KAL Anakonda II-4-61

Revisi sejak 31 Januari 2020 18.05 oleh Bennylin (bicara | kontrib)

KAL Anakonda II-4-61 (dulu bernama KRI Anakonda (868)) adalah sebuah kapal patroli cepat kelas Kobra tipe PC-36 fiberglass milik Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut dalam jajaran armada peronda di tingkat Lantamal (Pangkalan Utama Angkatan Laut).[1] Kapal ini dibuat di Indonesia oleh Fasilitas Pemeliharaan dan Perbaikan Kapal Perang TNI AL Pondok Dayung (Fasharkan) Jakarta.[2]

KRI Anakonda (868)
Sejarah
Indonesia
Nama KRI Anakonda
Asal nama Ular anakonda
Pembangun Fasilitas Pemeliharaan dan Perbaikan Kapal Perang TNI AL Mentigi (Fasharkan), Bintan, Kepulauan Riau, Indonesia
Mulai berlayar 14 April 2003
Identifikasi 868
Ciri-ciri umum
Kelas dan jenis patroli kelas Kobra
Berat benaman 90 ton
Panjang 36 meter (118,11 ft)
Lebar 5,75 meter (18,86 ft)
Pendorong 3 x mesin (total 3.300 HP)
Kecepatan 15-25 knot (maksimal)
Jangkauan 18.520 kilometer (10.000 nmi)
Daya tahan 5 hari
Kapasitas 20 orang
Senjata Kanon Oerlikon 20 mm/70 : 1 pucuk, kecepatan tembakan 250-320 rpm, 
dengan jangkauan maksimum 4,3 km dengan berat amunisi 0,1 kg, 
anti kapal (terbatas), pesawat udara, helikopter. Senapan Mesin 12,7 mm : 1-2 pucuk.

Nama

Nama Anakonda diambil dari nama jenis ular anakonda. Nama kelas Kobra berasal dari hewan kobra.

Sejak Juli 2015, KRI Anakonda (868) tidak lagi berstatus sebagai kapal perang (KRI), lewat upacara penurunan ular-ular perang pada 29 September 2015 di Pangkalan Utama TNI AL IV (Lantamal IV) Tanjungpinang, KRI Anakonda 868 kini menjadi KAL (kapal angkatan laut) Anakonda II-4-61.[2]

Pada bulan September 2019, nomor lambung 868 kemudian digunakan oleh KRI Bubara (868).[1]

Spesifikasi

Secara umum, KAL Anakonda memiliki panjang keseluruhan 36 meter, lebar 5,75 meter, sarat air 1,30 meter dan berbobot 90 ton. Kapal ini digerakkan oleh tiga mesin pokok masing-masing berkekuatan 1100 HP, mampu melaju hingga 25 knot. Dengan kecepatan jelajah 15 knot, kapal ini bisa berlayar hingga lima hari dengan 20 orang ABK. Biaya pembuatan kapal ini disebut-sebut cukup ekonomis, yakni sekitar Rp12 miliar. Jauh lebih murah ketimbang mengimpor kapal patroli dari luar negeri.[2]

Ciri khas dari kapal patroli ini salah satunya adalah kapal ini dilengkapi dengan dudukan senjata PSU (penangkis serangan udara) meriam kanon Oerlikon 20mm/70 MK4 pada bagian haluan, dengan jarak tembak mencapai 4000 meter, kecepatan tembaknya hingga 650 peluru per menit. Dengan tipe peluru HE (high explosive), jarak tembak efektifnya adalah 1.000 meter.[3]

Senjata ini punya massa keseluruhan 264 kg, sedangkan untuk larasnya memiliki massa 68 kg. Panjang senjata keseluruhan adalah 2144 mm, sementara panjang larasnya saja 1406 mm. Senjata ini menggunakan sistem magasin untuk amunisinya, berbentuk tromol dalam satu magasin bisa memuat 60 peluru.[3]

Selain Oerlikon 20 mm di haluan, setiap kapal PC-36 dan PC-40 dibekali dua pucuk SMB (senapan mesin berat) DShK-38 kaliber 12,7 mm buatan Rusia pada bagian buritan.[3][2]

Sejarah

Kapal ini diresmikan sebagai KRI pada tanggal 14 April 2003, bersamaan dengan peresmian KRI Lemadang (806) dan KRI Kobra (867), sebagai bagian dari Satuan Kapal Patroli, Koarmabar oleh Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto di Dermaga Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil), Tanjung Priok, Jakarta Utara. Prototipe kapal ini dirancang oleh Dislitbangal pada tahun 2000-an. Guna memenuhi jumlah kapal patroli dalam jumlah besar dan berbiaya murah, kapal ini dibangun dengan konstruksi lambung berbahan fiberglass dan menerapkan desain kapal berteknologi siluman.[2]

Sejak 29 September 2015 berganti nama menjadi KAL Anakonda II-4-61

Misi-misi

Beberapa misi yang pernah dilakukan oleh KRI Anakonda (868):

Tanggal Misi
Oktober 2003 Menenggelamkan kapal ikan asing ilegal di Kepulauan Bangka Belitung[4]
9 Feb 2007 Menangkap 5 tongkang penyelundup pasir ke Singapura[5][6]
25 Feb 2007 Mengantar jenazah korban KM Levina I ke Tanjung Priok[7]
20 Mei 2008 Menjaga pulau terluar Indonesia[8]
24 Oktober 2014 Menenggelamkan dua kapal penangkap ikan asing asal Thailand, di Selat Gelasa, Bangka-Belitung[9]
03 November 2016 Menggagalkan penyelundupan 13 ton BBM ilegal di Kepulauan Riau[10]
12 Februari 2017 Menangkap kapal penyelundup barang ilegal di Kepulauan Riau[11][12]
25 April 2017 Menangkap dua kapal tanker yang melarikan diri dari tahanan Malaysia[13][14][15]
26 Februari 2018 Menangkap kapal ikan asing di Kepulauan Riau[16]
19 April 2018 Evakuasi kapal berpenumpang TKI ilegal dari Malaysia[17][18]
5 Januari 2019 Menangkap kapal tanker ilegal di perairan Batam[19][20][21]

Referensi

Templat:Kapal patroli kelas Kobra