Antagonis reseptor

Revisi sejak 29 November 2019 02.41 oleh A joely76 (bicara | kontrib) (Menambahkan data, pranala dan referensi)

Antagonis reseptor adalah istilah dalam bidang ilmu farmakologi[1], berkaitan dengan suatu keadaan ketika efek dari suatu obat menjadi berkurang atau hilang sama sekali yang disebabkan oleh keberadaan satu obat lainnya[2]. Prosesnya berikatan dengan reseptor namun tidak menyebabkan aktivasi, menurunkan kemungkinan agonis akan berikatan pada reseptor, sehingga menghalangi kerjanya dengan secara efektif dengan cara melemahkan atau melepaskan dari sistem reseptor. Mekanisme terjadinya proses antagonisme dapat dikelompokan menjadi lima macam yaitu; antagonisme kimiawi, antagonisme farmakokinetik, antagonisme dengan blokade dari reseptor, antagonisme kompetitif dan antagonisme fisiologik[3]. {{sedang disunting}}

Referensi

  1. ^ Katzung, Bertram G. (1989). Farmakologi dasar dan klinik = basic and clinical pharmacology. EGC. ISBN 979-448-088-6. OCLC 850127940. 
  2. ^ Battista, Elisabetta (2015). Crash Course Farmakologi. Singapura: Elsevier. hlm. 10–14. ISBN 978-981-4570-74-9. 
  3. ^ Stringer, Janet L. (2011). Basic concepts in pharmacology : what you need to know for each drug class (edisi ke-4th ed). New York: McGraw-Hill. ISBN 978-0-07-176942-6. OCLC 715319038.