1943-1944[1]. Penyakit ini pada tahun 2011 menyebabkan kematian pada bebek di daerah Kanada dan terjadi penyebaran wabah hingga ke daerah greenland[1]. Persebaran penyakit ini dapat terjadi secara perlahan maupun mendadak[2]. Penyakit ini dapat disebabkan karena makanan dan minuman yang di konsumsi secara langsung[2]. Selain itu, karena unggas merupakan salah satu hewan yang bersifat coprophagi penularan melalui kotoran yang dikeluarkan[2].
Setelah di lakukan beberapa studi lebih lanjut mengenai penyakit ini, ditemukan bahwa kolera unggas ini disebabkan oleh bakteri Pasteurella multocida[1]. bakteri ini bersifat tidak dapat berjalan, tidak membentuk spora dan berbentuk batang[1]. Wabah ini dapat menyebar dengan cepat karena bakteri P. multocida memiliki berbagai jenis serotype sehingga sulit untuk di identifikasi[1]. Epidemik dari wabah ini juga belum dapat diperinci lebih lanjut dikarenakan belum ditemukannya data dari hasil analisis molekuler yang dapat mengidentifikasi seluruh antigen yang dikeluarkan[1].
Pada bentuk penyakit yang tidak ganas atau kronis ayam akan memiliki karakteristik seperti dibawah ini[2]:
- terlihat lesu[2],
- nafsu makan hilang[2],
- suhu badan naik[2],
- pial dan jengger berubah warna menjadi merah kebiru-biruan[2],
- diare yang berair berwarna putih kekuning-kuningan kemudian berubah menjadi kehijau-hijauan[2], dan
- gangguan pernafasan[2].
Sedangkan pada penyakit yang akut biasanya terjadi kematian sebelun terjadinya tanda-tanda tersebut secara mendadak[2]. Proses penangan dari wabah ini adalah dengan melakukan injeksi berkala kepada unggas dan memisahkan unggas yang terkena wabah ini karena dapat bersifat kanibal[1][2]. Senyawa yang aman untuk di injeksikan pada unggas yang terjagkit wabah ini adalah senyawa antibiotik yang dapat diterima oleh manusia, yaitu seperti tetrasiklin[2]. Jika tidak ada perbedaan yang nyata seletelah di lakukan penangan maka akan terjadi kematian dalam waktu kurang dari satu minggu[2].