Lawang Sewu: Dendam Kuntilanak

film Indonesia tahun 2007
Revisi sejak 14 Agustus 2019 13.15 oleh 202.67.44.5 (bicara)

Lawang Sewu - Dendam Kuntilanak adalah film Horor Indonesia tahun 2007 yang disutradarai oleh Arie Azis dan diproduksi oleh MD Pictures dan Dee Company. Film ini bercerita tentang sekelompok tujuh remaja dari Jakarta berada di Semarang untuk merayakan kelulusan SMA mereka. Di sepanjang jalan pulang setelah berpesta, mereka mampir ke Lawang Sewu, sebuah bangunan di Semarang yang konon angker, untuk buang air kecil. Karena tidak mau berbarengan dengan anak laki-laki, salah satu gadis masuk ke dalam gedung dan anehnya tidak kembali lagi. Ketika mereka mulai mencari teman mereka yang hilang, malam itu berubah menjadi mimpi buruk bagi mereka, yang dihantui dan diteror oleh seorang Kuntilanak.

Lawang Sewu: Dendam Kuntilanak
Berkas:Film17281.jpg
SutradaraArie Azis
ProduserDhamoo Punjabi
Manoj Punjabi
Dheeraj Kalwani
Ditulis olehAviv Elham
PemeranThalita Latief
Marcell Darwin
Melvin Giovanie
Tsania Marwa
Salvita Decorte
Ronald Gustav
Bunga Jelitha
Renny Djajoesman
Nuri Maulida
Yati Pesek
SinematograferHendra Sutan
PenyuntingWaluyo Ichwandiardono
DistributorMD Pictures
Dee Company
Tanggal rilis
16 September 2007
Durasi112 menit
NegaraIndonesia
AnggaranRp1.500.000.000,-

Sinopsis

Tujuh remaja dari Jakarta, Diska (Thalita Latief), Yugo (Marcell Darwin), Armen (Melvin Giovanie), Dinda (Tsania Marwa), Naya (Salvita Decorte), Onil (Ronald Gustav), dan Cika (Bunga Jelitha), berada di Semarang untuk merayakan kelulusan mereka dari sekolah menengah. Semua kecuali Diska, yang mengendarai mobil, mabuk setelah pergi ke klub malam. Dalam perjalanan pulang ke rumah nenek Naya, Armen, Onil, dan Yugo meminta Diska menepi agar mereka dapat buang air; mereka berhenti di Lawang Sewu, dan mereka buang air kecil ke dalam komplek bangunan dari luar pagar. Cika, yang juga harus buang air kecil, tidak merasa nyaman berbarengan dengan laki-laki dan pergi ke kedalam bangunan.

Setelah bertanya-tanya mengapa Cika tidak kembali, mereka berenam masuk kedalam bangunan untuk mencarinya. Hantu-hantu bermunculan dan marah karena mereka tidak menghargai bangunan tersebut, kemudian mulai menakuti mereka. Pertama datang adalah hantu wanita Belanda, Noni van Ellen, yang merasuki Dinda dan membuatnya berteriak memarahi yang lain. Setelah Dinda kembali normal, Diska memberitahunya bahwa dia telah melanggar kesucian bangunan dengan masuk kedalam saat sedang menstruasi. Onil disuruh membawa Dinda ke luar, tetapi sebelum mereka dapat meninggalkan bangunan, mereka diteror oleh kuntilanak dengan bola dan rantai yang melilit di kakinya; Onil dengan sangat ketakutan mengompoli celananya, dan keduanya saling berpelukan saat hantu mendekati mereka.

Sementara itu, Diska, Yugo, Armen, dan Naya shok menemukan tubuh Cika sudah tidak bernyawa. Ketika mereka menggotong membawa Cika keluar, kuntilanak datang dan mengejar mereka. Diska sampai di luar gedung, tetapi Armen, Yugo, dan Naya dikejar ke ruang bawah tanah, di mana kuntilanak meneror mereka. Diska pergi untuk mendapatkan bantuan dari Naya Nenek. Ketika mereka kembali, mereka berusaha mengusir hantu dengan melakukan pengusiran setan; hantu-hantu bangkit dan membunuh Naya, mengejar Diska ke ruang bawah tanah.

Di ruang bawah tanah, Diska bertemu Armen, Yugo, dan Naya. Armen mengatakan kepadanya bahwa dia tahu siapa kuntilanak itu: mantan pacarnya Ratih (Nuri Maulida). Dia tidak sengaja hamil mengandung anak Armen dan diusir dari Jakarta oleh Armen dan teman-temannya; Diska, yang waktu itu ingin membantunya, dihentikan oleh Naya dan Cika. Setibanya di kota kelahirannya di Semarang, Ratih tidak diakui oleh keluarganya dan dengan putus asa bunuh diri dengan melemparkan dirinya ke sumur di Lawang Sewu.

Setelah mempelajari kebenaran tersebut, Diska berlari ke sumur untuk menutupnya. Sementara itu, kuntilanak telah membunuh Naya dan Armen. Saat kuntilanak bersiap untuk membunuh Yugo, Diska berhasil menutup sumur dan menghentikan sang kuntilanak. Pada akhirnya, Diska dan Yugo pulang bersama ke rumah masing-masing dan melanjutkan kehidupan mereka.

Pemeran

Pemeran Tambahan

Produksi

Praproduksi

Lawang Sewu: Dendam Kuntilanak diproduksi oleh MD Pictures, yang sebelumnya memproduksi Kala (2007) dan Suster Ngesot (2007). Film ini disutradarai oleh Arie Azis dan ditulis oleh Aviv Elham, dan mengambil inspirasi dari kisah-kisah tentang Lawang Sewu di Semarang, Jawa Tengah, sebuah bangunan kolonial yang konon angker.

Praproduksi dimulai pada pertengahan tahun 2007, dengan laporan muncul pada awal Juni bahwa Arie Azis sedang dalam pembicaraan untuk menyutradarai film ini, yang kemudian dikonfirmasi oleh MD Pictures. Pada bulan Juni 2007, Thalita latief dan Marcell Darwin diberitakan akan membintangi film ini. Di bulan yang sama, Melvin Giovanie, Tsania Marwa, Salvita Decorte, Ronald Gustav, dan Bunga Jelitha juga dikonfirmasi untuk berperan di film ini. Dalam persiapan untuk peran mereka, para aktor dan aktris melakukan perjalanan ke Semarang untuk membiasakan diri sebelum syuting.

Syuting

Fotografi prinsipal dimulai pada akhir Juli 2007. Berlangsung selama lebih dari 30 hari, syuting berlangsung di lokasi Lawang Sewu serta lokasi lain disekitar Semarang, Jawa Tengah. Syuting juga berlangsung di beberapa tempat di Jakarta. Ketika melakukan adegan di mana Dinda dirasuki oleh hantu Noni Van Ellen, Tsania Marwa dilaporkan mulai berbicara dalam bahasa Belanda yang fasih, bahasa yang belum pernah ia pelajari sebelumnya.

Tema

Manoj Punjabi, produser film, menyatakan bahwa ia percaya film Lawang Sewu: Dendam Kuntilanak membawa pesan penting, bahwa manusia sebagai makhluk sosial harus selalu mengikuti norma sosial dan sadar akan lingkungannya; jika tidak, rahasia lingkungan tersebut akan terungkap.

Rilis dan penerimaan

Lawang Sewu: Dendam Kuntilanak rilis perdana di Teater Senayan City XXI pada 19 September 2007, dengan rilis publik pada hari berikutnya.

Referensi

Pranala luar