Ikatan Dokter Indonesia
Ikatan Dokter Indonesia disingkat IDI adalah organisasi profesi kedokteran di Indonesia.
Singkatan | IDI |
---|---|
Tanggal pendirian | 24 Oktober 1950[1] |
Kantor pusat | Jl. Dr. G.S.S.Y. Ratulangi No. 29, Menteng, Jakarta Pusat 10350 |
Lokasi | |
Jumlah anggota | 161.098[2] |
Ketua Umum | Daeng M. Faqih[3] |
Situs web | http://www.idionline.org/ |
Sejarah organisasi kedokteran Indonesia
Organisasi kedokteran awalnya bermula dari perhimpunan yang bernama Vereniging van lndische Artsen tahun 1911, dengan tokohnya adalah dr. J.A.Kayadu yang menjabat sebagai ketua dari perkumpulan ini.
Selain itu, tercatat nama-nama tokoh seperti dr. Wahidin, dr, Soetomo dan dr Tjipto Mangunkusumo, yang bergerak dalam lapangan sosial dan politik.
Pada tahun 1926 perkumpulan ini berubah nama menjadi Vereniging van lndonesische Geneeskundige atau disingkat VIG.
Pada masa dahulu dikenal 3 macam dokter Indonesia, ada dokter Jawa keluaran sekolah dokter Jawa, ada Indische Arts keluaran Stovia dan NIAS serta ada pula dokter lulusan Faculteit Medica Batvienis pada tahun 1927.
Dalam masa pendudukan Jepang (1943), VIG dibubarkan dan diganti menjadi Jawa Isha Hōkokai. Hampir bersamaan berkembang pula Persatuan Thabib Indonesia (Perthabin) cabang Yogya yang dianggap sebagai kelanjutan VIG masa tersebut. Tidaklah mungkin bahwa Perthabin dan PDI sekaligus merupakan wadah dokter di Indonesia, maka dicapai mufakat antara Perthabin dan Dewan Pimpinan PDI untuk mendirikan suatu perhimpunan dokter baru. Dr. Soeharto berpendapat bahwa perkumpulan dokter yang ada sejak 1911 telah rusak pada zaman kependudukan Jepang.[1]
Selanjutnya digelar muktamar pertama Ikatan Dokter Indonesia (MIDI) di Deca Park yang kemudian menjadi gedung pertemuan Kotapraja Jakarta. (sekarang telah digusur) Sebanyak 181 dokter WNI (62 diantaranya datang dari luar Jakarta) menghadiri Muktamar tersebut. Dalam muktamar IDI itu, Dr. Sarwono Prawirohardjo (sekarang Prof.) terpilih menjadi Ketua Umum IDI pertama.[1]
Daftar Ketua IDI
Berikut nama-nama yang pernah menjadi Ketua Umum Pengurus Besar (PB) IDI dan Ketua IDI Terpilih:
Ketua Umum PB IDI
- dr. Sarwono Prawirohardjo (1950–1951)
- dr. H.R. Soeharto (1951–1955)
- Prof. dr. Hendarmin (1955–1956)
- Prof. dr. M Djoewari (1956–1958)
- dr. H. R. Soeharto (1958–1960)
- dr. H. Amino Gondhohutomo (1960–1970)
- Prof. dr. Sadatun Soerjohardjo (1970–1974)
- dr. H. Amino Gondhohutomo (1974–1976)
- dr. Utojo Sukaton (1976–1980)
- dr. Abdullah Cholil, MPH (1980–1982)
- Prof. dr. Mahar Mardjono (1982–1985)
- dr. Kartono Mohamad (1985–1988)
- dr. Azrul Azwar (1988–1991)
- dr. Kartono Mohamad (1991–1994)
- dr. Azrul Azwar, MPH (1994–1997)
- dr. Merdias Almatsier (1997–2000)
- Dr. dr. Ahmad Djojosugito (2000–2003)
- Dr. dr. Fachmi Idris, M.Kes. (2006–2009)
- dr. Prijo Sidipratomo, Sp.Rad (2009–2012)
- dr. Zaenal Abidin, MH (2012–2015)
- Prof. dr. Ilham Oetama Marsis, SpOG (K) (2012–2018)[4]
- dr. Daeng M. Faqih, SH, MH (2018–2021)
Lihat pula
Referensi
- ^ a b c "Sejarah Ikatan Dokter Indonesia (IDI)". Ikatan Dokter Indonesia. Diakses tanggal 7 Februari 2019.
- ^ "Statistik Anggota IDI". Ikatan Dokter Indonesia. Diakses tanggal 7 Februari 2019.
- ^ "SK Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia" (PDF). 7 Desember 2018. Diakses tanggal 7 Februari 2019.
- ^ "Hasil Muktamar IDI ke-29: Pengukuhan Ketua Umum PB IDI – Prof. Dr. Ilham Oetama Marsis, SpOG (K) dan Ketua Terpilih, Dr, Daeng M Faqih, SH, MH". Ikatan Dokter Indonesia. 25 November 2015. Diakses tanggal 7 Februari 2019.