Kaisar
Kaisar adalah salah satu gelar penguasa monarki dalam bahasa Indonesia. Wilayah kekuasaan kaisar disebut kekaisaran atau imperium. Dalam bahasa Indonesia, gelar lain yang kedudukannya setara dengan kaisar adalah maharaja. Dalam penggunaannya, kaisar lebih bersifat umum, sedangkan maharaja lebih digunakan pada penguasa Hindu. Dalam tingkatan penguasa monarki, kaisar dan maharaja memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari raja.
Padanan untuk perempuan dari gelar kaisar adalah maharani dan gelar ini dapat digunakan untuk merujuk kaisar perempuan atau istri dari kaisar laki-laki.
Asal usul
Kata ini berasal dari bahasa Yunani Καῖσαρ (kaisar)[1] yang dalam bahasa Latin disebut caesar. Caesar sendiri awalnya adalah cognomen Julius Caesar, Diktator Romawi. Cucu saudarinya sekaligus anak angkatnya, Gaius Octavius atau Augustus, mengambil nama caesar saat dirinya menjadi Kaisar Romawi pertama. Langkah itu kemudian diikuti oleh para penerusnya. Lambat laun, caesar diadopsi di banyak bahasa sebagai gelar untuk seorang kaisar. Di Jerman, gelar ini disebut kaiser.
Penggunaan
Baik raja maupun kaisar, keduanya merupakan penguasa monarki. Namun kedudukan kaisar (dan maharaja) dipandang lebih tinggi dari raja. Seorang kaisar biasanya memiliki kekuasaan yang mengungguli penguasa lain di sekitarnya, dan juga menguasai beberapa negara dan kerajaan bawahan.Salah satu contohnya adalah Turki Utsmani yang menguasai beberapa wilayah, termasuk berbagai kerajaan dan kadipaten di Eropa dan Asia.
Dalam keberjalanannya, gelar kaisar (dan maharaja) kemudian disandang oleh penguasa wilayah yang lebih kecil guna menaikkan derajat dan status mereka. Kekaisaran yang sudah terpecah-belah umumnya juga tetap mempertahankan gelar "kaisar" untuk pemimpin mereka, meskipun wilayah kekuasaannya sudah tidak lebih luas lagi dari kerajaan dan kadipaten di sekitarnya. Contohnya adalah yang terjadi pada Kekaisaran Romawi Timur menjelang kejatuhannya.
Penggunaan di Indonesia
Di Indonesia, monarki yang dipandang setingkat dengan kekaisaran adalah Sriwijaya dan Majapahit. Dalam penggunaan sehari-hari, gelar kaisar identik dengan penguasa monarki di Asia Timur, khususnya penguasa Tiongkok sebelum masa republik.
Meskipun kedudukan kaisar berada di atas raja, tetapi pada umumnya, masih banyak masyarakat Indonesia yang menyamakan kedudukan dari kedua gelar ini. Hal ini menjadikan penggunaan kedua gelar ini saling tertukar, baik dalam kegiatan penerjemahan maupun pengucapan sehari-hari. Hal tersebut sangat mungkin lantaran latar belakang Indonesia yang republik, sehingga tidak begitu memperhatikan tingkatan di antara penguasa monarki.
Kaisar Jepang
Pemimpin Jepang tennō (天皇) sekarang adalah satu-satunya penguasa monarki di dunia yang gelarnya dalam bahasa Indonesia disepadankan dengan kaisar (Inggris: emperor). Walaupun begitu, nyatanya sepanjang sejarah, kekuasaan tennō hanya melingkupi sekitaran Pulau Kyushu, Honshu, Hokkaido, dan Okinawa. Hal ini berbeda dengan kaisar pada umumnya yang wilayah kekuasaannya melingkupi suatu wilayah luas, menjadikannya kedudukannya dipandang di atas raja.
Pada masa Restorasi Meiji (1868), Persekutuan Satsuma-Chōshū menjadikan gelar Inggris emperor (Kaisar atau Maharaja dalam bahasa Indonesia, Kaiser dalam bahasa Jerman, dan l'Empereur dalam bahasa Prancis) sebagai padanan dari gelar tennō, dan bukannya king (raja dalam bahasa Indonesia). Hal ini untuk menyatakan tingginya kedudukan pemimpin Jepang atas raja-raja pada umumnya dan menyatakan kesetaraannya dengan para penguasa besar dunia saat itu, seperti Kaisar Rusia, Kaisar Prancis (1857-1871), Kaisar Austria, Kaisar Jerman (dari 1871), dan Ratu-Maharani India (dari 1877) – dan juga Kaisar Tiongkok, Meksiko, dan Brazil.
Kepemimpinan kaisar asing
Dalam keberjalanannya, wilayah yang sekarang menjadi Indonesia modern, sebagian atau keseluruhan pernah dikuasai oleh kekaisaran asing.
- Kerajaan Aceh Darussalam (1569 sampai akhir abad 18) menjadi negara vasal dari Turki Utsmani.[2][3] Pemimpin Turki Utsmani sendiri selain menyandang gelar sultan dan khalifah, juga menyandang gelar padisyah (پادشاه, kaisar dalam bahasa Persia) dan Qaisar-e-Rūm (قیصر روم, Kaisar Romawi).
- Kesultanan Melayu (1459-1477) menjadi negara vasal Turki Utsmani pada masa Sultan Mansur Syah
- Kekaisaran Spanyol
- Kekaisaran Portugal
- Hindia Belanda, koloni Kekaisaran Belanda
- Kekaisaran Britania pada masa Thomas Stamford Raffles
- Kekaisaran Prancis. Pada masa Napoleon Bonaparte, Belanda menjadi wilayah kekuasaan Prancis dan mendirikan kerajaan bawahan bernama Kerajaan Hollandia di Belanda. Hal ini menjadikan wilayah jajahan Belanda juga jatuh ke dalam kekuasaan Prancis, termasuk Hindia Belanda.
Gelar kaisar dalam berbagai bahasa
Ini adalah gelar untuk kaisar atau maharaja di berbagai belahan dunia. Untuk raja, lihat halaman raja.
Eropa
- Caesar, awalnya merupakan cognomen Julius Caesar. Gelar ini kemudian diturunkan di dalam berbagai bahasa, di antaranya:
- Kaiser dalam bahasa Jerman. Digunakan oleh pemimpin Kekaisaran Romawi Suci[4], Kekaisaran Austria, dan Kekaisaran Jerman
- Tsar (aksara Sirilik: царь) dalam bahasa Rusia (dan bermacam ejaannya dalam rumpun bahasa Slavia yang lain). Dalam perkembangannya, gelar tsar ini memiliki keambiguan arti karena sering dimaknai dengan "raja". Selengkapnya, lihat halaman Tsar.
- Qaysar dalam bahasa Arab dan Kayser dalam bahasa Turki (abjad Arab: قیصر)
- Imperator, kaisar dalam bahasa Latin. Awalnya gelar ini diperuntukkan untuk jenderal angkatan bersenjata pada masa Republik Romawi, tetapi kemudian digunakan khusus untuk kaisar. Gelar ini digunakan oleh penguasa monarki Rusia mulai tahun 1721, menggantikan gelar tsar. Gelar ini kemudian diturunkan ke dalam beberapa bahasa, di antaranya:
- Empereor dalam bahasa Prancis Kuno
- Empereur dalam bahasa Prancis. Digunakan pada masa Napoleon Bonaparte
- Emperor dalam bahasa Inggris. Gelar ini digunakan pada masa pendudukan Inggris Raya di India (British Raj). Victoria, penyandang awal gelar ini, menggunakan bentuk wanita dari gelar ini, yakni empress.
- Augustus, gelar Romawi Kuno untuk Kaisar Romawi
- Autokrator (huruf Yunani: αὐτοκράτωρ), salah satu gelar untuk Kaisar Romawi Timur
- Basileus (aksara Yunani: βασιλεύς), gelar bahasa Yunani yang juga dapat diartikan dengan kaisar maupun raja. Gelar ini disandang oleh Raja Yunani modern dan juga Kaisar Romawi Timur.
Timur Tengah
- Syahansyah (abjad Arab: شاهنشاه), kaisar dalam bahasa Persia. Secara harfiah bermakna "raja diraja". Gelar ini digunakan oleh pemimpin Kekaisaran Akhemeniyah. Di era modern, gelar ini dipakai oleh Mohammad Reza Pahlavi.
- Padisyah (abjad Arab: پادشاه, bahasa Turki: padişah), gelar lain untuk kaisar dalam bahasa Persia. Gelar ini gabungan dari bahasa Persia pād "master, agung" dan syāh "raja". Gelar ini digunakan oleh pemimpin Kesultanan Utsmani. Pemimpin Kekaisaran Mughal juga menggunakan gelar ini dengan pelafalan Badsyah.
- Nəgusä Nägäst (huruf Ge'ez: ንጉሠ ነገሥት), gelar untuk Kaisar Ethiopia. Sejarah harfiah bermakna "raja diraja".
Asia Selatan
Gelar ini adalah gelar kaisar untuk penguasa Hindu di Asia Selatan. Untuk penguasa Muslim, mereka menggunakan gelar badsyah yang diambil dari bahasa Persia
- Maharaja (Sansekerta: महाराज), kaisar di anak benua India. Nilai dari gelar ini kemudian menurun seiring penggunaannya oleh penguasa dari negara yang lebih kecil dan kaum bangsawan. Gelar ini telah diserap dalam bahasa Indonesia.
- Samraat (Sansekerta: सम्राज्), gelar lain untuk kaisar di anak benua India. Seorang maharaja baru dapat menjadi samraat bila telah melakukan pengorbanan rajasuya. Banyak sejarawan menyatakan bahwa Chandragupta Maurya merupakan samraat pertama.
- Chakravartin, gelar lain untuk kaisar/maharaja di anak benua India.
Asia Timur
- Huángdì (hanzi: 皇帝), gelar untuk Kaisar Tiongkok. Mulai digunakan pada tahun 221 SM dengan Ying Zheng sebagai penyandang pertama gelar tersebut. Gelar ini tidak memandang jenis kelamin.
- Hwangje (hanja: 皇帝, hangeul: 황제), gelar untuk Kaisar Korea. Digunakan oleh penguasa Korea pada tahun 1897-1910. Gelar ini merupakan merupakan adopsi dari gelar Tionghoa huángdì.
- Hoàng Đế (viet:皇帝), gelar untuk Kaisar Vietnam. Awal mulanya digunakan oleh Peguasa Vietnam pada masa Dinasti Đinh. Setelah mendapat dominasi dari Tiongkok.
- Tennō (kanji: 天皇), gelar untuk Kaisar Jepang. Secara harfiah bermakna "penguasa surgawi." Meskipun dalam catatan resmi gelar ini disematkan oleh pemimpin Jepang sejak tahun 660 SM, para sejarawan percaya bahwa gelar ini sebenarnya baru digunakan pada masa Kaisar Tenmu (berkuasa pada 672–686 M) dan Maharani Jitō (berkuasa pada 686–697 M). Gelar ini merupakan adopsi dari gelar Tionghoa tiānhuáng.
- Kōtei (kanji: 皇帝), kaisar dalam bahasa Jepang. Berbeda dengan tennō yang hanya digunakan untuk merujuk Kaisar Jepang dan tidak memandang jenis kelamin, kōtei dapat digunakan untuk merujuk kaisar non-Jepang dan hanya untuk pria.
Asia Tengah
- Khagan (Turki: 𐰴𐰍𐰣 kaɣan ; Mongolia : хаан , khaan, Uyghur : قاغان ), gelar untuk Kaisar yang berasal dari Asia Tengah. Pertama kali digunakan oleh Bumin Khagan dari Kekhanan Turk. Gelar ini juga dapat diterjemahkan sebagai Khan dari Segala Khan.[5] Populer digunakan oleh penguasa Kekaisaran Mongol, kemudian diteruskan oleh Dinasti Yuan dan Kesultanan Usmaniyah meskipun sebagai simbol belaka.[6]
Amerika
- Sapa Inka (Quechua: Inka Qhapaq), gelar penguasa Kekaisaran Inka yang berarti satu-satunya (dewa) Inka.
- Huehuetlatoani (Nahuatl), gelar penguasa Kekaisaran Aztek yang berarti mufti (sabda) tetua.
Oseania
- Tu'i Tonga
Daftar kaisar sekarang
Pada masa sekarang, penguasa monarki berdaulat yang gelarnya diterjemahkan sebagai kaisar hanyalah Naruhito, Kaisar Jepang.
Kaisar | Negara | Sejak Tanggal |
---|---|---|
Naruhito |
Jepang | 1 Mei 2019 |
Catatan kaki
- ^ Witzel M. 2001. Autochthonous Aryans? The Evidence from Old Indian and Iranian Texts. Elect. J. Vedic Studies 7-3:1–93. p.29.
- ^ Palabiyik, Hamit, Turkish Public Administration: From Tradition to the Modern Age, (Ankara, 2008), 84.
- ^ Ismail Hakki Goksoy. Ottoman-Aceh Relations According to the Turkish Sources (PDF).
- ^ "Kaiser". New International Encyclopedia. 1905.
- ^ Grousset, René, 1885-1952. (1970). The empire of the steppes : a history of central Asia. New Brunswick, N.J.: Rutgers University Press. ISBN 0813506271. OCLC 90972.
- ^ Vovin, Alexander (2010). "Sekali lagi pada bahasa Ruan-ruan."Ötüken'den İstanbul'a Türkçenin 1290 Yılı (720–2010) Sempozyumu / Dari Ötüken ke Istanbul, 1290 Tahun Turki (720–2010). 3–5 Aralik 2010, İstanbul / 3–5 Desember 2010, İstanbul, hlm. 1–10.