Suku Minahasa

suku bangsa di Indonesia


Suku Minahasa adalah salah satu suku bangsa yang terdapat di Sulawesi Utara, Indonesia. Suku Minahasa merupakan suku bangsa terbesar di provinsi Sulawesi Utara.

Suku Minahasa
Berkas:Aa maramis.jpg Berkas:Maria Walanda Maramis.jpg
Berkas:B. W. Lapian.jpg Berkas:Once 2.jpg
Daerah dengan populasi signifikan
Sulawesi Utara: 1.042.034 Jiwa
Brunei Darussalam: 610 Jiwa
Bahasa
Bahasa Manado, Bahasa Tombulu, Bahasa Tontemboan, Bahasa Tonsawang, Bahasa Tonsea
Agama
Kristen Protestan (95%), Kristen Katolik (5%).[1]
Kelompok etnik terkait
Bisaya, Gorontalo, Mongondow, Sangir, Mongol

Subsuku

Suku Minahasa terbagi atas beberapa subsuku:[2]

  1. Tontemboan
  2. Tombulu
  3. Tonsea
  4. Toulour (Tondano)
  5. Tonsawang (Tombatu/Tondanow)
  6. Ponosakan
  7. Pasan (Ratahan)
  8. Bantik
  9. Babontehu

Asal Nenek Moyang

Dari pendapat Tandean, seorang ahli bahasa dan huruf Tionghoa Kuno, 1997 datang meneliti ke Watu Pinawetengan. Melalui tulisan “Min Nan Tou” yang terdapat di batu itu, ia mengungkapkan bahwa orang Minahasa merupakan keturunan dari Raja Ming dari tanah Tionghoa yang datang berimigrasi ke Minahasa. Arti dari Min Nan Tou adalah “orang turunan Raja Ming dari pulau itu". Tapi pendapat tersebut Lemah menurut David D.S Lumoindong, karena jika Minahasa berasal dari keturunan Dinasti Ming, maka seharusnya ilmu Pengetahuan kerajaan Ming yang sudah pada taraf yang maju seharusnya terlihat pada Peninggalan arsitektur Minahasa maupun huruf dan bahasa Tionghoa pada tahun 1200-1400, tetapi kenyataannya Sebelum Eropa datang Peninggalan zaman Ming tidak ada di Minahasa, jadi pendapat Tandean sangat lemah untuk digunakan sebagai dasar dalam penulisan sejarah dan asal usul Minahasa. Berdasarkan pendapat para ahli diantaranya A.L.C Baekman dan M.B Van Der Jack yaitu berasal dari ras Mongolscheplooi yang sama dengan pertalian Jepang dan Mongol ialah memiki lipit Mongolia dan kesamaan Warna kulit, yaitu kuning langsat. Persamaan dengan Mongol dalam sistem kepercayaan dapat dilihat pada kepercayaan tradisional Minahasa sama seperti Shamanisme Mongol. Dan juga dipimpin oleh walian (pemuka agama) yang langsung dimasuki oleh opo. Agama Shamanisme ini memang dipegang teguh secara turun temurun oleh suku Mongol. Dapat dilihat juga di Dayak, dan Korea.

Demografi

Penduduk keseluruhan daerah minahasa menurut sensus tahun 1921 sebesar 620.880 jiwa ,sensus tahun 1930 sebesar 281.599 jiwa,sensus tahun 1961 sebesar 581,836 jiwa , sensus tahun 1971 sebesar 786,396 jiwa , sensus tahun 1980 sebesar 976,932 jiwa.

Pola Perkampungan

Sebagian besar masyarakat Minahasa berdiam didaerah pedesaan . Pada masa lalu, sebuah desa minahasa terbagi atas beberapa bagian wilayah kecil yang disebut jaga .setiap jaga terbagi pula menjadi beberapa wilayah kumpulan rumah . Kampung dengan bagian-bagiannya itu berada dalam satu sistem organisasi sosial serta dengan sistem kepemimpinannya sendiri , yang dipimpin oleh Hukum tua.

Mata Pencarian

Sebagian besar mereka hidup dari bercocok tanam .dilokasi tertentu misalnya disekitar Danau Tandano , Pineleng , Tumpaan , dan Dimembe , penduduk bercocok tanam disawah . Tanaman pokok diladang adalah jagung , dan kadang-kadang diselingi dengan tanaman padi ladang.Ada pula penduduk yang berjualan dipasar sebagai pedagang kecil . Mereka menjual bumbu dapur , sayur mayur , buah buahan dan ikan . [3]

Huruf

Tulisan Kuno Minahasa disebut Aksara Malesung terdapat di beberapa batu prasasti diantaranya di Watu Pinawetengan. Aksara Malesung merupakan tulisan Hieroglif, yang hingga kini sedang dalam proses terjemahan.

Galeri gambar

Lihat pula

Pranala luar

Rujukan

  1. ^ Paul Richard Renwarin, Matuari Wo Tonaas (Jakarta, Indonesia: Penerbit Cahaya Pineleng, 2007), p. 35
  2. ^ http://sp2010.bps.go.id/files/ebook/kewarganegaraan%20penduduk%20indonesia/index.html
  3. ^ Melalatoa, M.Junus (1995). Ensiklopedia Suku Bangsa di Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.