Kabupaten Tabalong
kabupaten di Provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia
Kabupaten Tabalong adalah salah satu Daerah Tingkat II di provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Kota Tanjung. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 3.496 km² dan berpenduduk sebanyak 170.706 jiwa (2000). Motto kabupaten ini ialah Saraba Kawa (Serba Sanggup) dalam bahasa Banjar.
Suku bangsa
Suku asli adalah
- suku Banjar
- Suku Dayak Dusun Deyah (di Kecamatan Muara Uya)
- Orang Dayak Warukin (subetnis Suku Dayak Maanyan Benua Lima di Desa Warukin).
- Suku Dayak Lawangan
- suku Dayak Bukit
Suku bangsa lainnya antara lain:
- Suku Banjar: 141.347 jiwa
- Suku Jawa: 19.924 jiwa
- Suku Bugis: 516 jiwa
- Suku Madura: 233 jiwa
- Suku Bukit: 1.106 jiwa
- Suku Mandar: 12 jiwa
- Suku Bakumpai: 41 jiwa
- Suku Sunda: 952 jiwa
- Lainnya: 6.575 jiwa
(Sumber: BPS - Sensus Penduduk tahun 2000)
Sejarah
- 8000 SM: Manusia ras Austrolomelanesia mendiami gua-gua di pegunungan Meratus. Fosilnya ditemukan di Gua Babi di Gunung Batu Buli, Desa Randu, Muara Uya, Tabalong.
- 2500 SM: Migrasi bangsa Melayu Proto dari Yunan ke pulau Borneo yang menjadi nenek moyang suku Dayak (rumpun Ot Danum).
- 1500 SM: Migrasi bangsa Melayu Deutero ke pulau Borneo.
- 400: Migrasi orang Sumatera yang membawa bahasa Melayu kuno.
- 520: Berdirinya Kerajaan Tanjungpuri di Tanjung, Tabalong yang didirikan orang Melayu kuno.
- 600: Suku Dayak Maanyan melakukan migrasi ke pulau Bangka selanjutnya ke Madagaskar.
- 1200: Ampu Jatmika, hartawan dari negeri Keling (Tamil) mendirikan kerajaan Negara Dipa semula berkedudukan di daerah aliran sungai Tapin, tempat dimana ia mendirikan Candi Laras.
- 1200: Orang Tabalong yang berbahasa Melayu Bukit dan bahasa Maanyan mendiami wilayah Tabalong, salah satu dari lima daerah aliran sungai (Banua Lima) yang ditaklukan oleh prajurit Ampu Jatmika dari Kerajaan Negara Dipa yang berkedudukan di Candi Agung, Amuntai.
- 1362: Kerajaan Nan Sarunai, kerajaan Suku Dayak Maanyan mendapat serangan dari Majapahit.
- 1363: Wilayah Barito, Tabalong dan Sawuku menjadi daerah taklukan Kerajaan Majapahit. Pangeran Suryanata dari Majapahit berhasil menjadi raja Negara Dipa.
- 1400: Wilayah Tabalong termasuk dalam wilayah Kerajaan Negara Daha, penerus dinasti Negara Dipa.
- 1526: Wilayah Tabalong bagian dari Banua Lima, sebuah provinsi dari Kesultanan Banjar.
- 17 Agustus 1860: Pangeran Antasari mendirikan Benteng Tabalong.
- 1899: Residen C.A Kroesen memimpin Zuider en Ooster Afdeeling van Borneo
- 1900: Onderafdeeling Tabalong dan Kelua dipimpin Controleur Klas I C.H. Hall, Kepala Distrik Tabalong adalah Kiai Mohammad Seman dan Kepala Distrik Kelua adalah Kiai Tjakra Widana
- 1938: Wester afdeeling van Borneo, Zuider en Ooster Afdeeling van Borneo menjadi sebuah propinsi di Hindia Belanda.
- 1927: Pemberontakan Gusti Barmawi terhadap soal rodi (erakan)
- 1937: Pemberontakan Hariang, Banua Lawas, Tabalong menyebabkan tewasnya kepala distrik yaitu Kiai Masdulhak.
- 6 Februari 1942: Jepang menduduki kota Tanjung, Tabalong.
- 18 Maret 1942: Kiai Pangeran Musa Ardi Kesuma ditunjuk Jepang sebagai Ridzie, penguasa penuh dan tertinggi pemerintah sipil meliputi wilayah Banjarmasin, Hulu Sungai dan Kapuas-Barito.
- 18 Agustus 1945: Pemerintahan Sukarno-Hatta menunjuk Ir. H. Pangeran Muhammad Noor sebagai gubernur Kalimantan
- 3 Juni 1949: Pertempuran Serangan Umum Kota Tanjung, Tabalong.
- 7 Desember 1956: Tabalong termasuk dalam Kabupaten Hulu Sungai Utara bagian dari provinsi Kalsel.
- 2005: Terpilihnya H. Rudi Arifin sebagai gubernur untuk masa jabatan 2005-2009
Tokoh Kelahiran Tabalong
Pranala luar
- (Indonesia) Situs resmi