Liga Champions UEFA
Liga Champions UEFA (bahasa Inggris: UEFA Champions League) adalah sebuah kompetisi sepak bola antarklub tahunan yang diselenggarakan oleh Uni Sepak Bola Eropa/Union of European Football Associations (UEFA) dan diikuti oleh klub divisi tertinggi Eropa. Kompetisi ini merupakan salah satu turnamen paling bergengsi di dunia dan kompetisi antarklub paling bergengsi di sepak bola Eropa, yang hanya diikuti oleh juara liga nasional (dan juga juara kedua untuk beberapa negara) dari setiap asosiasi nasional anggota UEFA. Final Liga Champions UEFA adalah acara yang paling banyak ditonton di seluruh dunia setiap tahunnya. Final musim 2012–13 merupakan yang paling banyak ditonton, dengan jumlah mencapai 360 juta penonton televisi.[1] Sejak tahun 2015, Final Liga Champions UEFA digelar pada hari Sabtu minggu pertama bulan Juni pada tahun ganjil dan Sabtu minggu terakhir bulan Mei pada tahun genap.
Mulai digelar | 1955 (menggunakan format terkini sejak 1992) |
---|---|
Wilayah | Eropa (UEFA) |
Jumlah tim | 32 (babak penyisihan grup) 78 atau 79 (total) |
Kualifikasi untuk | Piala Super UEFA Piala Dunia Antarklub FIFA |
Kompetisi terkait | Liga Eropa UEFA (tingkat 2) Liga Eropa UEFA 2 (direncanakan tingkat 3) |
Juara bertahan | Liverpool (gelar ke-6) |
Tim tersukses | Real Madrid (13 gelar) |
Televisi penyiar | Daftar penyiar |
Situs web | uefa.com |
Liga Champions UEFA 2019–2020 |
Diperkenalkan sejak 1992, kompetisi ini menggantikan Piala Champions Eropa atau disebut sebagai Piala Eropa, yang telah bergulir sejak 1955, dengan menambahkan babak penyisihan grup ke dalam kompetisi dan memungkinkan masuknya beberapa klub dari beberapa negara tertentu.[2]
Sejarah
Kejuaraan ini pertama kali dicetuskan oleh salah satu majalah olahraga Prancis. Trofi berbentuk piala yang dijuluki "The Big Ears" (Telinga Besar),dan trofi pertama berbeda dengan yang sekarang diperebutkan (dibuat oleh Stadellman). Piala yang diperebutkan sekarang adalah edisi ke-6. Pada awalnya kejuaraan memperebutkan piala bernama Piala Juara Klub Eropa atau European Champion Clubs' Cup, yang biasanya disingkat menjadi Piala Eropa (European Cup, dan berbeda dari Piala Eropa seperti yang dikenal di Indonesia sekarang ini yang merujuk kepada European Championship). Kejuaraan ini dimulai pada musim 1955/56 dengan menggunakan sistem gugur dua leg, yaitu setiap tim bermain dua pertandingan, satu tandang dan satu di kandang, dan tim dengan skor rata-rata tertinggi maju ke babak berikutnya. Hanya tim-tim juara liga di masing-masing negara, ditambah dengan pemegang juara pada saat itu, yang berhak ikut ajang kompetisi ini.
Format baru
Format dan namanya kemudian diganti pada musim 1992/93. Mulai saat itu, kejuaraan mempunyai tiga babak kualifikasi, satu babak kompetisi grup (tim-tim bermain dalam bentuk "tandang-kandang" seperti kompetisi reguler), dan kemudian empat babak final dengan sistem gugur. Semua babak kualifikasi dan pertandingan dengan sistem gugur dilangsungkan dengan dua leg, kecuali pertandingan final yang merupakan pertandingan tunggal yang diselenggarakan di sebuah tempat yang telah ditentukan oleh UEFA.
Pemegang gelar juara terbanyak
Real Madrid telah menjuarai kompetisi ini tigabelas kali dan menjadi yang terbanyak di seluruh Eropa. Tim-tim yang paling sukses berikutnya adalah AC Milan (7 kali juara), Liverpool FC (6 kali juara), FC Bayern München, dan FC Barcelona (5 kali juara), AFC Ajax (4 kali juara), Manchester United F.C. dan F.C. Internazionale Milano (3 kali juara).
Serba-serbi Liga Champions
Khusus bagi tim yang pernah juara Liga Champions minimal 5 kali tidak berturut-turut atau 3 kali berturut-turut, di lengan baju kiri akan terdapat logo Liga Champions dan tertulis jumlah piala yang dikoleksi. Seperi Ajax misalnya, karena juara pada tahun 1971, 1972 dan 1973 di lengan baju kiri terdapat logo Liga Champions disertai dengan jumlah piala yang didapat.
Tim yang mengenakan logo Champions di lengan yaitu: Real Madrid (juara 13 kali), AC Milan (juara 7 kali), Liverpool (juara 6 kali), FC Barcelona (juara 5 kali), Bayern München (juara 74, 75 dan 76) dan Ajax (juara 71, 72, dan 73)
Dalam 19 musim terakhir, hanya ada satu tim yang berhasil mempertahankan gelar juara Liga Champions (saat itu format dan namanya masih Piala Champions) selama dua musim berturut-turut, yaitu AC Milan yang kala itu masih berpredikat The Dream Team. Lalu, setelah diubah formatnya menjadi Liga Champions, satu-satunya tim yang berhasil mempertahankan gelar juaranya hanya Real Madrid pad Edisi Liga Champion 2016-2017 setelah berhasil menundukkan Juara Liga Italia, Juventus dengan skor 4-1. Milan dan Juventus adalah tim dalam 15 musim terakhir yang berhasil meraih final secara 3 kali berturut-turut. Milan (1993, 1994 (Juara), dan 1995) dan Juventus(1996(Juara), 1997, dan 1998).
Pada akhir musim 2004/05 terjadi masalah. Liverpool yang juara Liga Champions pada musim itu berhak lolos langsung ke babak penyisihan musim depan, namun Liverpool di liga domestik ada di peringkat lima. Everton yang merupakan peringkat 4 mengajukan protes, sehingga Liverpool dan Everton tetap ikut Liga Champions musim depan (Everton lewat kualifikasi) dan Inggris pun punya lima tim ke Liga Champions (terbanyak dalam satu negara).
Selain Inggris, hal serupa juga terjadi di Spanyol. Pada musim 2015/16, sebanyak 5 tim dari La Liga mengikuti kompetisi Liga Champions. Dalam hal ini, Sevilla FC yang merupakan juara bertahan Europa League musim 2014/15 berhak lolos otomatis ke fase grup Liga Champions dikarenakan FC Barcelona (juara bertahan Liga Champions) juga menjadi juara Liga Spanyol di akhir musim 2014/15. Selain kedua tim di atas, tim-tim asal Spanyol lainnya yang lolos ke Liga Champions adalah Real Madrid (runner-up liga domestik), Atletico Madrid (posisi ketiga), dan Valencia (posisi keempat).
Lagu Tema Liga Champions UEFA
Pada tahun 1992, UEFA meminta kepada Tony Britten untuk membuat sebuah lagu tema untuk Liga Champions UEFA yang akan dimulai pada bulan Agustus 1992, dan dia kemudian mengadaptasi lagu George Frideric Handel yang berjudul Zadok the Priest.[3][4] Lagu tersebut kemudian dibawakan oleh Chorus of the Academy of St. Martin in the Fields, dengan iringan musik oleh Royal Philharmonic Orchestra.[3] Lirik lagu ini menggunakan tiga bahasa resmi UEFA: Bahasa Inggris, Prancis, dan Jerman.[3] Chorus lagu ini dimainkan sebelum setiap pertandingan Liga Champions UEFA, dan juga sebelum dan sesudah setiap siaran pertandingan di televisi.[3] Lagu tersebut berdurasi kurang lebih tiga menit, dengan dua bait pendek dan chorus. Versi lengkap dari lagu tema ini tidak bisa dibeli atau diunduh secara legal, karena memang tidak pernah dirilis secara komersial.[3]
Kualifikasi
Kualifikasi untuk Liga Champions ditentukan oleh posisi tim-tim di liga domestik dan melalui sistem kuota; negara-negara yang mempunyai liga domestik yang lebih kuat diberikan lebih banyak tempat. Klub yang bermain di liga domestik yang lebih kuat juga mulai ikut pada babak yang lebih akhir. Misalnya, tiga liga terkuat, menurut peringkat UEFA, akan melihat juara dan runner-upnya langsung masuk ke babak fase grup, dan peringkat ketiga dan keempat masuk pada babak kualifikasi ketiga. Ada pengecualian pada peraturan ini; juara bertahan Liga Champions lolos secara otomatis ke babak grup tanpa tergantung posisi akhirnya di liga domestik. Dalam perputaran kompetisi liga Champion klub-klub bertarung sengit untuk menempati posisi teratas sehingga layak ikut serta kejuaraan ini.
Hadiah
Trofi dan medali
Setiap tahun, tim pemenang dihadirkan dengan European Champion Clubs Cup, piala versi saat ini telah diberikan sejak 1967. Setiap tim yang memenangkan Liga Champions tiga tahun berturut-turut atau lima kali kemenangan berhak untuk mempertahankan penuh replika ukuran trofi (UEFA mempertahankan yang asli setiap saat). Enam klub telah mendapatkan kehormatan ini: Real Madrid, Ajax, Bayern Munich, Milan, Liverpool dan Barcelona.[5] Sejak itu sebagai gantinya klub yang menang tiga tahun berturut-turut atau lima secara keseluruhan menerima lencana peringatan untuk dipakai secara permanen pada seragam mereka.
Trofi saat ini memiliki tinggi 74 cm (29 in) dan terbuat dari perak, dengan berat 11 kg (24 pon). Ini dirancang oleh Jörg Stadelmann, seorang pembuat piala dari Bern, Swiss, setelah aslinya diberikan kepada Real Madrid pada tahun 1966 sebagai pengakuan atas enam gelar mereka hingga saat ini, dan berharga 10.000 franc Swiss.
Pada musim 2012–2013, 40 medali emas diberikan kepada pemenang Liga Champions, dan 40 medali perak untuk peringkat kedua.[6]
Hadiah uang
Pada 2018–2019, jumlah uang hadiah yang dibayarkan kepada klub adalah sebagai berikut:[7]
- Babak kualifikasi awal: €230.000
- Babak kualifikasi pertama: €280.000
- Babak kualifikasi kedua: €380.000
- Babak kualifikasi ketiga: €480.000 (Hanya untuk klub yang tersingkir dari jalur juara, karena klub yang tersingkir dari jalur liga langsung lolos ke babak grup Liga Eropa dan karenanya mendapat manfaat dari sistem distribusinya.)
- Biaya dasar untuk babak penyisihan grup: €15.250.000
- Kemenangan pertandingan grup: €2.700.000
- Undian pertandingan grup: €900.000
- Putaran 16: €9.500.000
- Perempat final: €10.500.000
- Semi final: €12.000.000
- Kehilangan finalis: €15.000.000
- Memenangkan Final: €19.000.000
Ini berarti bahwa yang terbaik, sebuah klub dapat memperoleh €82.450.000 uang hadiah di bawah struktur ini, tidak termasuk bagian dari babak kualifikasi, babak play-off atau kumpulan pasar.
Sebagian besar dari pendapatan yang didistribusikan dari Liga Champions UEFA terkait dengan "kelompok pasar", distribusi yang ditentukan oleh nilai pasar televisi di setiap negara. Untuk musim 2014–15, Juventus, yang menjadi runner-up, menghasilkan hampir €89.1 juta total, dimana €30,9 juta adalah uang hadiah, dibandingkan dengan €61,0 juta yang diperoleh Barcelona, yang memenangkan turnamen dan dianugerahi penghargaan €36,4 juta.[8]
Rekor dan statistik
Penampilan berdasarkan klub
Distribusi juara berdasarkan negara
Negara | Jumlah gelar | Jumlah peringkat kedua | Total |
---|---|---|---|
Spanyol | 18 | 11 | 29 |
Inggris | 13 | 9 | 22 |
Italia | 12 | 16 | 28 |
Jerman [A] | 7 | 10 | 17 |
Belanda | 6 | 2 | 8 |
Portugal | 4 | 5 | 9 |
Prancis | 1 | 5 | 6 |
Rumania | 1 | 1 | 2 |
Skotlandia | 1 | 1 | 2 |
Serbia | 1 | 1 | 2 |
Belgia | 0 | 1 | 1 |
Yunani | 0 | 1 | 1 |
Swedia | 0 | 1 | 1 |
Total | 64 | 64 | 128 |
- Catatan
- A ^ Termasuk klub yang mewakili Jerman Barat. Tidak ada klub yang mewakili Jerman Timur muncul di final.
Pencetak gol terbanyak sepanjang masa
- Per 7 Mei 2019.[9]
Tabel di bawah ini tidak termasuk gol yang dicetak pada tahap kualifikasi.
Pemain | Negara | Gol | Penampilan | Rasio | Tahun | Klub | |
---|---|---|---|---|---|---|---|
1 | Cristiano Ronaldo | Portugal | 126 | 162 | 0.78 | 2003– | Manchester United (15), Real Madrid (105), Juventus (6) |
2 | Lionel Messi | Argentina | 112 | 135 | 0.83 | 2005– | Barcelona |
3 | Raúl | Spanyol | 71 | 142 | 0.5 | 1995–2011 | Real Madrid (66), Schalke 04 (5) |
4 | Karim Benzema | Prancis | 60 | 112 | 0.54 | 2006– | Lyon (12), Real Madrid (48) |
5 | Ruud van Nistelrooy | Belanda | 56 | 73 | 0.77 | 1998–2009 | PSV Eindhoven (8), Manchester United (35), Real Madrid (13) |
6 | Robert Lewandowski | Polandia | 53 | 80 | 0.66 | 2011– | Borussia Dortmund (17), Bayern Munich (36) |
7 | Thierry Henry | Prancis | 50 | 112 | 0.45 | 1997–2010 | Monaco (7), Arsenal (35), Barcelona (8) |
8 | Alfredo Di Stéfano | Argentina | 49 | 58 | 0.84 | 1955–1964 | Real Madrid |
9 | Andriy Shevchenko | Ukraina | 48 | 100 | 0.48 | 1994–2012 | Dynamo Kyiv (29), Milan (15), Chelsea (4) |
Zlatan Ibrahimović | Swedia | 120 | 0.4 | 2001–2017 | Ajax (6), Juventus (3), Internazionale (6), Barcelona (4), Milan (9), Paris Saint-Germain (20) |
Penampilan terbanyak
- Per 7 Mei 2019.[10]
Tabel di bawah ini tidak termasuk gol yang dicetak pada tahap kualifikasi.
Pemain | Negara | Penampilan | Tahun | Klub | |
---|---|---|---|---|---|
1 | Iker Casillas | Spain | 177 | 1999– | Real Madrid (150), Porto (27) |
2 | Cristiano Ronaldo | Portugal | 162 | 2003– | Manchester United (52), Real Madrid (101), Juventus (9) |
3 | Xavi | Spain | 151 | 1998–2015 | Barcelona |
4 | Ryan Giggs | Wales | 145[a] | 1993–2014 | Manchester United |
5 | Raúl | Spain | 142 | 1995–2011 | Real Madrid (130), Schalke 04 (12) |
6 | Paolo Maldini | Italy | 135[b] | 1988–2008 | Milan |
Lionel Messi | Argentina | 135 | 2005– | Barcelona | |
8 | Andrés Iniesta | Spain | 130 | 2002–2018 | Barcelona |
9 | Clarence Seedorf | Netherlands | 125 | 1994–2012 | Ajax (11), Real Madrid (25), Milan (89) |
10 | Paul Scholes | England | 124 | 1994–2013 | Manchester United |
- Catatan
Hak siar
Referensi
- ^ Chishti, Faisal (30 Mei 2013). "Champions League final at Wembley drew TV audience of 360 million". Sportskeeda. Absolute Sports Private Limited. Diakses tanggal 31 Desember 2013.
- ^ "Football's premier club competition". Union of European Football Associations. 31 Januari 2010. Diakses tanggal 23 Mei 2010.
- ^ a b c d e UEFA Champions League anthem UEFA.com. Diakses 09 Mei 2012
- ^ Media, democracy and European culture p.129. Intellect Books, 2009. Diakses 09 Mei 2012
- ^ "The UEFA Champions League trophy". uefa.com. Diakses tanggal 6 Juni 2017.
- ^ "2012/13 Season" (PDF). Regulations of the UEFA Champions League: 2012–15 Cycle. UEFA. hlm. 8. Diakses tanggal 22 September 2012.
- ^ UEFA.com. "How clubs' 2018/19 UEFA Champions League revenue will be shared". UEFA.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 5 Juni 2018.
- ^ "Clubs benefit from Champions League revenue" (PDF). uefadirect. Union of European Football Associations (1): 1. Oktober 2015. Diakses tanggal 16 Oktober 2015.
- ^ "UEFA Champions League Statistics Handbook 2018/19" (PDF). Union of European Football Associations. hlm. 5–7. Diakses tanggal 2 Oktober 2018.
- ^ "UEFA Champions League Statistics Handbook 2018/19" (pdf). UEFA.com. Union of European Football Associations (UEFA). hlm. 4, 7. Diakses tanggal 3 Oktober 2018.
Pranala luar
- (Inggris) Situs resmi
- (Inggris) Database tidak resmi Kejuaraan Eropa
- (Inggris) Komunitas Fans Liga Champions