Tri Maharani

Revisi sejak 27 Maret 2020 05.31 oleh HsfBot (bicara | kontrib) (clean up, replaced: atau pun → ataupun)

Tri Maharani (lahir pada tanggal 31 Agustus 1971) adalah seorang dokter perempuan yang mendedikasikan hidupnya untuk menangani korban gigitan ular berbisa. Ia juga menginisiasi pengumpulan data kasus gigitan ular di Indonesia, karena belum adanya lembaga resmi milik pemerintah yang melakukannya. Maharani pun ikut mendirikan organisasi Remote Envenomation Consultancy Services (RECS) Indonesia pada 2015 serta Indonesia Toxinilogy Society (ITS) yang yang anggotanya terdiri dari konsultan- konsultan untuk kasus gigitan ular ataupun kasus keracunan hewan lainnya dan bertujuan untuk mengurangi angka kematian akibat gigitan ular berbisa

Maharani saat ini bekerja sebagai Kepala Departemen Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daha Husada Kediri, Jawa Timur. Ia menamatkan pendidikan kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (1990-1998), lalu melanjutkan pendidikan magister imunologi di Universitas Airlangga (2001-2003) dan pendidikan spesialis kedokteran emergensi di Universitas Brawijaya (2007-2011) hingga pendidikan doktoral di bidang biomedik masih di Universitas Brawijaya (2008-2014).

Sudah ratusan korban gigitan ular berbisa yang berhasil diselamatkan oleh Maharani dengan menggunakan serum anti bisa ular (SABU) baik yang sudah diproduksi di Indonesia maupun di impor. Indonesia sampai saat ini telah mampu memproduksi SABU polivalen yang bisa digunakan untuk kasus gigitan ular kobra (Naja sputatrix), ular welang (Bungarus fasciatus), dan ular tanah (Agkistrodon rhodostoma).[1]

Referensi:

  1. ^ Bimantara, J Galuh (6 September 2018). "Koran Kompas". Diakses tanggal 16 September 2018.