Pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan dapat dianggap sebagai suatu hasil atau keluaran dari proses mental atau kognitif yang membawa pada pemilihan suatu jalur tindakan di antara beberapa alternatif yang tersedia.[1] Setiap proses pengambilan keputusan selalu menghasilkan satu pilihan final.[1] Keputusan dibuat untuk mencapai tujuan melalui pelaksanaan atau tindakan.[2]
Definisi Pengambilan Keputusan Menurut Para Ahli:
- Menurut George R. Terry pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku (kelakuan) tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada.
- Menurut Sondang P. Siagian pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling cepat.
- Menurut James A. F. Stoner pengambilan keputusan adalah proses yang digunakan untuk memilih suatu tindakan sebagai cara pemecahan masalah.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan itu adalah suatu cara yang digunakan untuk memberikan suatu pendapat yang dapat menyelesaikan suatu masalah dengan cara / teknik tertentu agar dapat lebih diterima oleh semua pihak.
Tipe-tipe pengambilan keputusan
Tipe Pengambilan keputusan ( Decision making): adalah tindakan manajemen dalam pemilihan alternative untuk mencapai sasaran.
Keputusan dibagi menjadi 3 tipe:
1. Keputusan Terstruktur (structured decision) adalah keputusan yang berulang-ulang dan rutin, sehingga dapat diprogram.Keputusan terstruktur terjadi dan dilakukan terutama pada manajemen tingkat bawah.
Contoh kasus: Manajer produksi dari PT. Langit selalu melakukan kegiatan rutin disetiap awal bulan,yaitu dengan melakukan pembelian bahan baku untuk persediaan.
2.Keputusan Setengah Terstruktur (semi-structured decision) adalah keputusan yang sebagian dapat diprogram, sebagian berulang-ulang dan rutin dan sebagian tidak tersruktur.Keputusan tipe ini seringnya bersifat rumit dan membutuhkan perhitungan-perhitungan serta analisis yang terperinci.
Contoh kasus: Pak Darwin adalah seorang Menejer Keuangan pada PT. Arta. Pekerjaan pada devisi keuangan mengharuskan Pak Darwin harus cermat dalam menginvestasikan serta mengolah keuangan pada PT. Arta. Pada saat itu diharuskan penggantian mesin di pabrik dan harus menghitungan dengan cermat sebelum melakukan investasi pada mesin yang akan dibeli agar investasi yang dilakukan tidak merugikan perusahaan. Maka Pak Darwin harus melakukan keputusan untuk menginvestasikan keuangan perushaan secara cermat.
3.Keputusan Tidak Terstruktur (unstructured decision) adalah keputusan yang tidak terjadi berulang-ulang dan tidak selalu terjadi.Keputusan ini terjadi di manajemen tingkat atas. Informasi untuk pengambilan keputusan tidak terstruktur tidak mudah untuk didapatkan dan tidak mudah tersedia dan biasanya berasal dari lingkungan luar.Pengalaman manajer merupakan hal yang sangat penting di dalam pengambilan keputusan tidak terstruktur. Contoh kasus: Pak Budi adalah seorang Presiden Direktur PT. Sejahtera. Ia harus selalu bisa mengambil keputusan dengan cepat demi kelangsungan perusahaannya. Pengambilan keputusan yang dia ambil berdasarkan informasi pasar yang harus selalu ia dengan dan ketahui. Contohnya adalah harga saham yang selalu berubah. Dia harus bisa menyesuaikan keuangan perusahaan agar harga saham perusahaan pada bursa efek bisa selalu stabil.
Tingkat-tingkat keputusan
Setiap keputusan mempunyai kadar tingkatan yang berbeda-beda.[2] Keputusan biasanya memiliki empat tingkatan yaitu keputusan otomatis,keputusan yang bedasarkan informasi yang diharapakan,keputusan yang bedasarkan pertimbangan,serta keputusan bedasarkan ketidakpastian ganda.[2] Keputusan otomatis merupakan bentuk keputusan yang dibuat dengan sangat sederhana.[2] Contohnya seorang pengemudi mobil memperoleh informasi di perempatan jalan berupa lampu merah, secara langsung seorang pengemudi tersebut membuat keputusan otomatis untuk berhenti.[2] Keputusan besarkan informasi yang diharapkan merupakan tingkatan keputusan yang telah mempunyai informasi yang sedikit kompleks, artinya informasi yang ada telah memberi aba-aba untuk mengambil keputusan.[2] Akan tetapi keputusan belum dibuat karena informasi perlu dipelajari terlebih dahulu.[2] Keputusan bedasarkan berbagai pertimbangan merupakan tingkat keputusan yang lebih banyak membutuhkan informasi dan informasi tersebut dikumpulkan serta dianalisis untuk dipertimbangkan agar menghasilkan keputusan.[2] Contohnya seseorang yang akan membeli arloji akan membandingkan antara beberapa merek.[2] Ia membandingkan harganya,kualitasnya serta modelnya dan untuk mengambil keputusan mungkin ia akan memerlukan waktu beberapa jam bahkan beberapa hari sebelum menjatuhkan keputusan.[2] Keputusan bedasarkan ketidakpastian ganda, merupakan tingkat keputusan yang paling kompleks.[2] Jumlah informasi yang diperlukan semakin banyak selain itu, dalam informasi yang sudah ada terdapat ketidakpastian.[2] Keputusan semacam ini lebih banyak mengandung risiko dan terdapat keraguan dalam pengambilan keputusannya.[2]
Karakteristik Keputusan
Keputusan tidak terstruktur adalah keputusan di mana pembuat keputusan harus memberikan penilaian, evaluasi, dan wawasan untuk menyelesaikan masalah. Masing-masing keputusan ini baru, penting, dan tidak rutin, dan tidak ada prosedur yang dipahami dengan baik atau disepakati untuk membuatnya.
- Pembuat keputusan harus memberikan penilaian untuk menyelesaikan masalah
- Novel, penting, non-rutin
- Tidak ada prosedur yang dipahami dengan baik atau disepakati untuk membuatnya
Keputusan yang terstruktur bersifat berulang dan rutin, dan itu melibatkan prosedur yang pasti untuk menanganinya sehingga mereka tidak harus diperlakukan setiap kali seolah-olah mereka baru
- Berulang dan rutin
- Libatkan prosedur yang pasti untuk menanganinya sehingga tidak harus diperlakukan sebagai yang baru
Banyak keputusan memiliki elemen dari kedua jenis dan merupakan keputusan semi terstruktur, ketika hanya sebagian dari masalah yang memiliki jawaban yang jelas diberikan oleh prosedur yang diterima.
- Hanya sebagian masalah yang memiliki jawaban jelas yang disediakan oleh prosedur yang diterima[3]
Jenis-jenis Keputusan
Keputusan biasanya terbagi menjadi dua jenis yaitu keputusan pribadi dan keputusan bersama.[4][5] Keputusan pribadi merupakan keputusan yang diambil untuk kepentingan diri sendiri dan dilakukan secara perorangan.[4][5] Keputusan bersama merupakan keputusan yang diambil bedasarkan kesepakatan bersama dan untuk kepentingan bersama.[4] Keputusan bersama tidak boleh menguntungkan satu pihak dengan merugikan pihak lain.[4]
Dan in beberapa jenis-jenis lainya.
A. Berdasarkan program dan regularitas:
1. Pengambilan Keputusan Terprogram atau Terstruktur
Yaitu pengambilan keputusan yang sifatnya rutinitas, berulang-ulang, dan cara menanganinya telah ditentukan.
Pengambilan keputusan terprogram ini digunakan untuk menyelesaikan masalah terstruktur melalui:
a. Prosedur: yaitu srangkaian langkah yang berhubungan dan berurutan yang
harus diikuti oleh pengambil keputusan
b. Aturan: yaitu ketentuan yang mengatur apa yang harus dan apa yang tidak
boleh dilakukan oleh pengambil keputusan
c. Kebijakan: yaitu pedoman yang menentukan parameter untuk membuat
keputusan
2. Pengambilan Keputusan Tidak Terprogram (Tidak Terstruktur)
Pengambilan keputusan yang tidak rutin dan sifatnya unik sehingga memerlukan pemecahan khusus.
B. Berdasarkan Tingkat Kepentingannya
Pada umumnya suatu organisasi memiliki hierarki manajemen. Secara klasik
hierarki ini terdapat tiga tingkatan, yaitu:
1. Manajemen puncak yang berkaitan dengan masalah perencanaan yang
bersifat strategis (strategic planning). Pada manajemen puncak keputusan
yang diambil adalah keputusan strategis.
2. Manajemen menengah, yaitu menangani permasalahan kontrol/pengawasan
yang sifat pekerjaannya lebih banyak pada masalah administrasi. Pada
manajemen menengah ini keputusan yang diambil adalah keputusan
administrasi/taktis. Keputusan ini adalah keputusan yang berkaitan dengan
pengelolaan sumber daya.
3. Manajemen operasional, yaitu berkaitan dengan kegiatan operasional
(kegiatan operasi harian). Keputusan yang diambil pada manajemen
operasional disebut keputusan operasional.
C. Berdasarkan Tipe Persoalan:
1. Keputusan internal jangka pendek, yaitu keputusan yang berkaitan dengan
kegiatan rutin/operasional, seperti pembelian bahan baku, penentuan
jadwal produksi.
2. Keputusan internal jangka panjang, yaitu keputusan yang berkaitan dengan
permasalahan organisasional, seperti perombakan struktur organisasi,
perubahan departemen.
3. Keputusan eksternal jangka pendek, yaitu keputusan yang berkaitan dengan
semua persoalan yang berdampak dengan lingkungan dalam rentang waktu
yang relatif pendek, seperti mencari subkontrak untuk suatu permintaan
khusus.
4. Keputusan eksternal jangka panjang, yaitu keputusan yang berkaitan dengan
semua persoalan dengan linkungan dengan waktu yang relatif panjang,
seperti merger dengan perusahaan lain dan ini bersifat strategis.
D. Berdasarkan Lingkungannya:
1. Pengambilan keputusan dalam kondisi pasti, yaitu pengambilan keputusan
dimana berlangsung hal-hal:
a. Alternatif yang harus dipilih hanya memiliki satu konsekuensi /
jawaban/hasil. Ini berarti hasil dari setiap alternatif tindakan tersebut
dapat ditentukan dengan pasti.
b. Keputusan yang diambil didukung oleh informasi/data yang lengkap,
sehingga dapat diramalkan secara akurat hasil dari setiap tindakan
yang dilakukan.
2. Pengambilan keputusan dalam kondisi resiko, adalah pengambilan keputusan
dimana berlangsung hal-hal:
a. Resiko terjadi karena hasil pengumpulan keputusan tidak dapat diketahui
dengan pasti, walaupun diketahui nilai probabilitasnya.
b. Pada kondisi ini ada informasi/data yang akan mendukung dalam membuat
keputusan, berupa besar atau nilai peluang terjadinya bermacam-macam
keadaan.
3. Pengambilan keputusan dalam kondisi tidak pasti, yaitu pengambilan
keputusan dimana:
a. Tidak diketahui sama sekali hal jumlah kondisi yang mungkin timbul serta
kemungkinan-kemungkinan munculnya kondisi-kondisi tersebut.
b. Pengambilan keputusan tidak mempunyai pengetahuan atau informasi
lengkap mengenai peluang terjadinya bermacam-macam keadaan
tersebut.
4. Pengambilan keputusan dalam kondisi konflik adalah pengambilan keputusan
dimana:
a. Kepentingan dua atau lebih pengambil keputusan saling bertentangan
dalam situasi persaingan.
Sumber : http://raditut.blogspot.com/2013/05/pengambilan-keputusan-dalam-
organisasi_2475.html
Pendapat Saya:
Jenis-Jenis Keputusan di dalam Organisasi:
1. Keputusan dengan perasaan
2. Keputusan berdasarkan pengalaman
3. Keputusan melalui wewenang
4. Keputusan dengan fakta
5. Keputusan yang rasional
Pengambilan keputusan dalam organisasi sangatlah penting supaya setiap masalah yang datang dapat segera diatasi dan tidak menghambat tujuan dari organisasi itu sendiri.
Eksekutif senior menghadapi banyak situasi keputusan yang tidak terstruktur, seperti menetapkan tujuan 5 tahun atau 10 tahun perusahaan atau memutuskan pasar baru untuk masuk.
- Membuat banyak keputusan yang tidak terstruktur
- Sebagai contoh: "Haruskah kita memasuki pasar baru?" akan memerlukan akses ke berita, laporan pemerintah, dan pandangan industri serta ringkasan kinerja perusahaan tingkat tinggi. Namun, jawabannya juga akan membutuhkan manajer senior untuk menggunakan penilaian terbaik mereka sendiri dan memilih pendapat manajer lain.
Manajemen menengah menghadapi skenario keputusan yang lebih terstruktur, tetapi keputusan mereka mungkin termasuk komponen yang tidak terstruktur.
- Membuat keputusan yang lebih terstruktur tetapi ini mungkin termasuk komponen yang tidak terstruktur
- Manajer menengah ini dapat memperoleh laporan dari sistem perusahaan atau sistem manajemen distribusi perusahaan mengenai aktivitas pemesanan dan efisiensi operasional di pusat distribusi Minneapolis. Ini adalah bagian terstruktur dari keputusan, tetapi sebelum sampai pada jawaban, manajer menengah ini harus mewawancarai karyawan dan mengumpulkan lebih banyak informasi yang tidak terstruktur dari sumber eksternal tentang kondisi ekonomi lokal atau tren penjualan.
Manajer operasional, pangkat dan file karyawan
- Membuat keputusan yang lebih terstruktur
- Misalnya, penyelia di jalur perakitan harus memutuskan apakah pekerja yang dibayar per jam berhak atas upah lembur. Jika karyawan tersebut bekerja lebih dari delapan jam pada hari tertentu, penyelia akan secara rutin memberikan upah lembur untuk setiap waktu di luar delapan jam yang dihitung pada hari itu.[3]
Perwakilan akun penjualan sering kali harus membuat keputusan tentang pemberian kredit kepada pelanggan dengan berkonsultasi dengan basis data pelanggan perusahaan yang berisi informasi kredit. Jika pelanggan memenuhi kriteria khusus perusahaan untuk memberikan kredit, perwakilan akun akan memberikan kredit pelanggan itu untuk melakukan pembelian. Dalam kedua contoh tersebut, keputusannya sangat terstruktur dan secara rutin dibuat ribuan kali setiap hari di sebagian besar perusahaan besar. Jawabannya telah diprogram ke dalam daftar gaji perusahaan dan sistem piutang.[3]
Proses Pengambilan Keputusan[3]
- Pengambilan keputusan (desicion making) adalah melakukan penilaian dan menjatuhkan pilihan. Keputusan ini diambil setelah melalui beberapa perhitungan dan pertimbangan alternatif. Sebelum pilihan dijatuhkan, ada beberapa tahap yang mungkin akan dilalui oleh pembuat keputusan. Tahapan tersebut bisa saja meliputi identifikasi masalah utama, menyusn alternatif yang akan dipilih dan sampai pada pengambilan keputusan yang terbaik. Pembuatan keputusan ini bertujuan mengatasi atau memecahkan masalah yang bersangkuatan sehingga usaha pencapaiian tujuan yang dimaksud dapat dilaksanakan secara baik dan efektif. Masalah atau problem yang dimaksud dapat dibagi tiga golongan besar, yaitu masalah korektif, masalah progresif, dan masalanh kreatif. Keputusan dibagi dalam 3 tipe: 1. Keputusan terprogram/keputusan terstruktur yaitu keputusan yang berulang- ulang dan rutin, sehingga dapat diprogram. Keputusan terstruktur terjadi dan dilakukan terutama pada manjemen tingkat bawah. 2. Keputusan setengah terprogram / setengah terstruktur yaitu keputusan yang sebagian dapat diprogram, sebagian berulang-ulang dan rutin dan sebagian tidak terstruktur. Keputusan ini seringnya bersifat rumit dan membutuhkan perhitungan - perhitungan serta analisis yg terperinci. 3. Keputusan tidak terprogram/ tidak terstruktur yaitu keputusan yang tidak terjadi berulang-ulang dan tidak selalu terjadi. Keputusan ini terjadi di manajemen tingkat atas. Informasi untuk pengambilan keputusan tidak terstruktur tidak mudah untuk didapatkan dan tidak mudah tersedia dan biasanya berasal dari lingkungan luar. Dasar-Dasar Pengambilan Keputusan Menurut George R. Terry, dasar-dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: 1.Intuisi Pengambilan keputusan yang berdasarkan intuisi atau perasaan bersifat subjektif, sehingga mudah terkena pengaruh. 2.Pengalaman Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi pengetahuan praktis. Karena pengalaman seseorang dapat memperkirakan keadaan sesuatu, dapat memperhitungkauntung ruginya, baik buruknya keputusan yang akan dihasilkan. 3.Fakta Pengambilan keputusan berdasarkan fakta dapat memberikan keputusan yang sehat, solid, dan baik. Dengan fakta, maka tingkat kepercayaan terhadap pengambilan keputusan dapat lebih tinggi,sehingga orang dapat menerima keputusan-keputusan yang dibuat itu dengan rela dan lapang dada. 4.Wewenang Biasanya dilakukan oleh pimpinan terhadap bawahannya atau orang yang lebih tinggi kedudukannya kepada orang yang lebih rendah kedudukannya. 5.Rasional Keputusan yang dihasilkan lebih objektif, logis, lebih transparan, konsisten untuk memaksimumkan hasil atau nilai dalam batas kendala tertentu, sehingga dapat dikatakan mendekati kebenaran atau sesuai dengan apa yang diinginkan. Proses pengambilan keputusan Proses pengambilan keputusan memiliki berapa tahap: Tahap 1 Pemahaman dan Perumusan Masalah. Para manager sering menghadapi kenyataan bahwa masalah yang sebenarnya sulit dikemukaan atau bahkan sering hanya mengidentifikasikan masalah, bukan penyebab dasar. Para manager dapat mengidentifi8kasi masaklah dengan beberapa cara. Pertama, manager secra sistematis menguji hubungan sebab-akibat. Kedua manager mencari penyimpangan atau perubahan dari yang noirmal. Tahap 2 Pengumpulan dan Analisis Data yang Relevan. Setelah manajer menemukan dan merumuskan masalah, manajer harus memutuskan langkah-langkah selanjutnya. Manajer pertama kali harus menentukan data-data apa yang dibutuhkan untuk membuat keputusan yang tepat dan kemudiaan mendapatkan informasi tersebut. Tahap 3 Pegembangan Alternatif-Alternatif. Kecenderungan untuk menerima alternatif keputusan pertama yang feasibel sering menghindarkan manager dari pencapaian penyelesaian yang terbaik untuk masalah manajer.Pengembangan sejumlah alternatif memungkinkan manajer menolak kecnderungan untuk membuat keputusan terlalu cepat dan membuat keputusan yang efektif. Manager harus memilih suatu alternatif yang cukup baik, walaupun bukan esuatu yang sempurna atau ideal. Tahap 4 Evaluasi Alternatif-Alternatif. Setelah manajer mengembangkan sekumpulan alternatif, mansger harus mengevaluasi sekumpulan alternati, manager harus mengevaluasi untuk menilai efektifitas etiap alternatif. Tahap 5 Pemilihan Alternatif Terbaik. Pembuatan keputusan merupakan hasil evaluasi berbagai alternatif. Alternatif terpilih akan didasarkan pada jumlah informasi bagi manager dan ketidaksempurnaan kebijakan manajer. Tahap 6 Implementasi Keputusan . Setelah alternatif terbaik dipilih, para manager harus membuat rencana untuk mengatasi berbagai permasalahan dam masalah yang mungkin dijumpai dalam penerapan keputusan. Dalam hal ini, manager perlu memperhatikan berbagai resiko dan ketidakpastian sebagai konsekuensi dibuatnya suatu keputusan. Disamping itu, pada tahapimplementasi keputusan manager juga perlu menetapkan prosedur laporan kemajuaan periodik dan memnpersiapkan tindakan korektif bila masalah baru muncul dalam pembuatan kjeputusan, serta merancang peringatan dini untuk menghadapi berbagai kemungkinan. Tahap 7 Evaluasi Hasil-Hasil. Keputusan. Implementasi keputusan harus selalu dimonitor. Manajer harus meangevaluasi apakah implementasi dilakukan dengan lancar dan keputusan memberikan hasil yang diinginkan Gaya dan Model Pengambilan Keputusan Gaya Manajer dalam pengambilan keputusan akan banyak diwarnai oleh beberapa hal seperti latar belakang pengetahuan, perilaku pengalaman, dan sejenisnya. Cara-cara manajer dala mendekati masalah tersebut antara lain: 1. Penghindar Masalah Seorang penghindar masalah mengabaikan informasi yang menunujukkan kesebuah masalah. Para penghindari masalah ini tidak aktif dan tidak ingin menghadapi masalah. 2. Penyelesian Masalah Seorang penyelesai masalah mencoba menyelesaikan masalah-masalah apabila masalah-masalah itu muncul. Mereka bersikap reaktif menghadapi masalah-masalah yang timbul. 3. Pencarian Masalah Seorang pencari masalah secara aktif mencari masalah-masalah guna diselesaikan atau mencari peluang-peluang baru untuk dikejar.
Membuat keputusan yang harus melalui proses yang bertahap. Terdapat empat tahap dalam pengambilan keputusan: kecerdasan, desain, pilihan, dan implementasi
- Intelejen: Menemukan, mengidentifikasi, dan memahami masalah yang terjadi dalam organisasi mengapa ada masalah, di mana, apa dampaknya terhadap perusahaan.
- Desain: Mengidentifikasi dan mengeksplorasi berbagai solusi
- Memilih: Memilih di antara alternatif solusi
- Implementasi: membuat pekerjaan alternatif yang dipilih dan memantau seberapa baik solusi bekerja
Pengamblan keputusan berdasarkan tingkatan:
1) Pengambilan keputusan berdasarkan Intuisi.
Artinya, sebuah keputusan dibuat dengan berdasarkan intusi atau perasaan. Jadi bersifat subyektif. Kelemahan utama dari pengambilan keputusan yang didasarkan pada intuisi atau perasaan adalah mudah terkena sugesti, pengaruh luar, preferensi dan situasi kejiwaan seseorang saat pengambilan keputusan.Kelemahan lain adalah dalam hal kesulitan mengukur kebenaran dari keputusan intuitif karena kesulitan mencari alat pembanding. Selebihnya, bila keputusan diambil berdasarkan intusi, maka dasar pertimbangan yang lain sering kali terabaikan.Namun demikian sifat subyektif dari pengambilan keputusan berdasarkan intuisi dan perasaan juga ada sisi baiknya, yaitu keputusan dapat diambil dengan segera. Untu hal-hal yang dampaknya terbatas, pengambilan keputusan intuitif cenderung memuaskan. Lain dari itu, bila orang yang mengambil keputusan memiliki olah rasa yang tinggi, maka keputusannya akan tepat. Terkait plus minus pengambilan keputusan berdasarkan intuisi dan perasaan tersebut, maka keputusan intuitif akan cocok digunakan saat menghadapi masalah-masalah yang bersifat kemanusiaan.
2) Pengambilan keputusan berdasarkan rasio
Pengambilan keputusan berdasarkan rasio atau disebut pengambilan keputusan rasional adalah pengambilan keputusan yang menggunakan pertimbangan daya guna atau manfat dari keputusan yang diambil. Pengambilan keputusan rasional sering digunakan untuk menghadapi masalah-masalah yang juga bersifat rasional. Pengambilan keputusan berdasarkan rasio lebih bersifat obyektif. Keputusan rasional dapat terasa berhasil bila kepuasan optimal dapat terwujud dalam arti manfaat lebih besar dari pengorbanan.
3) Pengambilan keputusan berdasarkan fakta (data)
Artinya bahwa pengambilan kebutusan didasarkan pada fakta atau data-data. Keputusan yang diambil dengan berdasarkan fakta data atau informasi relevan yang memadai sering kali merupakan keputusan yang sehat dan baik. Namun, juga merupakan fakta bahwa untuk mendapatkan data informasi yang valid merupakan sesuatu yang sulit terlebih bila tidak memiliki sistem informasi yang baik. Fakta juga bahwa sekalipun telah memiliki sistem informasi yang baik sekalipun, kadang kala masih mengalami kesulitan dalam hal penyediaan data informasi yang relevan dan terpercaya untuk kepentingan pengambilan keputusan.
4) Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman
Sebagaimana kata pepatah bahwa pengalaman adalah guru yang baik. Demikian halnya dalam pengambilan keputusan, seseorang bisa saja mengambil keputusan berdasarkan pengalamannya mengahadapi masalah yang serupa. Berkaca dari hal tersebut, maka dapat dikatakan bahwa pengalaman dapat menjadi pedoman dalam menyelesaikan masalah. Pengalaman menjadi sangat bermanfaat sebagai pengetahuan praktis dalam pengambilan keputusan. Pengalaman akan berhubungan dengan kemampuan memperkirakan apa yang menjadi latar belakang masalah dan bagaimana masalah tersebut harus diselesaikan. Ini sangat membantu dan memuahkan dalam pengambilan keputusan.Melalui pengalaman, seseorang bisa saja memiliki kemampuan menduga permasalahan walau hanya dengan melihat secara sepintas dan sudah dapt menduga penyelesaian apa yang sekiranya dianggap baik. Kelemahan utama dari pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman adalah seringnya orang lupa dan tidak menyadari bahwa sekalipun permasalahan yang dihadapi mirip atau bahkan sama dengan apa yang pernah ditemui di masa lalu, tidak serta merta solusi yang sama yang pernah dilakukan di masa lalu akan menghasilkan dampak yang sama pula. Hal demikian karena adanya perbedaan karakteristik situasi dan kondisi yang melingkupi. Pengalaman sering membuat orang mengabaikan perbedaan situasi dan kondisi yang melingkupi permasalahan antara masa lalu dan masa kini.
5) Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang.
Setiap orang yang berada pada posisi tertentu dalam struktur organisasi senantiasa memiliki tugas, tanggung jawab dan wewenang untuk mengambil keputusan dalam lingkup bidang kerja tertentu. Hal ini guna menjamin berjalannya kegiatan untuk mencapai tujuan oranisasi. beberapa sisi positif pengambilan keputusan berdasarkan wewenang antara lain adalah lebih mudah diterima oleh bawahan terlepas penerimaan dilakukan dengan sepenuh hati atau terpaksa. Kedua, memiliki otentifikasi, dan memiliki sifat yang lebih permanen bila didasari oleh wewenang yang formal/ resmi. Namun demikian pengambilan keputusan berdasarkan wewenang juga mengandung kelemahan yaitu menimbulkan sifat rutinitas dan diasosiasikan sebagai praktek diktator. terlebih, keputusan berdasarkan wewenang terkadang diambil melewati permasalahan yang seharusnya dipecahkan atau bersifat eksesif sehingga malah mengaburkan inti permasalahan. (Hendra Poerwanto G)
Pengambilan Keputusan Otomatis Berkecepatan Tinggi
Saat ini, banyak keputusan yang diambil organisasi tidak dibuat oleh manajer atau manusia mana pun. Misalnya, ketika Anda memasukkan kueri di mesin pencari Google, sistem komputer Google harus memutuskan URL mana yang akan ditampilkan dalam rata-rata sekitar setengah detik (500 milidetik). Program perdagangan frekuensi tinggi di bursa saham elektronik di Amerika Serikat melaksanakan perdagangan mereka dalam waktu kurang dari 30 milidetik. Manusia dihilangkan dari rantai keputusan karena mereka terlalu lambat.[3]
Dalam keputusan otomatis kecepatan tinggi ini, bagian intelijen, desain, pilihan, dan implementasi dari proses pengambilan keputusan ditangkap oleh algoritma komputer yang secara tepat menentukan langkah-langkah yang harus diikuti untuk menghasilkan keputusan. Orang-orang yang menulis perangkat lunak mengidentifikasi masalah, merancang metode untuk menemukan solusi, menentukan serangkaian solusi yang dapat diterima, dan mengimplementasikan solusi. Dalam situasi ini, organisasi membuat keputusan lebih cepat daripada yang dapat dipantau atau dikendalikan oleh manajer, dan perhatian besar perlu diambil untuk memastikan operasi yang tepat dari sistem ini untuk mencegah bahaya yang signifikan.[3]
Kualitas Keputusan dan Pengambilan Keputusan
Akurasi adalah salah satu dimensi kualitas yang penting; secara umum, kami pikir keputusan lebih baik jika mereka secara akurat mencerminkan data dunia nyata. Kecepatan adalah dimensi lain; kita cenderung berpikir bahwa proses pengambilan keputusan harus efisien, bahkan cepat. Misalnya, ketika Anda mengajukan permohonan asuransi mobil, Anda ingin perusahaan asuransi membuat keputusan yang cepat dan akurat. Namun, ada banyak dimensi kualitas lain dalam keputusan dan proses pengambilan keputusan untuk dipertimbangkan. Yang penting bagi Anda akan bergantung pada perusahaan bisnis tempat Anda bekerja, berbagai pihak yang terlibat dalam keputusan itu, dan nilai-nilai pribadi Anda sendiri.[3]
Pengambilan Keputusan dalam Bisnis
Bagi bisnis, dapat membuat keputusan yang lebih baik dan mengetahui nilai moneter untuk bisnis pengambilan keputusan itu penting. keputusan dibuat di semua tingkatan perusahaan dan bahwa beberapa keputusan ini umum, rutin, dan banyak. Meskipun nilai memperbaiki setiap keputusan tunggal mungkin kecil, meningkatkan ratusan ribu keputusan kecil menambah nilai tahunan yang besar untuk bisnis.
- Kemungkinan untuk mengukur nilai pengambilan keputusan yang lebih baik.
- Keputusan dibuat di semua tingkatan perusahaan.
- Ada yang umum, rutin, dan banyak.
- Meskipun nilai untuk memperbaiki setiap keputusan tunggal mungkin kecil, meningkatkan ratusan ribu keputusan "kecil" menambah nilai tahunan yang besar untuk bisnis.[3]
5 hal penting dalam mengambil keputusan dalam bisnis
- Mengidentifikasi Masalah.
- Mengumpulkan Informasi.
- Membuat Prediksi Untuk Masa Depan.
- Mengambil Keputusan dari Beberapa Alternatif.
- Mengimplementasikan Keputusan, Evaluasi, dan Belajar.
Manfaat Bisnis Menggunakan Bisnis Intelijen Dalam Pengambilan Keputusan dan Pengetahuan Manajemen
Sistem pakar menangkap pengetahuan diam-diam dari domain terbatas keahlian manusia dan mengungkapkan pengetahuan itu dalam bentuk aturan. Strategi untuk mencari melalui basis pengetahuan disebut mesin inferensi. Penalaran berbasis kasus mewakili pengetahuan organisasi sebagai basis data kasus yang dapat terus diperluas dan disempurnakan.
Logika fuzzy adalah teknologi perangkat lunak untuk mengekspresikan pengetahuan dalam bentuk aturan yang menggunakan nilai perkiraan atau subyektif. Jaringan saraf terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak yang berusaha meniru proses pemikiran otak manusia. Jaringan saraf terkenal karena kemampuan mereka untuk belajar tanpa pemrograman dan untuk mengenali pola dalam jumlah data yang sangat besar. Algoritma genetika mengembangkan solusi untuk masalah tertentu menggunakan proses berbasis genetik, seperti kebugaran, crossover, dan mutasi. Agen cerdas adalah program perangkat lunak dengan basis pengetahuan internal atau terpelajar yang melakukan tugas spesifik, berulang, dan dapat diprediksi untuk pengguna individu, proses bisnis, atau aplikasi perangkat lunak.
Pengetahuan manajemen adalah suatu proses bisnis yang dikembangkan untuk menciptakan, menyimpan, mentransfer dan menerapkan pengetahuan. Pengetahuan manajemen juga dapat meningkatkan kemampuan organisasi untuk belajar dari lingkungan dan untuk memasukkan pengetahuan ke dalam proses bisnis dan pengambilan keputusan serta mengetahui cara melakukan hal-hal secara efektif dan efisien dengan cara yang tidak dapat ditiru oleh organisasi lain adalah sumber utama laba dan keunggulan kompetitif.[3]
Konsep manajemen pengetahuan ini meliputi pengelolaan sumber daya manusia (SDM) dan teknologi informasi (TI) dalam tujuannya untuk mencapai organisasi perusahaan yang semakin baik sehingga mampu memenangkan persaingan bisnis. Perkembangan teknologi informasi memang memainkan peranan yang penting dalam konsep manajemen pengetahuan. Hampir semua aktivitas kehidupan manusia akan diwarnai oleh penguasaan teknologi informasi, sehingga jika berbicara mengenai manajemen pengetahuan tidak lepas dari pengelolaan.
Pada perkembangan ini menunjukan makin cepatnya perubahan dalam segala bidang kehidupan, akibat dari efek globalisasi serta perkembangan teknologi informasi yang sangat akseleratif. Kondisi ini jelas telah mengakibatkan perlunya cara-cara baru dalam menyikapi semua yang terjadi agar dapat tetap survive. Penekanan akan makin pentingnya kualitas sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu respon dalam menyikapi perubahan tersebut, dan ini tentu saja memerlukan upaya-upaya untuk meningkatkan dan mengembangkan SDM.
Sehubungan dengan itu peranan ilmu pengetahuan menjadi makin menonjol, karena hanya dengan pengetahuanlah semua perubahan yang terjadi dapat disikapi dengan tepat. Ini berarti pendidikan memainkan peran penting dalam mempersiapkan SDM yang berkualitas dan kompetitif. Ketatnya kompetisi secara global khususnya dalam bidang ekonomi telah menjadikan organisasi usaha memikirkan kembali strategi pengelolaan usahanya, dan SDM yang berkualitas dengan penguasaan pengetahuannya menjadi pilihan penting yang harus dilakukan dalam konteks tersebut.[6]
Aliran Pengetahuan dan Interakinya
Mengatur suatu pengetahuan adalah suatu kebiasaan atau habit. Ketika suatu proses, keadaan dan aktivitas suatu bisnis para pelaku manajemen pengetahuan cenderung menggunakan suatu metode dalam menganalisisnya. Dalam proses analisis terdapat sesuatu yang dinamakan siklus/aliran pengetahuan (Knowledge flow).
• Penciptaan pengetahuan (creation)
Tahap memasukkan segala pengetahuan yang baru kedalam sistem, termasuk juga pengembangan pengetahuan dan penemuan pengetahuan.
• Penyimpanan pengetahuan (retention)
Ini adalah tahap penyimpanan pengetahuan kedalam sistem agar pengetahuan selalu awet. Proses ini juga menjaga hubungan antara pengetahuan dengan sistem.
• Pemindahan pengetahuan (transfer)
Menyangkut dengan aktifitas pemindahan pengetahuan dari satu pihak ke pihak lain. Termasuk juga dengan komunikasi, penerjemahan, konversi, penyaringan dan pengubahan.
• Penggunaan pengetahuan (utilization)
Kegiatan yang berhubungan dengan aplikasi pengetahuan sampai pada proses bisnis, termasuk dalam tahap penggunaan pengetahuan.[7]
Elemen Pokok Knowledge terdiri dari:
1.People
Yang berarti Knowledge Management berasal dari orang. People merupakan bentuk dasar untuk membentuk knowledge baru. Tanpa ada orang tidak akan ada knowledge.
2.Technology
Merupakan infrastruktur teknologi yang standar, konsisten, dan dapat diandalkan dalam mendukung alat-alat perusahaan.
3.Processes
Yang terdiri dari menangkap, menyaring, mengesahkan, mentransformasikan, dan menyebarkan knowledge ke seluruh perusahaan dilengkapi dengan menjalankan prosedur dan proses tertentu.[6]
Terdapat juga bentuk Piramida kognitif manajemen pengetahuan terdiri dari:
1. Data adalah bentuk yang paling dasar, bersifat diskrit, dan belum diproses, sehingga belum memiliki makna. Contoh: angka, kata, kode, tabel, dan basis data.
2. Informasi adalah bentuk yang saling terhubung dan merupakan hasil pemrosesan terhadap data, sehingga memiliki suatu makna. Contoh: kalimat, paragraf, persamaan, konsep, ide, pertanyaan, dan cerita sederhana.
3. Pengetahuan adalah kumpulan informasi yang terorganisir mengenai suatu bidang yang sudah dipahami. Contoh: teori, aksiom, kerangka kerja konseptual, cerita rumit, dan fakta.
4. Kebijaksanaan adalah hasil penerapan dari suatu pengetahuan yang dapat menjadi dasar dalam pengambilan keputusan. Contoh: buku, paradigma, sistem, filosofi, puisi, sistem kepercayaan, tradisi, prinsip, dan kebenaran.[8]
Cara Membuat Suatu Manajemen Pengetahuan
1) Bangun infrastruktur dengan teknologi yang tepat
Teknologi yang tepat, bukan berarti teknologi yang digunakan adalah teknologi tinggi. Tepat berarti sesuai dengan kebutuhan, sesuai dengan usaha yang anda lakukan sekarang dan tidak membuang-buang biaya. Teknologi ini bisa saja seperti komputer dan jaringan internet, lihat kembali di alat-alat pengetahuan.
2) Bangun sebuah infrastruktur konseptual dengan tulang punggung kompetensi
Teknologi yang tepat juga tidak akan berguna apabila anda tidak mempunyai konsep atau visi yang sesuai dengan tujuan perusahaan. Dan tulang punggung yang kompeten adalah orang-orang yang mempunyai ilmu, keahlian, pengalaman, kecepatan bertindak, dan bersosialisasi.
3) Buat suatu tempat penyimpanan dan hal-hal yang menyangkutnya
Tempat penyimpanan bisa saja berupa gudang, perpustakaan, arsip, database, file. Dan dibantu dengan alat-alat yang mempermudah pencarian.
4) Ciptakan standar tinggi untuk kualitas dan kegunaannya
Anda harus membuat suatu aturan, yaitu hanya ilmu yang berguna sajalah yang akan anda disimpan di gudang pengetahuan anda, jangan sampai sampah informasi juga anda masukkan kedalamnya. Dan pastikanlah kalau aturan ini sesuai dengan kebutuhan penggunanya.[7]
Implementasi knowledge management atau manajemen pengetahuan akan memberikan pengaruh positif terhadap proses bisnis perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung, beberapa manfaat knowledge management atau manajemen pengetahuan bagi perusahaan antara lain:
1. Penghematan waktu dan biaya. Dengan adanya sumber pengetahuan yang terstruktur dengan baik, maka perusahaan akan mudah untuk menggunakan pengetahuan tersebut untuk konteks yang lainnya, sehingga perusahaan akan dapat menghemat waktu dan biaya.
2. Peningkatan aset pengetahuan. Sumber pengetahuan akan memberikan kemudahaan kepada setiap karyawan untuk memanfaatkannya, sehingga proses pemanfaatan pengetahuan di lingkungan perusahaan akan meningkat, yang akhirnya proses kreatifitas dan inovasi akan terdorong lebih luas dan setiap karyawan dapat meningkatkan kompetensinya.
3. Kemampuan beradaptasi. Perusahaan akan dapat dengan mudah beradaptasi dengan perubahan lingkungan bisnis yang terjadi.
4. Peningkatan produktfitas. Pengetahuan yang sudah ada dapat digunakan ulang untuk proses atau produk yang akan dikembangkan, sehingga produktifitas dari perusahaan akan meningkat.[6]
Sistem manajemen terbagi menjadi dua yaitu Knowledge Management System (KMS) dan Knowledge Work System (KWS). Pada Knowledge Management System (KMS), terdapat tiga bentuk yaitu: Structured Knowledge, contohnya: teks dokumen terstruktur; Semi-structured Knowledge, contohnya: e-mail, voice mail; dan Unstructured Knowledge (Tacit Knowledge)., contohnya: pengetahuan yang berada dalam pikiran karyawan (jarang ditulis).
1. Enterprise-Wide Knowledge Management Systems adalah sistem pengetahuan manajemen yang mampu untuk menangkap pengetahuan dan penyimpanan dan juga untuk mengumpulkan dan mengatur pengetahuan semi terstruktur (contoh: e-mail) serta sebagai repositori untuk dokumen dan praktik terbaik.
Skema klasifikasi:
· Masalah utama dalam mengelola pengetahuan.
· Setiap objek pengetahuan harus ditandai untuk pengambilan.
Pada sistem manajemen konten perusahaan memiliki kemampuan untuk mengklasifikasikan, mengatur, dan mengelola pengetahuan terstruktur dan semi terstruktur dan menjadikannya tersedia di seluruh entri. Terdapat juga sistem manajemen pembelajaran (Learning Management System) yang menyediakan alat untuk manajemen, pengiriman, pelacakan, dan penilaian pembelajaran dan pelatihan karyawan.
2. Knowledge Work System adalah suatu sistem yang dibuat khusus untuk pekerja dalam pengetahuan.
Persyaratan sistem kerja pengetahuan:
· Alat khusus
· Grafik yang kuat, alat analitik, dan komunikasi dan manajemen dokumen
· Komputasi daya untuk menangani grafik canggih atau perhitungan rumit
· Akses ke database eksternal
· Antarmuka yang ramah pengguna
Contoh Knowledge Work System:
Ø Computer-aided design (CAD) system
Ø Virtual Reality (VR) system
Ø Augmented Reality (AR)
Ø Investment workstation[3]
Pendukung Dalam Pengambilan Keputusan
Bisnis intelijen dan bisnis analitik berjanji untuk memberikan informasi yang benar dan hampir real-time kepada para pembuat keputusan, dan alat analitik membantu mereka dengan cepat memahami informasi dan mengambil tindakan. Lingkungan intelijen bisnis terdiri dari data dari lingkungan bisnis, infrastruktur BI, set alat BA, pengguna dan metode manajerial, platform pengiriman BI (MIS, DSS, atau ESS), dan antarmuka pengguna. Ada enam fungsi analitik yang diberikan sistem BI untuk mencapai tujuan ini: laporan produksi yang telah ditentukan, laporan parameter, dashboard dan kartu skor, permintaan dan pencarian adhoc, kemampuan untuk menelusuri ke tampilan data yang terperinci, dan kemampuan untuk memodelkan skenario dan membuat prakiraan. Analisis BI mulai menangani data besar. Analitik prediktif, analitik lokasi, dan intelijen operasional adalah kemampuan analitik yang penting. Sistem informasi manajemen (SIM) yang menghasilkan laporan produksi pra-bungkus biasanya digunakan untuk mendukung manajemen operasional dan menengah, yang pengambilan keputusannya terstruktur dengan cukup baik. Untuk membuat keputusan yang tidak terstruktur, analis dan pengguna super menggunakan sistem pendukung keputusan (DSS) dengan alat analisis dan pemodelan yang kuat, termasuk lembar kerja dan tabel pivot. Eksekutif senior yang membuat keputusan tidak terstruktur menggunakan dasbor dan antarmuka visual yang menampilkan informasi kinerja utama yang memengaruhi keseluruhan profitabilitas, keberhasilan, dan strategi perusahaan. Balanced scorecard dan manajemen kinerja bisnis adalah dua metodologi yang digunakan dalam merancang sistem pendukung eksekutif (ESS). Sistem pendukung keputusan kelompok (GDSS) membantu orang yang bertemu dalam suatu kelompok mencapai keputusan dengan lebih efisien. GDSS memiliki fasilitas ruang konferensi khusus di mana peserta menyumbangkan ide-ide mereka menggunakan komputer jaringan dan perangkat lunak untuk mengorganisir ide, mengumpulkan informasi, menentukan peringkat dan menetapkan prioritas, dan mendokumentasikan sesi pertemuan.
Sistem pendukung eksekutif : Sebuah sistem yang oleh para senior manajer / eksekutif sebuah perusahaan atau organisasi untuk memberikan dukungan terhadap keputusan yang tidak terprogram dalam manajemen strategis.
Informasi ini sering bersifat eksternal, tidak terstruktur dan bahkan tidak pasti. Lingkup dan konteks informasi yang tepat seringkali tidak diketahui sebelumnya.
Informasi yang diberikan eksekutif oleh Executive Support System antara lain:
- Informasi Pasar
- Informasi Teknologi
- Informasi Investasi
Kategori
Keputusan jika dilihat dari cara memperoleh informasi dapat dikategorikan menjadi empat yaitu keputusan refresentasi, empiris, Informasi, ekpolorasi.[2] Keputusan Refresentasi merupakan keputusan yang dihadapi dengan informasi yang cukup banyak, dan mengetahui dengan tepat bagaimana memanipulasi informasi tersebut.[2] Keputusan Empiris merupakan keputusan yang kurang memiliki informasi namun mengetahui bagaimana memperoleh informasi dan pada saat informasi itu diperoleh dinamakan keputusan empiris.[2][9] Keputusan Informasi merupakan keputusan yang kaya akan informasi, tetapi diliputi dengan kontroversi tentang bagaimana memperoleh informasi itu, dan selanjutnya akan menghasilkan keputusan informasi.[2] Keputusan Ekpolorasi merupakan keputusan yang kurang akan informasi dan tidak ada kata sepakat yang dianut untuk memulai mencari informasi serta tidak tahu dari mana usaha pengambilan keputusan akan dimulai.[2]
Bacaan lanjutan
- Facione, P. and Facione, N., Thinking and Reasoning in Human Decision Making, The California Academic Press / Insight Assessment, 2007
- Plous, S. The Psychology of Judgement and Decision Making New York: McGraw-Hill, 1993
- Ullman, D. G., Making Robust Decisions Trafford, 2006
- Levin, Mark Sh., Composite Systems Decisions, New York: Springer, 2006.
- Kenneth C. Laudon, Jane Laudon. (-). Essentials of MIS, Global Edition. 12. Pearson Education Limited. UK. ISBN 9781292153773.
Pranala luar
Referensi
- ^ a b James Reason (1990). Human Error. Ashgate. ISBN 1-84014-104-2.
- ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r J Salusu.1996. Pengambilan Keputusan Stratejik.Jakarta:Grasindo.46-54 Kesalahan pengutipan: Tanda
<ref>
tidak sah; nama "Salusu" didefinisikan berulang dengan isi berbeda - ^ a b c d e f g h i j Kenneth C. Laudon, Jane Laudon. (-). Essentials of MIS, Global Edition. 12. Pearson Education Limited. UK. ISBN 9781292153773.
- ^ a b c d Suwanto, Ferry T.Indratno.2009.Ayo Belajar Pendidikan Kewarganegaraan.Yogyakarta:KANISIUS.150
- ^ a b Suryanto Rutmono dkk.2010.Sukses Semua Ulangan.Jakarta:PT Wahyumedia.300
- ^ a b c http://pengertianmanagement.blogspot.com/2012/11/pengertian-knowledge-management.html
- ^ a b https://rizcafitria.wordpress.com/2011/04/30/manajemen-pengetahuan/
- ^ https://medium.com/@stevanihalim/manajemen-pengetahuan-d69851468a23
- ^ Muhammad Alfan Alfian Mahyudin.2009.Menjadi Pemimpin Politik.Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama .138