Kereta api Dolok Martimbang

layanan kereta api di Indonesia
Revisi sejak 1 April 2020 16.05 oleh HsfBot (bicara | kontrib) (Bot: Perubahan kosmetika)

Kereta api Dolok Martimbang (Bahasa Batak: Kereta api Gunung Martimbang) merupakan Kereta api Penumpang Kelas Bisnis AC yang dioperasikan oleh PT Kereta Api Indonesia dan Divisi Regional I Medan yang Melayani Rute tersebut Medan-Tebing Tinggi-Pematang Siantar dan sebaliknya.

Kereta api Dolok Martimbang
Berkas:New Papan Nama KA Dolok Martimbang khas Divre 1.png
Kereta Api Dolok Martimbang menuju Kota Siantar.
Informasi umum
Jenis layananKereta api Jarak Menengah
StatusBeroperasi
Daerah operasiDivisi Regional I Medan
Mulai beroperasi
  • 20 Mei 1998 (Awal Beroperasi}
  • 05 Mei 2019 (Kembali Beroperasi)
Terakhir beroperasi2007
Operator saat iniPT Kereta Api Indonesia
Jumlah penumpang harian447 penumpang per hari (rata-rata)[butuh rujukan]
Lintas pelayanan
Stasiun awalMedan
Stasiun akhirPematang Siantar
Jarak tempuh298 km
Waktu tempuh rerata4 Jam
Frekuensi perjalanansatu kali perjalanan pulang pergi
Jenis relRel berat
Pelayanan penumpang
KelasBisnis AC
Pengaturan tempat duduk64 tempat duduk disusun 2-2, reclining and revolving seat, (Kelas Bisnis)
Fasilitas restorasiAda, dapat memesan sendiri makanan di kereta makan yang tersedia.
Fasilitas observasiKaca panorama dupleks, dengan tirai, lapisan laminasi isolator panas.
Fasilitas bagasiAda
Fasilitas laintoilet, alat pemadam api ringan, rem darurat, AC, peredam suara.
Teknis sarana dan prasarana
Lebar sepur1.067 mm
Kecepatan operasional50 s.d. 95 km/jam
Pemilik jalurDitjen KA, Kemenhub RI
Nomor pada jadwal11591-11546

Kereta api Dolok Martimbang merupakan rangkaian kereta api penumpang kelas bisnis milik Kereta Api Indonesia dengan relasi Medan-Pematang Siantar dan sebaliknya. Kereta api ini di peresmian kereta api ini oleh vice presi den Divisi Regional I Sumatra Utara dan Aceh dan kepala bidang perkeretapian dinas perhubungan provinsi sumut

Kereta api ini berstatus sebagai kereta tambahan dan beroperasi hanya hari Minggu saja.

Asal Usul

Nama "Dolok Martimbang" diambil dari Kata Dolok berarti Bukit/Gunung (Dalam Bahasa Masyarakat Batak Toba setempat) sedangkan Martimbang berarti Seimbang, merupakan salah satu gunung berapi non-aktif yang diambil dari Nama, Gunung Martimbang yang memiliki ketinggian 1.680 m di atas permukaan laut berada di Daerah Tarutung, Tapanuli Utara, Sumatera Utara.

Sejarah

Kereta api ini diluncurkan pada saat negara Indonesia sedang dilanda krisis multidimensi sekitar tanggal 20 Mei 1998, yang juga merupakan gebrakan baru dalam dunia perkeretaapian di Divre 1 SU dan NAD, karena pada saat itulah awal rangkaian kereta api penumpang di daerah ini berwarna putih dan terdapat kelas lain selain kereta api ekonomi. Kereta api ini diluncurkan untuk penumpang kelas menengah ke atas, khususnya para pebisnis perkebunan yang mendambakan keamanan dan kenyamanan selama dalam perjalanan.

Dahulu, kereta api ini menggunakan satu rangkaian yang dijalankan secara fakultatif sebanyak dua kali dari Stasiun Siantar maupun Stasiun Medan. Rangkaian KA ini terdiri dari satu loko BB 303 beserta satu kereta eksekutif (K1), satu kereta makan pembangkit bisnis (KMP2) dan dua kereta bisnis (K2) yang merupakan retrofit dari kereta ekonomi (K3) eks rangkaian KA Siantar Ekspres (Sireks) yang semuanya berwarna putih. KA Dolok Martimbang ini merupakan pengganti dari KA Sireks yang melayani jalur ini dan hanya terdapat kelas ekonomi saja.

KA Dolok Martimbang saat itu memulai perjalanan dari Stasiun Siantar sekitar jam 06.30 WIB dan tiba di Stasiun Medan sekitar jam 09.00 WIB. Kemudian pada jam 10.10 WIB KA ini berangkat kembali menuju Stasiun Siantar dan tiba sekitar jam 12.35 WIB. Sekitar jam 13.35 WIB, KA ini kembali lagi menuju Stasiun Medan dan tiba sekitar pukul 16.00 WIB. Terakhir, KA ini berangkat kembali menuju Stasiun Siantar jam 17.00 WIB dan tiba sekitar jam 19.30 WIB. Pada saat itu, KA Dolok Martimbang hanya berhenti di Stasiun Dolok Merangir, Baja Linggei, Tebing Tinggi, Lubuk Pakam, dan berakhir di Stasiun Medan.

Begitu juga sebaliknya. KA yang sempat disebut-sebut sebagai KA Parahyangannya Divre 1 ini menempuh waktu perjalanan lebih kurang 2 jam 30 menit dan dengan jarak sekitar 129 km, perjalanannya yang melewati hampir 75% wilayah perkebunan membentang mulai dari Stasiun Perbaungan hingga hampir mendekati Stasiun Siantar merupakan perjalanan yang sangat mengasyikkan.

Tak kalah mengasyikkannya juga pada saat KA ini melintasi jalur antara Stasiun Tebing Tinggi hingga Stasiun Siantar. Jalur ini konturnya sedikit menanjak dan berkelok-kelok seperti kebanyakan jalur KA di Daop 2 sehingga mengakibatkan laju KA ini menjadi sedikit agak pelan. Ditambah lagi, banyak ditemukannya jembatan KA yang tanpa dinding pembatas dan rel paksa yang merupakan ciri khas jalur KA pegunungan.

Sekitar tahun 2004, jadwal perjalanan KA ini diubah. KA yang dulunya berjalan secara fakultatif dengan menggunakan satu rangkaian kereta saja ini kemudian menggunakan dua rangkaian kereta dan perjalanannya digabung dengan rangkaian KA Putri Ungu kelas bisnis relasi Medan-Tanjung Balai PP. Jadwal perjalanannya pun diubah mengikuti jadwal KA Putri Ungu, tetapi nama KA-nya tetap dibedakan karena jadwal perjalanannya digabung. Setelah KA ini tiba di Stasiun Tebing Tinggi, maka rangkaiannya pun dipisah menjadi dua. Begitu juga sebaliknya. Biasanya formasi kedua KA ini yaitu KA Putri Ungu berada di posisi depan, sedangkan KA Dolok Martimbang di belakang. Pada saat itu KA Dolok Martimbang pun tetap melayani keberangkatan sebanyak dua kali dari Stasiun Pematang Siantar maupun Stasiun Medan. Sayangnya semenjak digabungkannya kedua KA ini, kereta K1 pada rangkaian KA Dolok Martimbang dihapuskan.

Pada masa itu juga KA Dolok Martimbang sempat melebarkan sayapnya hingga ke Stasiun Binjai, tetapi karena kurangnya okupansi penumpang, akhirnya tidak lebih dari sebulan relasi ke Binjai akhirnya dihapus dari Gapeka.

Seiring berjalannya waktu, maka sekitar tahun 2007 pemerjalanan KA Dolok Martimbang dihapus dari Gapeka. Dengan alasan kurangnya okupansi penumpang. Padahal di masa jayanya KA ini sempat menarik enam kereta dari yang biasanya hanya tiga kereta dan merupakan primadona etnis Tionghoa yang melakukan perjalanan baik ke Pematang Siantar maupun ke Medan. Pengganti KA ini adalah KA Siantar Ekspres (Sireks) yang merupakan KA kelas ekonomi (K3).

Pada tahun 2019, kereta api ini kembali dioperasikan dengan kelas bisnis saja, namun hanya berjalan di hari minggu. Sejak 1 Desember 2019, kereta ini menjadi kereta api reguler dengan nomor yang ada dalam GAPEKA.

Jadwal Perjalanan

KA U60F (Medan-Siantar)
Stasiun Datang Berangkat
Medan (MDN) - 08.30
Bandar Khalipah (BAP) 08.42 08.44
Batang Kuis (BTK) 08.51 08.53
Araskabu (ARB) 09.02 09.04
Lubuk Pakam (LBP) 09.15 09.17
Tebing Tinggi (TBI) 10.40 10.45
Bajalinggei (BJL) 11.23 11.25
Dolok Merangir (DMR) 11.36 11.38
Siantar (SIR) 12.13 -
KA U59F (Siantar-Medan)
Stasiun Datang Berangkat
Siantar (SIR) - 18.15
Dolok Merangir (DMR) 18.50 18.52
Bajalinggei (BJL) 19.04 19.06
Tebing Tinggi (TBI) 19.44 19.48
Lubuk Pakam (LBP) 21.10 21.12
Araskabu (ARB) 21.22 21.24
Batang Kuis (BTK) 21.34 21.36
Bandar Khalipah (BAP) 21.45 21.48
Medan (MDN) 22.00 -

Referensi