Gerakan politik adalah gerakan sosial kemasyarakatan di bidang politik. Gerakan politik dapat bekisar disekitar satu masalah atau dari rerangkaian isu permasalahan atau sekitar timbunan keprihatinan bersama dari sekelompok sosial. Berbeda dengan partai politik, gerakan politik tidak terorganisir dan memiliki keanggotaan, bukan pula gerakan pada saat pemilu atas jabatan politik pada kantor-kantor pemerintah akan tetapi lebih merupakan gerakan politik yang berdasarkan kesamaan dalam kesatuan pandangan politik untuk tujuan tertentu antara lain untuk meyakinkan atau menyadarkan publik atau masyarakat termasuk pula para pejabat pemerintahan untuk mengambil tindakan pada persoalan dan masalah yang merupakan fokus penyebab dari gerakan tersebut.[1]

Perspektif

"Rhetoric, it seems, is a producer of persuasion for belief, not for instruction in the matter of right and wrong ... And so the rhetorician's business is not to instruct a law court or a public meeting in matters of right and wrong, but only to make them believe."

— Plato (Gorgias)

Gerakan politik yang melibatkan massa, atau sosial sebetulnya merupakan gejala psikologis massa dalam komunikasi yang sporadis seperti dalam teori S-R (Stimulus-Respons) karena adanya suatu rangsangan (stimuli) serta pesan yang telah tersampaikan atau diterima oleh sekelompok orang karena adanya respons atau tanggapan.

Dalam memahami terdapat antara individu dan publik di mana terjadi kontak stimulus yang sangat kuat dan kompleks, dan proses pemberian rangsangan yang terjadi akan menyebabkan terjadinya penyeberangan keyakinan individu menjadi keyakinan publik dengan melalui berbagai media perantara yang menjadikan publik sebagai suatu medan di mana proses-proses S-R tadi terjadi. Dalam hal itu, kemampuan mengidentifikasi bentuk perilaku publik menjadi sesuatu yang penting, menurut pendekatan S-R tadi. seperti dianut B.F. Skinner, (1948) manusia terbatas dalam berhubungan dengan lingkungan dan sesamanya melalui kesatuan dalam menangkap setiap stimuli yang sifatnya memberi data untuk menjelaskan suatu perilaku manusia. Jadi adanya S-R itu tidak bisa dimengerti tidak sebatas apa yang ditangkap melainkan jauh lebih mendalam dan komprehensif yaitu melibatkan kemampuan kognitif (pemikiran, thought) yang akan membawa pada adanya suatu objek perangsang sampai pada proses meresapi (to fell) dan memahami’ (verstehen, understanding) hingga kesimpulan itu yang mematangkan sekelompok massa untuk yakin bahwa apakah sesuatu yang diterima itu baik dan benar dalam proses kognitif tadi maka setiap bentuk perilaku yang muncul bukanlah hasil ramalan (guess), melainkan hasil pemikiran yang komprehensif. Oleh sebab itu bila kemudian hasil pemikiran itu akan melahirkan aksi sosial atau tindakan sosial berdasarkan keyakinan yang telah terbentuk yang disebut sebagai keyakinan politiknya.[2]

Indentifikasi

Sebuah kesulitan untuk melihat siapa yang termasuk inti dalam gerakan ataupun inti luar gerakan secara konsisten dengan menerapkan label atau bahkan dengan frasa deskriptif, aktivis pada umumnya akan ikut menggunakan beragam label dan frasa deskriptif yang sama oleh karena itu dbutuhkan keahlian untuk mengetahui ketika terdapat gerakan politik yang mengacu pada ide-ide yang sama atau serupa melalui pernyataan tujuan yang sama, mengadopsi program sejenis dalam tindakan, demikian pula akan penggunaan metode yang serupa, untuk dapat mengenali yang inti dan yang non-inti atau kelompok serumpun perlu dilakukan indentifikasi sebagai berikut;

  • Inti dalam umumnya sering kali membesar-besarkan tingkat dukungan oleh besaran jumlah pendukung yang akan dipakai sebagai bahan mempertimbangkan tingkat dukungan terhadap kegiatan kuat atau lemah, tetapi ikut pula akan menolak bila inti luar berkemungkinan dalam mempertimbangkan adanya dukungan karena adanya mendiskreditkan penyebab, atau bahkan dilihat sebagai musuh.
  • Inti luar umunya yang tidak pendukung yang mungkin cenderung meremehkan atau menaksir terlalu tinggi baik tingkat atau dukungan atau kegiatan dari unsur-unsur gerakan dengan masukan inti dalam atau inti luar yang akan ikut dalam dan akan mengecualikan atau dalam penyertaan.

Hal ini sering menyebabkan inti luar tampak lebih daripada inti dalam dalam hal menerapkan label untuk mengidentifikasi suatu gerakan, maka inti dalam yang akan mungkin atau terdapat kemungkinan untuk tidak mengadopsi dan menggunakan untuk mengidentifikasi diri. Sebagai contoh, label untuk gerakan Cicak, gerakan politik Leveller pada abad ke-17 di Inggris diaplikasikan kepada inti dalam oleh lawan gerakan sebagai sebuah istilah yang berasal dari sebuah penghinaan. Namun pengagum dari gerakan dan tujuan-tujuannya kemudian datang serta mengambil untuk menggunakan istilah ini, dan istilah ini di mana kemudian dipergunakan oleh inti luar menjadi lebih dikenal dalam sejarah.

Sedangkan kebiasaan yang sering terjadi di Indonesia, inti luar bisa pula merupakan campuran termasuk dari yang umum disebut dengan panggilan penumpang gelap [3] yang dianggap sebagai susupan lawan gerakan.[4]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ political movement
  2. ^ Modgil, Celia (1987). B.F. Skinner: consensus and controversy. Routledge. ISBN 1850000263, 9781850000266 Periksa nilai: invalid character |isbn= (bantuan). 
  3. ^ Idrus Sopir Tembak Penumpang Gelap Pansus Century
  4. ^ Alker, Hayward R (1973). Mathematical approaches to politics. Jossey-Bass,. ISBN 0875891764, 9780875891767 Periksa nilai: invalid character |isbn= (bantuan). 

Pranala luar