Martinus Dogma Situmorang

Uskup Padang ke-2
Revisi sejak 19 November 2019 16.28 oleh Argo Carpathians (bicara | kontrib) (Cleanup)

Mgr. Martinus Dogma Situmorang O.F.M. Cap. (28 Maret 1946 – 19 November 2019) adalah Uskup Padang sejak ditunjuk pada 17 Maret 1983. Ia ditahbiskan menjadi Imam Ordo Saudara Dina Kapusin pada tanggal 5 Januari 1974 dan ditahbiskan menjadi Uskup di Keuskupan Padang pada tanggal 11 Juni 1983.[2]


Martinus Dogma Situmorang

Uskup Padang
Mgr. Martinus Dogma Situmorang, O.F.M. Cap.
GerejaGereja Katolik Roma
Provinsi gerejawi
Medan
MetropolisMedan
KeuskupanPadang
Penunjukan17 Maret 1983
Masa jabatan berakhir
19 November 2019
PendahuluRaimondo Cesare Bergamin, S.X.
Jabatan lain
  • Wakil Provinsi Gerejawi Medan Presidium KWI (2018–2021)
Imamat
Tahbisan imam
5 Januari 1974[1]
(50 tahun, 314 hari)
oleh Alfred Gonti Pius Datubara, O.F.M. Cap.
Tahbisan uskup
11 Juni 1983
(41 tahun, 156 hari)
oleh Alfred Gonti Pius Datubara, O.F.M. Cap.
Informasi pribadi
Nama lahirTondo Tunggul Tahan Dogma Yohanes Situmorang[2]
Lahir28 Maret 1946 (umur 78)
Palipi, Samosir, Sumatra Utara, Indonesia
Meninggal19 November 2019(2019-11-19) (umur 73)
Bandung, Jawa Barat
Kewarganegaraan Indonesia
DenominasiKatolik Roma
KediamanJalan Khairil Anwar 12 Belakang Tangsi, Padang Barat, Padang 25118[3]
Orang tuaJoseph Iskandar Arminius Situmorang dan Maria Dina Sinaga
Jabatan sebelumnya
  • Ketua KWI (2006–2012)
  • Wakil Provinsi Gerejawi Medan Presidium KWI (2015–2018)
  • Ketua Komisi Pendidikan KWI (2012–2018)[4][5]
AlmamaterUniversitas Kepausan Gregoriana
SemboyanFides Per Caritatem Operatur
(Iman bekerja lewat Kasih)
LambangLambang Martinus Dogma Situmorang

Ia meninggal dunia pada tanggal 19 November 2019 di Rumah Sakit Santo Borromeus, Bandung.

Latar belakang

Dogma Situmorang lahir pada tanggal 28 Maret 1946 di Palipi, Pulau Samosir, Sumatra Utara. Dia merupakan anak ketiga dari pasangan Joseph Iskandar Arminius Situmorang dan Maria Dina Sinaga. Ayahnya seorang katekis yang punya andil besar dalam kehidupan Gereja di Pulau Samosir. Ketika Dogma berumur 11 tahun, ibunya meninggal pada 26 Desember 1958. Kemudian, ayahnya menikah lagi dengan Maria Else Sinaga. Keluarga ini pun menjadi keluarga besar, dengan 15 anak (9 laki-laki, 6 perempuan). Dengan latar belakang keluarga saleh, sejak kecil Martinus bergaul akrab dengan para pastor dan suster. Dari sinilah, mulai tumbuh greget di hatinya ingin menjadi imam. Ia melihat para pastor yang hidupnya baik, dicintai, dan dihormati semua orang.[6]

Riwayat pendidikan

Setelah lulus SD, Dogma mulai mewujudkan keinginannya menjadi imam. Ia melanjutkan studi ke Seminari Menengah Pematangsiantar (1959–1966). Ketika masuk Novisiat Kapusin di Parapat (1966–1968), Dogma memilih nama Martinus. Kaul Pertama sebagai calon biarawan Ordo Saudara Dina Kapusin (OFMCap) diucapkannya pada 13 Januari 1967.[butuh rujukan]

Seiring waktu, keinginan Dogma menjadi imam semakin mantap. Di antara para calon imam, Frater (calon imam) Martinus sangat menonjol dalam kemampuan intelektual. Ia juga aktif dalam berbagai kegiatan non akademis. Frater Martinus bercita-cita menjadi imam yang baik, saleh, rajin, dan siap melayani siapa pun dan kapan pun. Pendidikan teologi dijalaninya di Seminari Tinggi Teologi Pematangsiantar. Tanggal 29 Juli 1972, Frater Martinus mengikrarkan Kaul Kekal sebagai biarawan Ordo Saudara Dina Kapusin (OFMCap).[butuh rujukan] Setengah tahun sebelum menyelesaikan studi, pada 5 Januari 1974, ia ditahbiskan bersama empat rekannya menjadi imam Kapusin oleh Uskup Agung Medan (KAM) Mgr Pius A.G.P. Datubara OFMCap.

Baru seumur jagung menjadi imam, Juli 1974, Ordo Kapusin menugaskan Pastor Martinus studi Teologi di Universitas Kepausan Gregoriana Roma, Italia dengan spesialisasi Spiritualitas (1974–1976).[butuh rujukan] Perjalanan studinya berjalan mulus dengan hasil sangat memuaskan. Setelah itu, ia melanjutkan studi ke Institute for Religious Formation Sint Louis University, di Sint Louis, Missouri, Amerika Serikat (1976–1977).[butuh rujukan] Bagi Pastor Martinus, bahasa merupakan pintu untuk mengenal dunia. Karena itu, selain studi di bidang teologi, ia juga mempelajari beberapa bahasa asing. Pastor Martinus belajar bahasa Italia di Universitas Italiana per Gli Stranieri, Perugia, Italia. Ia belajar bahasa Prancis di Institute Catholique de Paris, Prancis, dan belajar bahasa Jerman di Goethe Institute de Staufen am Bresgau, Jerman.[butuh rujukan]

Usai studi, tahun 1977, Pastor Martinus kembali ke Indonesia. Ia menjadi dosen di Seminari Tinggi Parapat merangkap menjadi Asisten Pemimpin Novis Kapusin. November 1979, Pastor Martinus menjadi Rektor Seminari Tinggi Pematangsiantar (1979–1983).[butuh rujukan] Di saat menjadi rektor, ia mencicipi menjadi gembala umat paroki, karena ia sekaligus menjadi Pastor Kepala Paroki Pastor Bonus di Jalan Medan Pematangsiantar (1979–1983). Dengan tetap menjadi dosen seminari di Parapat, Pastor Martinus juga menjadi Wakil Superior Ordo Kapusin Regio Medan dan menjadi Anggota Komisi Religius Keuskupan Agung Medan.[butuh rujukan]

Uskup

Situmorang ditunjuk sebagai Uskup Padang pada 17 Maret 1983. Ia ditahbiskan menjadi Uskup Padang pada 11 Juni 1983. Uskup Agung Medan, Mgr. Alfred Gonti Pius Datubara, O.F.M. Cap. bertindak sebagai Uskup Penahbis Utama. Ia didampingi oleh Uskup Emeritus Padang sekaligus pendahulunya, Mgr. Raimundo Cesare Bergamin, S.X. dan Uskup Sibolga, Mgr. Anicetus Bongsu Antonius Sinaga, O.F.M. Cap.. Ia memilih moto "Fides per Caritatem Operatur" (Iman Bekerja lewat Kasih).

Sebagai Uskup Padang, Mgr Martinus Dogma Situmorang OFMCap telah melintasi jalan panjang yang berliku. Meski tak pernah mencita-citakannya, terbukti selama lebih 25 tahun ia telah setia pada perutusannya sebagai pengganti Para Rasul. Di tengah kesibukan memimpin Gereja, ia masih menyisihkan waktu untuk ikut bersuara tentang berbagai persoalan bangsa terutama ketika dia menjadi sebagai ketua KWI (Konferensi Waligereja Indonesia) periode 2006–2009 dan 2009–2012.[7]

Mgr. Situmorang bertindak sebagai Uskup Ko-konsekator untuk Mgr. Ludovicus Simanullang, O.F.M. Cap., Uskup Sibolga, bersama dengan Mgr. Anicetus Bongsu Antonius Sinaga, O.F.M. Cap., Uskup Agung Koajutor Medan. Dalam penahbisan itu, Mgr. Leopoldo Girelli, Nuncio Apostolik untuk Indonesia bertindak sebagai Uskup Pentahbis Utama.

Mgr. Situmorang bertindak sebagai pemimpin Salve Agung dalam rangka pentahbisan Mgr. Adrianus Sunarko, O.F.M., sehari menjelang tahbisannya sebagai Uskup Pangkalpinang.

Pada 2 Februari 2019, Mgr. Situmorang menjadi Uskup Ko-konsekrator dalam penahbisan Uskup Agung Medan, Mgr. Kornelius Sipayung, O.F.M. Cap. bersama dengan Uskup Agung Emeritus Medan, Mgr. Anicetus Bongsu Antonius Sinaga, O.F.M. Cap. Ia juga memberikan homili dalam penahbisan tersebut.[8] Bertindak sebagai uskup Penahbis Utama adalah Nuncio Apostolik untuk Indonesia Mgr. Piero Pioppo.

Referensi

Pranala luar

Jabatan Gereja Katolik
Didahului oleh:
Raimondo Cesare Bergamin, S.X.
Uskup Padang
17 Maret 1983–kini
Petahana
Didahului oleh:
Julius Darmaatmadja, S.J.
Ketua Konferensi Waligereja Indonesia
16 November 200615 November 2012
Diteruskan oleh:
Ignatius Suharyo