Budaya nginang

Revisi sejak 5 Maret 2020 12.49 oleh Kunwinadewi (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi 'Campuran daun sirih,gambir,kapur,dan buah pinang itu kemudian dikunyah sampai lumat hingga menimbulkan warna merah di mulut.Tidak sampai disitu,masyarakat terus me...')
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Campuran daun sirih,gambir,kapur,dan buah pinang itu kemudian dikunyah sampai lumat hingga menimbulkan warna merah di mulut.Tidak sampai disitu,masyarakat terus menguyah hingga berkali kali mereka mengeluarkan air ludah yang juga berwarna merah.Bagi masyarakat Nusantara kebiasaan 'Nginang atau Nyirih' bukan sekedar mengunyah daun sirih dan campurannya,lebih dari itu nginang merupakan simbol budaya.

Asal - usul sejarah budaya nginang

Berdasarkan catatan perjalanan Marcopolo, kemungkinan besar tradisi ini berasal dari kepulauan Indonesia. Marcopolo yang dikenal sebagai penjelajah dunia pada abad ke-13 mencatat bahwa masyarakat di kepulauan nusantara banyak yang makan sirih.