Budaya nginang
Campuran daun sirih,gambir,kapur,dan buah pinang itu kemudian dikunyah sampai lumat hingga menimbulkan warna merah di mulut.Tidak sampai disitu,masyarakat terus menguyah hingga berkali kali mereka mengeluarkan air ludah yang juga berwarna merah.Bagi masyarakat Nusantara kebiasaan 'Nginang atau Nyirih' bukan sekedar mengunyah daun sirih dan campurannya,lebih dari itu nginang merupakan simbol budaya.
Asal - usul sejarah budaya nginang
Berdasarkan catatan perjalanan Marcopolo, kemungkinan besar tradisi ini berasal dari kepulauan Indonesia. Marcopolo yang dikenal sebagai penjelajah dunia pada abad ke-13 mencatat bahwa masyarakat di kepulauan nusantara banyak yang makan sirih.Hal tersebut juga dikuatkan oleh pernyataan dua penjelajah sebelumnya yaitu Ibnu Batuta dan Vasco Da Gama, yang menyatakan bahwa ada masyarakat di sebelah timur (Indonesia,yang sebelum kemerdekaan lebih di kenal dengan sebutan nusantara) memiliki kegemaran makan sirih.Meski begitu hal yang disayangkan bahwa sampai saat ini asal usul budaya nginang belum diketahui secara resmi darimana asalnya, karena minimnya sumber.
Perkembangan budaya nginang