Krisis pemerintahan Bolivia 2019

Revisi sejak 13 November 2019 19.42 oleh Hanafi455 (bicara | kontrib) (grammar)

Krisis pemerintahan Bolivia 2019 adalah sebuah krisis politik yang timbul dari peristiwa Pengunduran diri Evo Morales dari kursi kepresidenan pada tanggal 10 November 2019.

Krisis pemerintahan Bolivia 2019
Bagian dari Krisis pasca-pemilu Bolivia 2019
La Paz di Bolivia
La Paz
La Paz
La Paz (Bolivia)
Tanggal10 November 2019
LokasiLa Paz, Bolivia
Hasil
Pihak terlibat

Pemerintah Bolivia

Angkatan Bersenjata Bolivia

Tokoh utama
  • Carlos Mesa
  • Luis Fernando Camacho
  • Jenderal Williams Kaliman[1] (Panglima angkatan bersenjata)
  • Yuri Calderón (Komandan polisi nasional)
  • Jeanine Áñez

Setelah 19 hari aksi unjuk rasa dan kerusuhan sipil akibat perselisihan hasil pemilihan umum Bolivia pada tahun 2019, militer dan polisi Bolivia menyerukan pengunduran diri presiden Evo Morales. Morales mengundurkan diri pada hari yang sama, dan setelah beberapa pengunduran diri lain oleh politisi tingkat tinggi, beberapa pengamat mengungkapkan kekhawatiran akan keselamatan keluarga mereka. Wakil presiden kedua Senat dan senator oposisi Jeanine Áñez, mengambil alih sementara jabatan sebagaipresiden pada 12 November. Morales meminta pendukungnya untuk menolak kepemimpinan Jeanine Áñez. Pada 11 November 2019, Menteri Luar Negeri Meksiko Marcelo Ebrard menawarkan suaka politik kepada Morales, yang diterimanya pada hari berikutnya sebelum naik pesawat Angkatan Udara Meksiko ke Meksiko.[2]

Morales dan para pemimpin Amerika Latin lain yang dekat dengannya, seperti pemerintah Kuba, Meksiko, Nikaragua, Uruguay dan Venezuela dibawah rezim Nicholas Maduro serta beberapa pemimpin dunia lain menyebut peristiwa itu sebagai kudeta,[1] akan tetapi pihak oposisi Bolivia dan Gereja Katolik menolak istilah itu.[1]

Latar belakang

Pada 20 Oktober 2019, pemungutan suara Pemilu putaran pertama untuk semua posisi pemerintahan dilaksanakan. Majelis Pemilihan Agung merilis dua set penghitungan tak lama setelah pemungutan suara ditutup. Pertama adalah exit poll yang memverifikasi 95,6% suara yang menunjukkan petahana Evo Morales memiliki 9,33% lebih besar dari pihak oposisi, Carlos Mesa. Selisih suara kurang dari 10% mengindikasikan bahwa pemungutan suara harus dilanjutkan ke putaran kedua. Hitungan lengkap kemudian muncul sebagai hasil sementara di situs web secara real-time. Pada angka surat suara yang masuk mencapai 83,8%, situs web menunjukkan Morales unggul pada 45,3% dan Mesa pada 38,2%; Hal ini juga mencerminkan keunggulan kurang dari 10%. Namun, tidak ada pembaruan lebih lanjut untuk hasil awal yang dilakukan setelah pukul 19.40 waktu setempat. Otoritas pemilihan Bolivia menjelaskan bahwa hasil pada penghitungan sementara dihentikan karena hasil resmi mulai dirilis; namun demikian, tidak ada hasil resmi yang diterbitkan dini hari.[3]

Pada tanggal 21 Oktober 2019, sebuah konferensi pers dari Organisasi Pemilu Plurinasional diadakan, yang mempublikasikan data penghitungan cepat dari sistem Transmisión de Resultados Electorales Preliminares (TREP, "Transmisi Hasil Pemilihan Umum Awal"), diterbitkan pada 19.30 waktu setempat, hampir sehari setelah hasil awalnya ditangguhkan,[4] menunjukkan dengan suara yang masuk mencapai 95,30%, Morales memperoleh 46,86% suara dibandingkan 36,72% dari Carlos Mesa, melampaui batas minimal 10% yang diperlukan untuk menghindari putaran kedua.

Pada tanggal 6 November, pihak oposisi Bolivia menerbitkan laporan sebanyak 190 halaman yang berisi tuduhan kecurangan, termasuk penyimpangan seperti penambahan tindakan petugas pemilihan, penyimpangan data dan tindak kecurangan di mana partai yang berkuasa memperoleh lebih banyak suara daripada pemilih terdaftar, dan mengirimkannya ke organisasi internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa.[5]

Selama demonstrasi, pasukan polisi bergabung dengan protes anti-pemerintah dan militer menyatakan tidak akan "menghadapi orang-orang demonstran" atas masalah ini.[6] Militer juga mengatakan akan melakukan operasi untuk "menetralisir" setiap kelompok bersenjata yang menyerang para demonstran.[1]

Pada aksi ini terjadi serangan terhadap pejabat senior pemerintah selama demonstrasi, termasuk pembakaran rumah dan setidaknya satu penculikan terhadap politisi.[7][8][9][10][11][12]

Lihat juga

Referensi

  1. ^ a b c d "Bolivian President Evo Morales resigns". BBC News. "Bolivian president Evo Morales resigns after election result dispute". The Guardian. 10 November 2019. Diakses tanggal 10 November 2019.  "Nicaraguan government denounces "coup" in Bolivia: statement". Reuters (dalam bahasa Inggris). 11 November 2019. Diakses tanggal 11 November 2019. "Mexico says Bolivia suffered coup due to military pressure on Morales". Reuters. Reuters. 11 November 2019. Sofia Sanchez Manzanaro; Marta Rodríguez (12 November 2019). "Evo Morales political asylum: Is Bolivia facing a coup d'etat?". Euronews. John Bowden (11 November 2019). "Sanders 'very concerned about what appears to be a coup' in Bolivia". The Hill. Jake Johnson (12 November 2019). "Global left condemns "appalling" Bolivia coup as Evo Morales forced from power". Salon. 
  2. ^ "Bolivia crisis: Evo Morales accepts political asylum in Mexico". BBC. The BBC. Diakses tanggal 12 November 2019. 
  3. ^ "Bolivia elections: Concern as results transmission pauses" (dalam bahasa Inggris). BBC News. 21 Oktober 2019. Diakses tanggal 23 Oktober 2019. 
  4. ^ "Conteo del TREP desatan protestas y convulsión en el pais". Red Uno de Bolivia (dalam bahasa Spanyol). 22 Oktober 2019. Diakses tanggal 22 Oktober 2019. 
  5. ^ "Oposición presenta pruebas de sus acusaciones de fraude electoral en Bolivia" (dalam bahasa Spanyol). La Vanguardia. 7 November 2019. 
  6. ^ Ramos, Daniel; Machicao, Monica (10 November 2019). "Bolivia's Morales resigns after protests, lashes out at 'coup'". Reuters. Diakses tanggal 11 November 2019. 
  7. ^ "Raab criticises Corbyn over support for Bolivian leader". The Guardian. 11 November 2019. 
  8. ^ "Bolivian governor's house set on fire as anti-Morales protests continue". efe.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-11-11. 
  9. ^ Fitz-Gibbon, Jorge (7 November 2019). "Bolivian mayor beaten, dragged through streets". New York Post (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 11 November 2019. 
  10. ^ "Protesters cut off Bolivian mayor's hair, cover her in paint and drag her through the streets". The Independent (dalam bahasa Inggris). 7 November 2019. Diakses tanggal 11 November 2019. 
  11. ^ "Political vacuum in Bolivia as Morales announces resignation". aljazeera.com. Diakses tanggal 11 November 2019. 
  12. ^ "Anti-Morales protesters in Bolivia force state-run media off the air". France 24 (dalam bahasa Inggris). 10 November 2019. Diakses tanggal 11 November 2019.