Persik Kediri
Persatuan Sepak Bola Indonesia Kediri (disingkat Persik Kediri) merupakan klub sepak bola Indonesia yang berbasis di Kota Kediri, Jawa Timur. Tim ini mempunyai kandang di Stadion Brawijaya dan dijuluki Macan Putih. Persik Kediri mulai bermain di Divisi Utama Liga Indonesia pada tahun 2003. Klub ini didirikan Pada tanggal 19 Mei 1950.
Nama lengkap | Persatuan Sepak Bola Indonesia Kediri | ||
---|---|---|---|
Julukan | Macan Putih | ||
Berdiri | 1950 | ||
Stadion | Brawijaya, Kota Kediri, Jawa Timur, Indonesia (Kapasitas: 15.000) | ||
Ketua Umum | Drs. Nur Muhyar | ||
Sekretaris | Barnadi | ||
Bendahara | Drs. Soeprapto, MM | ||
Manajer | Benny Kurniawan | ||
Pelatih | Budiardjo Thalib | ||
Asisten Pelatih | Johan Prasetyo | ||
Dokter Tim | dr. Fauzan Adhima | ||
Liga | Liga 2 | ||
Liga 3 2018 | Juara, promosi ke Liga 2 | ||
| |||
Musim ini |
Sejarah
Dalam catatan kearsipan pengurus, Persatuan Sepak bola Indonesia Kediri (Persik) berdiri pada tahun 1950, pada tanggal 19 Mei. Sebagai pendiri adalah Bupati Kediri saat itu, R Muhammad Machin. Karena saat itu Kediri masih berupa kabupaten, tidak ada pemisahan wilayah seperti sekarang, kabupaten dan kota. Dibantu Kusni dan Liem Giok Djie, yang dilakukan Machin pertama kali adalah merancang bendera tim yang tersusun dari dua warna berbeda. Bagian atas berwarna merah dan bawahnya hitam dengan tulisan PERSIK di tengah-tengah dua warna berbeda itu. Sebagai tim perserikatan yang terdaftar di PSSI, Persik memiliki beberapa klub anggota, diantaranya PSAD, POP, Dhoho, Radio, dan Indonesia Muda (IM). Dalam tiga dekade (1960 hingga 1990-an) prestasi Persik belumlah menonjol bahkan di tingkat nasional pun masih kalah dibandingkan dengan “saudara mudanya” Persedikab Kabupaten Kediri yang pada era 1990-an tercatat dua kali mengikuti kompetisi Ligina. Namun sejak ditangani Wali Kota Drs. H. A. Maschut, Persik menunjukkan perubahan. Mengawali debutnya di pentas nasional, Persik merekrut mantan pelatih Tim Nasional PSSI Pra Piala Dunia (PPD) 1986, Sinyo Aliandoe, untuk menangani klub kebanggaan warga Kota Kediri itu dalam Kompetisi Divisi I periode 2000-2001. Di bawah tangan dingin Om Sinyo itulah, para pemain Persik yang merupakan pemain-pemain dari Kediri dan sekitarnya itu mulai diperkenalkan dengan sistem sepak bola modern. Namun hanya dalam waktu satu tahun Om Sinyo berlabuh di Kota Kediri . Setelah itu Persik pun resmi ditangani mantan pemain Timnas PSSI, Jaya Hartono, yang sebelumnya hanyalah asisten Om Sinyo.
Sementara untuk semua urusan baik di dalam maupun di luar stadion, H. A. Maschut meminta bantuan putra menantunya, Iwan Budianto, yang beberapa tahun sebelumnya menangani Arema Malang. Di tangan Iwan-Jaya itulah, tim berjuluk “Macan Putih” itu unjuk gigi dengan berhasil menyabet gelar juara Kompetisi Divisi I PSSI tahun 2002. Gelar tersebut sekaligus mengantarkan tim kebanggaan warga Kota Kediri itu “naik kelas” sebagai kontestan Divisi Utama dalam Ligina untuk musim kompetisi IX/2003.
Sejak kompetisi itu digelar pada bulan Januari 2003, Persik sudah mengklaim dirinya sebagai tim dari daerah yang tak sekadar “numpang lewat”. Tekad itu terpatri di dalam lubuk sanubari para pemain, sehingga dengan usaha keras dan penuh dramatis, Persik mampu mencuri perhatian publik bola di Tanah Air setelah berhasil memboyong Piala Presiden setelah mengukuhkan dirinya sebagai juara Ligina IX/2003.
Persik mampu memupuskan harapan tim-tim besar, seperti PSM Makassar, Persija Jakarta, dan Persita Tangerang yang saat itu sangat berambisi menjadi kampiun dalam kompetisi paling bergengsi di Jagad Nusantara ini. Piala Presiden itu kembali berlabuh di Kota Kediri setelah Persik berhasil menjuarai kompetisi Divisi Utama Ligina XII/2006 setelah menyudahi perlawanan sengit PSIS Semarang dengan skor 1-0 di partai final yang digelar di Stadion Manahan Solo,
'Dipandang Sebelah Mata'
Untuk mendapatkan prestasi seperti itu tentu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Persik yang awalnya dipandang sebelah mata berubah menjadi tim yang lapar akan kemenangan. Ini bisa dilihat di awal-awal kompetisi LBM IX berjalan, Persik terseok-seok bahkan pernah menduduki peringkat ke-13 klasemen sementara.
Perlahan tetapi pasti, kemenangan demi kemenangan diraihnya hingga pada putaran pertama Persik sempat menempati puncak klasemen sementara. Dan di putaran kedua prestasi Pesik semakin stabil hingga kompetisi berakhir Persik sukses menjadi juara.
Dengan diperkuat tiga legiun asing asal Cile, yakni Fernando, Juan Carlos dan Alejandro Bernald, pada tahun 2002 Persik menorehkan tinta emas setelah berhasil menyabet Juara Divisi I PSSI, di mana pertandingan empat besarnya diselenggarakan di Manado. Prestasi itu memastikan Persik masuk Divisi Utama Ligina IX/2003. Namun sebelum ikut kompetisi paling bergengsi di Tanah Air itu, Persik mencatat prestasi gemilang setelah sukses merengkuh gelar juara Piala Gubernur Jatim I/2004 di Surabaya . Gelar itu kembali direbutnya pada Piala Gubernur III/2005 di Gelora Delta Sidoarjo setelah menyudahi perlawanan tim debutan Persekabpas Kabupaten Pasuruan. September 2006 lalu.
Tangan Dingin Di Balik Persik
Prestasi demi prestasi yang ditorehkan Persik, tak bisa lepas dari perjuangan dan kegigihan beberapa tokoh sepak bola Kota Kediri. Sejak tahun 1999 Wali Kota Drs H.A. Maschut memegang jabatan sebagai Ketua Umum. Ia dibantu J.V. Antonius Rahman yang saat itu menjabat Ketua DPRD Kota Kediri sebagai Ketua Harian Persik dan tokoh sepak bola, Barnadi sebagai Sekretaris Umum.
Namun tak bisa dilupakan pula perjuangan Iwan Budianto sebagai manajer tim untuk mengangkat citra Kota Kediri di bidang sepak bola bersama Eko Soebekti dan Suryadi, masing-masing menempati posisi asisten manajer operasional dan asisten manajer keuangan.
Untuk aristek di lapangan baik pengurus maupun manajemen saat itu mengangkat mantan pemain Niac Mitra Surabaya, Jaya Hartono dibantu mantan pemain Arema Malang, Mecky Tata bertindak selaku asisten pelatih. Nama Iwan Budianto dan Jaya Hartono sudah cukup lama dikenal oleh publik bola di tanah air. Sebelum bergabung dengan Persik, Iwan Budianto pernah menjadi manajer tim Arema Malang pada Ligina V 1998/1999. Saat itu Arema menempati peringkat ketiga grup tengah II.
Sementara Jaya Hartono sudah tidak asing lagi. Selain malang melintang sebagai pemain di beberapa klub Galatama mulai dari Niac Mitra, Petrokimia Putra, BPD Jateng, Assyabaab Salim Group Surabaya, PKT Bontang hingga kariernya di timnas PSSI selama sepuluh tahun mulai 1986 sampai 1996. Sebagai orang yang bertangan dingin Jaya Hartono membawa Persik sebagai Juara Ligina IX/2003 bagi Persik. Namun sayang Jaya Hartono tahun 2006 meninggalkan Persik Kediri dan digantikan Daniel Rukito hingga tahun 2007. Meski hanya dua tahun Daniel juga menorehkan sejarah bagi Persik Kediri yakni membawa Persik Juara Ligina XII/2006.
Menghadapi Super Liga Persik mencoba pelatih asing asal Muldova yang cukup dikenal yakni Arcan Iurie (mantan pelatih Persib Bandung dan Persija) itupun hanya setengah kompetisi, selanjutnya Persik dibawah kendali Aji Santoso hingga akhir ISL 2008 dan menjadikan Persik dalam 5 besar (peringkat 4 ISL 2008). Memasuki ISL 2009/2010 Persik diarsiteki oleh Gusnul Yakin seiring pergantian Ketua Umum yang baru yang menggantikan HA Maschut kepada dr Samsul Ashar Sp.PD yang juga wali kota terpilih dalam Pilkada 2008 lalu.
Degradasi ke kasta ke dua
Sejak dibawah kepemimpinan Dr.H Samsul Ashar, Persik terus mengalami penurunan prestasi hingga terdegradasi ke divisi utama pada akhir kompetisi Liga Super 2009-2010 hingga akhir kompetisi divisi utama tahun 2013 Persik baru bisa Promosi kembali ke Liga Super dengan menempati peringkat 3 klasemen divisi utama.
Untuk pertandingan kandang Persik menggunakan Stadion Brawijaya Kediri yang berkapasitas sekitar 20 ribu orang. Sementara untuk kegiatan manajerial Persik dipusatkan di sekretariat Persik di Jl. Diponegoro No. 7, Kediri. No. telp. dan faksimilinya adalah 0354-686690.
Home Ground
Stadion Brawijaya adalah kandang bagi Persik Kediri. Terletak tengah Kota Kediri, Jawa Timur. Stadion ini dibangun pada tahun 1983, dan mengalami pembenahan pada tahun 2000. Stadion Brawijaya memiliki kapasitas 20.000 tempat duduk. Stadion Brawijaya merupakan kebanggaan masyarakat Kediri karena di stadiun inilah Persik Kediri menjamu lawan-lawannya. Stadion ini berkapasitas 20.000 penonton, dibangun pada tahun 1983.
Pendukung
Persik didukung suporternya yang fanatik dan militan yaitu Persikmania yang terbentuk pada bulan Februari 2001. Seiring dengan berjalannya waktu, prestasi Persik menurun, sehingga banyak Persikmania yang mulai enggan menyaksikan laga Persik Kediri di Stadion Brawijaya. Namun banyak juga bermunculan Persikmania dari generasi berikutnya dan kemudian membuat kelompok sendiri seperti Brigata Cyberxtreme yang biasa menempati tribun utara. Selain itu ada juga yang menamai kelompoknya Gerakan Cinta Persik (GCP) yang biasa menempati tribun timur sebelah selatan papan skor namun tetap dalam yel yelnya mereka masih menyebut dirinya Persikmania.
Didiskualifikasi dari peserta ISL 2015
Pada 12 Desember 2014, Persik Kediri didiskualifikasi dari peserta LSI 2015 karena dinilai tidak memenuhi persyaratan baik dari segi keuangan dan infrastruktur bersama dengan Persiwa Wamena selama proses verifikasi pada bulan Desember 2014. Dan harus kembali bermain di Divisi Utama LI 2015. Tahun 2016 Dentama Ardiratna mencoba menghidupkan kembali Persik Kediri dengan serangkaian laga ujicoba.
Rekor musim ke musim
Musim | Liga | Piala | IIC | Asia | Topskor tim | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Komp. | Main | M | S | K | GM | GK | Poin | Pos | Nama | Gol | ||||
2016 | ISC B (6) | 10 | 8 | 2 | 0 | 20 | 5 | 26 | 1 | ISC B | Tidak ikut | Tidak ikut |
Juara | Peringkat kedua | Promosi | Degradasi |
Skuat
Berikut skuat yang diturunkan untuk ajang Liga 2 2019.[1]
Catatan: Bendera menunjukkan tim nasional sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat memiliki lebih dari satu kewarganegaraan non-FIFA.
|
|
Mantan pemain terkenal
AFC |
CAF |
CONMEBOL |
Daftar Top Skorer
Tahun | Pemain | Peran | Gol |
---|---|---|---|
2005–2008 | Cristian Gonzáles | 106 | 100 |
2003–2004 | Bamidelle Frank Bob Manuel | 34 | |
2003–2008 | Musikan | 31 | |
2008–2010 | Saktiawan Sinaga | 26 | 23 |
2005-2009 | Budi Sudarsono | 69 | 20 |
2007-2009 | Ronald Fagundez | 112 | 12 |
2009–2010 | Yongki Aribowo | 29 | 9 |
2006-2008 | Danilo Fernando | 7 | |
2004-2005 | Ekene Ikenwa | 17 | 7 |
2009–2010 | Zhang Shuo | 10 | 3 |
2008-2011 | Legimin Raharjo | 29 | 1 |
2009-2011 | Mekan Nasyrov | 33 | 1 |
2012- | Oliver Makor | 14 | 3 |
Wawan Widiantoro | 55 | 3 |
Septian Satria Bagaskara - 21
Prestasi di Liga Indonesia
- 1999/2000 Divisi Dua, Juara (promosi ke Divisi Satu Liga Indonesia)
- 2002 - Juara Divisi Satu (promosi ke Divisi Utama Liga Indonesia)
- 2003 - Juara Liga Indonesia
- 2006 - Juara Liga Indonesia
- 2013 - Peringkat ketiga Divisi Utama (promosi ke Liga Super Indonesia)
- Liga 3 2018 - Juara Liga 3'
Kompetisi Asia
2 kali penyertaan
Musim | Kompetisi | Babak | Klub | Kandang | Tandang | |
---|---|---|---|---|---|---|
2004 | Liga Champions AFC | Group | Seongnam Ilhwa Chunma | 1-2 | 15-0 | |
Group | Yokohama F. Marinos | 1-4 | 4-0 | |||
Group | Bình Ðịnh F.C. | 1-0 | 2-2 | |||
2007 | Liga Champions AFC | Group | Urawa Red Diamonds | 3-3 | 3-0 | |
Group | Shanghai Shenhua F.C. | 1-0 | 6-0 | |||
Group | Sydney FC | 2-1 | 3-0 |
Prestasi lain
- Juara Piala Gubenur Jawa Timur I 2002
- Juara Piala Gubenur Jawa Timur III 2004
- Juara Piala Gubenur Jawa Timur V 2006
- Juara Piala Gubenur Jawa Timur VI 2008
- Juara Piala Gubenur Jawa Timur 2014
Referensi
Pranala luar
- (Indonesia) Persik.co.id - Situs resmi
- (Indonesia) Blog Persik Kediri
- (Indonesia) ANTVSPORT
- (Indonesia) Persik Kediri Juara Liga Indonesia XII @ kompas.com
- (Indonesia) Kompas.co.id