KAL Anakonda II-4-61
KAL Anakonda II-4-61 (dulu bernama KRI Anakonda (868)) adalah sebuah kapal patroli cepat kelas Kobra tipe PC-36 fiberglass milik Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut dalam jajaran armada peronda di tingkat Lantamal (Pangkalan Utama Angkatan Laut).[1] Kapal ini dibuat di Indonesia oleh Fasilitas Pemeliharaan dan Perbaikan Kapal Perang TNI AL Pondok Dayung (Fasharkan) Jakarta.[2]
KRI Anakonda (868)
| |
Sejarah | |
---|---|
Indonesia | |
Nama | KRI Anakonda |
Asal nama | Ular anakonda |
Pembangun | Fasilitas Pemeliharaan dan Perbaikan Kapal Perang TNI AL Mentigi (Fasharkan), Bintan, Kepulauan Riau, Indonesia |
Mulai berlayar | 14 April 2003 |
Identifikasi | 868 |
Ciri-ciri umum | |
Kelas dan jenis | patroli kelas Kobra |
Berat benaman | 90 ton |
Panjang | 36 meter (118,11 ft) |
Lebar | 5,75 meter (18,86 ft) |
Pendorong | 3 x mesin (total 3.300 HP) |
Kecepatan | 15-25 knot (maksimal) |
Jangkauan | 18.520 kilometer (10.000 nmi) |
Daya tahan | 5 hari |
Kapasitas | 20 orang |
Senjata | Kanon Oerlikon 20 mm/70 : 1 pucuk, kecepatan tembakan 250-320 rpm, dengan jangkauan maksimum 4,3 km dengan berat amunisi 0,1 kg, anti kapal (terbatas), pesawat udara, helikopter. Senapan Mesin 12,7 mm : 1-2 pucuk. |
Nama
Nama Anakonda diambil dari nama jenis ular anakonda. Nama kelas Kobra berasal dari hewan kobra.
Sejak Juli 2015, KRI Anakonda (868) tidak lagi berstatus sebagai kapal perang (KRI), lewat upacara penurunan ular-ular perang pada 29 September 2015 di Pangkalan Utama TNI AL IV (Lantamal IV) Tanjungpinang, KRI Anakonda 868 kini menjadi KAL (kapal angkatan laut) Anakonda II-4-61.[2]
Pada bulan September 2019, nomor lambung 868 kemudian digunakan oleh KRI Bubara (868).[1]
Spesifikasi
Secara umum, KAL Anakonda memiliki panjang keseluruhan 36 meter, lebar 5,75 meter, sarat air 1,30 meter dan berbobot 90 ton. Kapal ini digerakkan oleh tiga mesin pokok masing-masing berkekuatan 1100 HP, mampu melaju hingga 25 knot. Dengan kecepatan jelajah 15 knot, kapal ini bisa berlayar hingga lima hari dengan 20 orang ABK. Biaya pembuatan kapal ini disebut-sebut cukup ekonomis, yakni sekitar Rp12 miliar. Jauh lebih murah ketimbang mengimpor kapal patroli dari luar negeri.[2]
Ciri khas dari kapal patroli ini salah satunya adalah kapal ini dilengkapi dengan dudukan senjata PSU (penangkis serangan udara) meriam kanon Oerlikon 20mm/70 MK4 pada bagian haluan, dengan jarak tembak mencapai 4000 meter, kecepatan tembaknya hingga 650 peluru per menit. Dengan tipe peluru HE (high explosive), jarak tembak efektifnya adalah 1.000 meter.[3]
Senjata ini punya massa keseluruhan 264 kg, sedangkan untuk larasnya memiliki massa 68 kg. Panjang senjata keseluruhan adalah 2144 mm, sementara panjang larasnya saja 1406 mm. Senjata ini menggunakan sistem magasin untuk amunisinya, berbentuk tromol dalam satu magasin bisa memuat 60 peluru.[3]
Selain Oerlikon 20 mm di haluan, setiap kapal PC-36 dan PC-40 dibekali dua pucuk SMB (senapan mesin berat) DShK-38 kaliber 12,7 mm buatan Rusia pada bagian buritan.[3][2]
Sejarah
Kapal ini diresmikan sebagai KRI pada tanggal 14 April 2003, bersamaan dengan peresmian KRI Lemadang (806) dan KRI Kobra (867), sebagai bagian dari Satuan Kapal Patroli, Koarmabar oleh Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto di Dermaga Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil), Tanjung Priok, Jakarta Utara. Prototipe kapal ini dirancang oleh Dislitbangal pada tahun 2000-an. Guna memenuhi jumlah kapal patroli dalam jumlah besar dan berbiaya murah, kapal ini dibangun dengan konstruksi lambung berbahan fiberglass dan menerapkan desain kapal berteknologi siluman.[2]
Sejak 29 September 2015 berganti nama menjadi KAL Anakonda II-4-61
Misi-misi
Beberapa misi yang pernah dilakukan oleh KRI Anakonda (868):
Tanggal | Misi |
---|---|
Oktober 2003 | Menenggelamkan kapal ikan asing ilegal di Kepulauan Bangka Belitung[4] |
9 Feb 2007 | Menangkap 5 tongkang penyelundup pasir ke Singapura[5][6] |
25 Feb 2007 | Mengantar jenazah korban KM Levina I ke Tanjung Priok[7] |
20 Mei 2008 | Menjaga pulau terluar Indonesia[8] |
24 Oktober 2014 | Menenggelamkan dua kapal penangkap ikan asing asal Thailand, di Selat Gelasa, Bangka-Belitung[9] |
03 November 2016 | Menggagalkan penyelundupan 13 ton BBM ilegal di Kepulauan Riau[10] |
12 Februari 2017 | Menangkap kapal penyelundup barang ilegal di Kepulauan Riau[11][12] |
25 April 2017 | Menangkap dua kapal tanker yang melarikan diri dari tahanan Malaysia[13][14][15] |
26 Februari 2018 | Menangkap kapal ikan asing di Kepulauan Riau[16] |
19 April 2018 | Evakuasi kapal berpenumpang TKI ilegal dari Malaysia[17][18] |
5 Januari 2019 | Menangkap kapal tanker ilegal di perairan Batam[19][20][21] |
Referensi
- ^ a b Gunakan Nomer Lambung dari Kapal Lama, TNI AL Luncurkan KRI Bubara 868 dan KRI Gulamah 869
- ^ a b c d e KAL Anakonda: Adopsi Desain Stealth, Sekilas Mirip Korvet Visby Class
- ^ a b c Oerlikon 20mm/70 MK4: Biar Lawas Tetap Jadi Andalan Satrol TNI AL
- ^ Hari ini Menteri Susi akan tenggelamkan kapal Vietnam
- ^ Pasir Gelap ke Singapura
- ^ 5 Kapal Pengekspor Pasir Darat ke Singapura Ditangkap
- ^ 7 Jenazah Korban KM Levina I Tiba di Tanjung Priok
- ^ Merah Putih Dikibarkan di Pulau Kecil Selat Malaka
- ^ Kapal Ikan Thailand Diberi Tembakan Peringatan Karana Mau Kabur Saat Ditangkap di YouTube
- ^ TNI AL Gagalkan Penyelundupan 13 Ton BBM Ilegal
- ^ TNI AL Tangkap Kapal Penyelundup Barang Ilegal
- ^ Kopaska Amankan Kapal Spesialis Penyelundup di Batam, Bawa Apa Ya?
- ^ TNI AL tangkap dua kapal buronan Malaysia
- ^ Lantamal IV Tanjungpinang tangkap dua kapal tanker asing
- ^ Koarmabar Menangkap Kapal Buronan Malaysia
- ^ TNI AL amankan kapal ikan asing
- ^ Lantamal IV Kerahkan Dua KAL Bantu Evakuasi TKI
- ^ Lantamal IV Kerahkan 2 KAL SAR Evakuasi Kapal Berpenumpang Ratusan Orang Ini
- ^ Operasi KAL Anakonda II-4-61 di Perairan Batam
- ^ Kapal Bermuatan 1,4 Ton Solar Ditangkap
- ^ KAL Anakonda Tangkap Kapal Berbendera Malaysia