Pura Pusering Jagat
Pura Pusering Jagat | |
---|---|
Informasi umum | |
Gaya arsitektur | Pura |
Negara | Indonesia |
Data teknis | |
Sistem struktur | Silinder Berukir |
Situs Warisan Dunia UNESCO | |
---|---|
Berkas:Candi Borobudur 3.jpg | |
Kriteria | Budaya: i, ii, vi |
Nomor identifikasi | 592 |
Pengukuhan | 1991 (ke-15) |
Lokasi
Pura Pusering Jagat adalah istilah untuk menyebut pura tertentu. Pusering Jagat sendiri berarti Pusat Dunia atau Pusat Semesta. Salah satu contohnya adalah sebuah Pura di Desa Pejeng, Kecamatan Tampaksiring Kabupaten Gianyar Bali. Pura ini terletak di tengah-tengah diantara 6 Pura Kayangan Jagat.
Temuan
Temuan terpenting di tempat ini adalah sebuah bejana bernama "Bejana Pejeng" yang terbuat dari batu berbentuk silinder dan berguna sebagai penyimpanan air suci (tirtha). Seperti kebanyakan peninggalan Hindu lain, di bagian permukaan bejana tersebut terdapat relief yang menggambarkan cerita Samudramanthana, yang bercerita tentang para Dewa dan Asura yang melakukan pengadukan lautan susu (Ksirarnawa) untuk mencari air amnta (air penghidupan).
Gambaran Relief
Relief semacam ini di Bali dikenal dengan nama naragiri (gunung milik manusia). Di Bejana tersebut terukir relief dengan latar hutan lebat yang dikelilingi laut. Terdapat 8 ekor naga yang membelit bejana dengan ekor dan kepala yang saling terhubung dan memakai mahkota dan prabha di kepalanya. Ular tersebut dijunjung oleh delapan Dewa dan empat Dewa lainnya digambarkan duduk di atas naga. Selanjutnya terdapat Kinnara/kinnari atau apsara yang terbang mengelilingi relief gunung dan pepohonan. Relief bagian bawahnya berupa gambar nelayan yang mencari ikan dan membawa hasil tangkapannya tersebut sedang satu nelayan lagi berdiri di kapal yang sedang ditarik ikan tangkapannya.[1]
Referensi
- ^ Sedyawati, Edi, 1938-. Candi Indonesia. Latief, Feri,, Indonesia. Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, (edisi ke-Cetakan pertama). [Jakarta]. ISBN 978-602-17669-3-4. OCLC 886882212.