Bosnia dan Herzegovina

negara di Eropa Tenggara
Revisi sejak 19 April 2020 09.40 oleh Anastasia345 (bicara | kontrib) (Agama: Perbaikan Kesalahan Pengetikan)

Bosnia dan Herzegovina, juga dikenal sebagai Republik Bosnia dan Herzegovina[butuh rujukan], adalah sebuah negara di semenanjung Balkan di selatan Eropa seluas 51.129 km² (19.741 mil2) dengan jumlah penduduk sekitar empat juta jiwa. Negara Bosnia dikenal dalam bahasa resminya sebagai Bosna i Hercegovina dalam huruf Latin dan Босна и Херцеговина dalam huruf Sirilik; namun biasanya, dipendekkan menjadi Bosnia, BiH atau БиХ.

Bosnia dan Herzegovina

Bosna i Hercegovina
Босна и Херцеговина
(bahasa Serbo-Kroasia)
Lokasi Bosnia dan Herzegovina
Lokasi Bosnia dan Herzegovina
Ibu kota
Sarajevo
43°52′N 18°25′E / 43.867°N 18.417°E / 43.867; 18.417
Bahasa resmiTidak ada (de jure)
Bosnia, Serbia, dan Kroasia (de facto)
Kelompok etnik
(2013)[1]
PemerintahanRepublik parlementer
Valentin Inzkoa
Milorad Dodikc
Željko Komšićb
Šefik Džaferovićd
Zoran Tegeltija
LegislatifMajelis Parlemen
Dom Naroda
Predstavnički Dom/Zastupnički Dom
Kemerdekaan
• Penyebutan pertama kali
753
1154
1377
• Ditaklukkan oleh Kesultanan Utsmaniyah
1463
1831
• Diduduki oleh Kekaisaran Austria-Hungaria
1878
• Dianeksasi oleh Kekaisaran Austria-Hungaria
1908
• Kemerdekaan dari Yugoslavia
1 Maret 1992
Luas
 - Total
51.197 km2 (127)
 - Perairan (%)
0,8
Populasi
 - Perkiraan 2020
3.575.000[2] (132)
 - Sensus Penduduk 2014
3.871.643[3] (129)
PDB (KKB)2022
 - Total
Kenaikan $60.679 miliar[4] (112)
Kenaikan $17.471[4] (86)
PDB (nominal)2022
 - Total
Kenaikan $23.358 miliar[4] (117)
Kenaikan $7.078[4] (111)
Gini (2015) 32,7[5]
sedang · 47
IPM (2021)Kenaikan 0,780[6]
tinggi · 74
Mata uangMark Bosnia dan Herzegovina (KM)
(BAM)
Zona waktuCET
(UTC+1)
 - Musim panas (DST)
UTC+2 (CEST)
Lajur kemudikanan
Kode telepon+387
Kode ISO 3166BA
Ranah Internet.ba
  1. Bukan anggota pemerintahan; Perwakilan Tinggi adalah pengawas sipil internasional yang berwenang untuk memberhentikan pejabat terpilih atau non-terpilih serta membuat undang-undang berdasarkan Perjanjian Dayton.
  2. Anggota Kepresidenan saat ini (Kroasia)
  3. Ketua Kepresidenan saat ini (Serbia)
  4. Anggota Kepresidenan saat ini (Bosnia)
Sunting kotak info
Sunting kotak info • Lihat • Bicara
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Negara ini didiami oleh tiga kelompok etnik yang utama: Bosnia, Serbia dan Kroasia. Warga Bosnia secara umum dikenali sebagai Bosnians dalam bahasa Inggris tanpa memandang bangsa mereka. Pemerintahan negara ini dilakukan secara terpencar, dan negara Bosnia sebenarnya terdiri dari persekutuan dua buah wilayah yang utama, yaitu, Federasi Bosnia dan Herzegovina dan Republika Srpska.

Dibatasi oleh Kroasia di utara, barat, dan selatan, Serbia di timur, dan Montenegro di selatan, Bosnia dan Herzegovina adalah sebuah negara yang dikelilingi oleh daratan kecuali pesisir pantai Laut Adriatik yang sepanjang 20 km yang berpusat di kota Neum. Pedalaman negara ini penuh dengan pegunungan, dan juga sungai yang kebanyakan tidak bisa ditempuh. Ibu kota yang sekaligus kota terbesar ialah Sarajevo.

Sejarah

Sejarah awal

Bosnia dan Herzegovina merupakan sebuah wilayah perbatasan antara Kebudayaan Barat, dan Timur. Pada Abad Pertengahan, wilayah tersebut menjadi ajang pertikaian, dan perebutan pengaruh antara Romawi Barat yang Katolik dan Romawi Timur yang Ortodoks. Di tengah-tengah pergulatan tersebut, ikut pula sebuah kelompok bid'ah Kristen yang disebut Bogomil. Sekte ini terutama beranggotakan masyarakat kelas atas Bosnia[7].

Kekuatan ketiga yang berpengaruh dalam sejarah negeri itu muncul pada akhir abad ke-13, ketika wilayah tersebut ditaklukkan oleh Turki Usmani yang beragama Islam. Pengikut Bogomil berbondong-bondong pindah ke agama Islam sehingga agama tersebut lenyap. Perpindahan agama tersebut kebanyakan terjadi persamaan derajat yang ditawarkan oleh Islam. Jika mereka masuk Islam maka mereka akan mendapatkan kedudukan yang sama tingginya dengan orang Islam lainnya, akan tetapi bila mereka tetap pada agama agama leluhurnya maka mereka akan berstatus sebagai orang -orang yang kalah dalam peperangan tunduk dalam aturan Islam.

Hal itu bukan omong kosong belaka. Dalam perkembangannya, kaum Muslim Bosnia mendapatkan status sama dengan orang Turki asli. Mereka menjadi tangan kanan orang Turki untuk memerintah penduduk Bosnia yang tetap memeluk agama leluhurnya.

Masuknya pemikiran nasionalisme membawa perubahan besar, dan tajam di Bosnia. Apabila sebelumnya secara umum penduduk wilayah itu disebut orang Bosnia, dan hanya dibedakan menurut agamanya, kini mereka mengidentifikasikan diri dengan tetangganya. Orang Bosnia yang menganut Kristen Ortodoks mengidentifikasikan dirinya sebagai orang Serbia sementara penganut Katolik menjadi orang Kroasia.

Ketika Turki melemah, negara-negara jajahannya di Balkan memerdekakan diri. Salah satu di antaranya adalah Serbia. Negara yang baru merdeka ini berusaha menggabungkan Bosnia namun ambisinya digagalkan oleh Kekaisaran Austria-Hongaria, yang mencaplok wilayah tersebut pada tahun 1908. Hal tersebut kemudian mendorong kaum nasionalis Serbia membunuh putera mahkota kekaisaran tersebut di Sarajevo pada tahun 1914, yang kemudian menyebabkan pecahnya Perang Dunia I.

Setelah PD I usai, Bosnia dan Herzegovina, bersama-sama dengan Kroasia, Slovenia, dan Vojvodina, diserahkan oleh Austria kepada Kerajaan Serbia-Montenegro. Dari penggabungan ini muncullah Kerajaan Yugoslavia (Slavia Selatan).

Akan tetapi perpecahan segera melanda negeri itu akibat pertentangan dua etnis utamanya. Orang Serbia berusaha membangun negara kesatuan sementara orang Kroasia menginginkan federasi yang longgar. Kaum Muslim Bosnia terjebak dalam pertikaian tersebut karena kedua pihak memperebutkan wilayah tersebut. Beberapa kaum Muslim mendukung klaim Serbia, dan menyebut dirinya sebagai Muslim Serbia. Namun lebih banyak lagi yang pro -Kroasia, dan menyebut dirinya sebagai orang Muslim Kroasia. Pertentangan tersebut kemudian meledak menjadi kekerasan setelah Jerman Nazi menguasai Yugoslavia tahun 1941.

Negeri yang terkoyak

 
Peta Bosnia dan Herzegovina

Setelah menaklukkan Yugoslavia, Hitler menggabungkan bekas provinsi Kroasia, Bosnia dan Herzegovina ke dalam negara boneka yang disebut sebagai Negara Kroasia Merdeka (lebih dikenal dengan inisial Kroasianya, NDH). Negara tersebut dipimpin oleh Ante Pavelic, pemimpin organisasi nasionalis ekstrem Kroasia, Ustasa (pemberontak). Rezim NDH ini berusaha membersihkan wilayahnya dari orang Serbia, Yahudi, dan Gipsi.

Oleh karena besarnya jumlah penduduk Serbia di NDH, kaum Ustasa bersekutu dengan kaum Muslim guna mengimbanginya. Banyak orang Muslim yang bergabung dengan rezim tersebut, di mana bahkan wakil presiden, dan menlu NDH adalah tokoh-tokoh Muslim.

Kaum Muslim juga bergabung dengan Jerman dalam memerangi gerilyawan, baik Chetnik maupun Partisan. Dua divisi SS (Schutzstaffel, pengawal elit Hitler yang ditakuti) dibentuk dari kalangan kaum Muslim Bosnia, yaitu Divisi 'Handzar' dan 'Kama'.

Banyak orang Serbia yang selamat bergabung dengan gerilyawan Chetnik yang pro-raja, dan kemudian melancarkan pembantaian balasan terhadap orang Kroasia, dan Muslim. Konflik etnis berdarah ini memberikan keuntungan bagi kelompok Partisan pimpinan Tito. Oleh karena berhaluan komunis yang tidak membeda-bedakan latar belakang etnis, dan agama, kelompok ini menarik pendukung dari berbagai latar belakang yang tidak menyukai pertumpahan darah di antara sesama warga Yugoslavia. Dengan demikian, kaum Partisan berhasil merebut kekuasaan di seluruh Yugoslavia setelah usainya perang.

Zaman Tito

Setelah meraih kekuasaan atas Yugoslavia, Josip Broz Tito berusaha membangun kembali persaudaran negeri itu di bawah bendera komunisme. Dalam upayanya untuk mengatasi perselisihan antar kelompok etnis, dan agama, dia membentuk negeri itu menurut sistem federal yang ditarik berdasarkan etnisitas.

Bosnia, yang karena memiliki penduduk yang plural, merupakan ujian berat bagi Tito. Orang Serbia menuntut penggabungan wilayah tersebut karena penduduk Serbia yang hampir mencapai setengah dari total penduduk di sana pada masa itu. Akan tetapi Tito menolaknya. Dia tidak ingin membuat Serbia menjadi kuat seperti sebelumnya. Oleh karena itu, dia memutuskan untuk memecah belah orang Serbia. Wilayah Serbia diperkecil dengan membentuk dua republik federal (yaitu Montenegro, dan Makedonia) serta dua provinsi otonom (Vojvodina dan Kosovo). Tito, sebagai seorang Kroasia-Bosnia, memutuskan bahwa wilayah Bosnia dan Herzegovina harus menjadi sebuah republik federal. Dengan demikian, orang Serbia dapat diimbangi oleh gabungan Muslim-Kroasia di wilayah tersebut.

Dalam menghadapi ketidakpuasan atas keputusan tersebut, rezim Tito memakai tangan besi untuk menghadapinya. Cara tersebut memang efektif tetapi hanya untuk sementara waktu. Ketika Tito meninggal, pertikaian antar etnik, dan agama kembali meletus di Yugoslavia, yang kemudian meruntuhkan negara tersebut.

Kemerdekaan Bosnia dan Herzegovina

 
Peta pembagian entitas politik di Bosnia dan Herzegovina

Yugoslavia terpecah-belah pada tahun 1991 setelah runtuhnya rezim-rezim Komunis di Eropa Timur. Mengikuti contoh Kroasia, dan Slovenia, pada bulan Maret 1992 Bosnia dan Herzegovina menyatakan kemerdekaannya melalui referendum yang diikuti oleh masyarakat Muslim, dan Kroasia Bosnia. Hal tersebut ditentang oleh penduduk Serbia yang ingin menguasai seluruh wilayah eks-Yugoslavia.

Di bawah pimpinan Radovan Karadzic, orang Serbia Bosnia memproklamasikan Republik Srpska. Dengan bantuan pasukan federal pimpinan Jenderal Ratko Mladic, orang Serbia Bosnia berhasil menguasai 70 persen wilayah negeri itu. Dalam konflik ini, etnis Serbia yang mayoritas berusaha melenyapkan etnis Muslim, dan Kroasia. Terjadilah pembantaian terbesar dalam sejarah yang jumlah korbannya hanya kalah oleh Perang Dunia. Pembunuhan, penyiksaan, dan pemerkosaan olah Kaum Serbia kemudian menyebabkan pemimpin-pemimpin Serbia ditetapkan sebagai penjahat perang oleh PBB. Dalam perkembangan terakhirpun mereka menyatakan tidak puas karena tidak berhasil membersihkan etnik Muslim-Bosnia.

Akhirnya, setelah perang berdarah yang berlarut-larut, perdamaian di antara ketiga kelompok tersebut berhasil dipaksakan oleh NATO. Sesuai dengan Kesepakatan Dayton tahun 1995, keutuhan wilayah Bosnia dan Herzegovina ditegakkan namun negara tersebut dibagi dalam dua bagian: 51% wilayah gabungan Muslim-Kroasia (Federasi Bosnia dan Herzegovina) dan 49% Serbia (Republik Srpska).

Kini negeri tersebut mulai menghirup perdamaian, dan ketiga belah pihak berusaha membangun saling percaya. Akan tetapi memang perlu waktu lama untuk menghapuskan permusuhan berabad-abad itu. Salah satu hal yang diusahakan untuk membangun saling percaya tersebut adalah mengadili para penjahat perang. Mantan Presiden Republik Srpska Radovan Karadžić berhasil ditangkap pada 21 Juli 2008, sementara mantan Panglima Tentara Federal Jenderal Ratko Mladic tertangkap pada bulan Mei 2011[8], dan sedang menjalani proses pengadilan di Mahkamah Internasional.

Geografi

Politik

Pembagian administratif

Bosnia dan Herzegovina dibagi menjadi Federasi Bosnia dan Herzegovina dan Republika Srpska. Distrik Brčko bukan bagian kedua entitas politik ini, tetapi diperintah secara supranasional, dan dijaga oleh tentara internasional.

Federasi Bosnia dan Herzegovina dibagi menjadi 10 kanton:

Ekonomi

Demografi

Kelompok etnis

Di dalam Bosnia dan Herzegovina, terdapat tiga kelompok etnis yang dikenal dengan nama "bangsa penyusun": Bosnia, Kroasia, dan Serbia. Bangsa penyusun ini membentuk mayoritas pada ketiga daerah administratif yang memang dibentuk pada Perjanjian Dayton untuk masing-masing kelompok etnis: bangsa Bosnia dan Kroasia menduduki Federasi Bosnia dan Herzegovina, bangsa Serbia menduduki Republika Srpska, dan Distrik Brčko dibagi rata untuk kedua entitas politik. Walau begitu, bukan berarti tiap kelompok etnis menduduki daerah yang ditetapkan secara eksklusif; sebagai contoh, beberapa kelompok bangsa Bosnia yang terusir dari rumah mereka di Republika Srpska semasa Perang Bosnia telah kembali lagi setelah perang berakhir.

Menurut sensus Yugoslavia tahun 1991, negara bagian Bosnia dan Herzegovina memiliki 4.377.000 penduduk. Perang Yugoslavia pada tahun 1990-an menyebabkan perubahan demografi besar; UNHCR melaporkan penurunan populasi menjadi 3.920.000 orang pada tahun 1996. Sensus penduduk tidak dilakukan dari tahun 1991 hingga 2013 karena perdebatan politik yang menyusul pembentukan negara Bosnia dan Herzegovina; sensus Oktober 2013 melaporkan populasi sejumlah 3.791.622 orang dalam 1,16 juta rumah tangga, sebuah penurunan dari sensus resmi Yugoslavia tahun 1991 maupun sensus tidak resmi UNHCR tahun 1996.[9]

Menurut data tahun 2000 yang dikutip oleh Central Intelligence Agency, bangsa Bosnia, Serbia, dan Kroasia, masing-masing membentuk 48%, 37.1%, dan 14.3% dari jumlah populasi, dengan 0.6% sisanya dari bangsa-bangsa lain.[10]

Agama

Agama di Bosnia dan Herzegovina (2020)

  Kristen Katolik (50%)
  Kristen Ortodoks (33%)
  Kristen Protestan (15%)
  Islam Sunni (1%)
  Lain-lain (1%)

Bosnia merupakan salah satu negara paling multi-religius di daerah Kristen adalah agama mayoritas. Dikenal sebagai tempat di mana "Timur bertemu Barat", disinilah tempat di mana Kekaisaran Romawi Kuno pecah menjadi Kekaisaran Romawi Barat yang menganut Kristen Katolik dan Kekaisaran Romawi Timur (atau Bizantin) yang menganut Kristen Ortodoks. Perbedaan kepercayaan ini ditambah dengan kedatangan bangsa Turki Utsmaniyah pada abad ke-15 yang membawa Islam. Ibu kota Bosnia sendiri, Sarajevo, dikenal sebagai "Yerusalem Eropa" karena, sampai abad ke-20, merupakan satu-satunya tempat di Eropa di mana terdapat Gereja, Masjid, dan Sinagoge yang berdiri berdampingan.

Identifikasi keagamaan di Bosnia dan Herzegovina relatif penting karena masih hangatnya keadaan politik antar-suku. Sejak kemerdekaan Balkan dari Kesultanan Utsmaniyah, tiap suku sangat erat dihubungkan dengan agama; pada zaman Federasi Yugoslavia, seseorang yang mengidentifikasi dirinya sebagai bagian dari bangsa Bosnia otomatis akan didaftarkan sebagai "Muslim" bahkan jika orang tersebut tidak menganut agama Islam. Dalam Yugoslavia, tiap suku diidentifikasikan sebagai berikut: bangsa Serbia, Montenegro, dan Makedonia, menganut Kristen Ortodoks; bangsa Kroasia dan Slovenia menganut Kristen Katolik; bangsa Slovenia menganut Kristen Protestan; dan bangsa Bosnia dan Albania menganut Islam. Hal ini dibawa pada perpecahan Yugoslavia; faktanya, Perang Yugoslavia selain disebabkan oleh konflik antar-etnik juga didorong oleh konflik antar-agama berkepanjangan.

Badan Pusat Statistik Bosnia memperkirakan afiliasi agama sebagai berikut: 50% Kristen Katolik (sebagian besar bangsa Kroasia), 36% Kristen Ortodoks (sebagian besar bangsa Serbia), dan 15% Kristen Protestan (sebagian besar bangsa Slovenia), dengan 1% sisanya menganut Islam serta 3% lain-lain (ateis, Yahudi, dll.).

Bahasa

Konstitusi Bosnia tidak menetapkan bahasa resmi untuk Bosnia dan Herzegovina. Walau begitu, ditulisnya Perjanjian Dayton dalam bahasa Bosnia, Kroasia, dan Serbia (serta bahasa Inggris) menetapkan ketiga bahasa sebagai bahasa resmi de facto dalam tingkat negara. Pada tahun 2000, Mahkamah Konstitusi menetapkan bahwa ketiga bahasa memiliki derajat sama dan ditetapkan sebagai bahasa resmi untuk Federasi Bosnia dan Herzegovina dan Republika Srpska. Ketiga bahasa memiliki kepahaman antar bahasa tinggi karena sebelum Perang Yugoslavia, ketiganya dikenal sebagai satu bahasa, yaitu bahasa Serbo-Kroasia yang ditulis dengan Sirilik. Panasnya politik daerah Balkan pada tahun 1990-an menyebabkan tiap kelompok etnis membentuk dialek berbeda, serta pergantian penulisan menggunakan Alfabet Latin untuk bahasa Bosnia dan Kroasia. Hingga saat ini, penggunaan dialek bahasa Serbo-Kroasia berbeda menjadi penunjuk identitas bangsa etnis masing-masing.

Menurut Piagam Eropa untuk Bahasa Regional dan Minoritas pada tahun 1992, Bosnia dan Herzegovina mengakui beberapa bahasa minoritas sebagai berikut: Albania, Montenegro, Ceko, Italia, Hungaria, Makedonia, Jerman, Polandia, Romani, Rumania, Rysin, Slovakia, Slovenia, Turki, Ukraina, dan Israel. Minoritas Jerman di Bosnia dan Herzegovina kebanyakan adalah sisa-sisa Donauschwaben (Danube Swabians), yang menetap di daerah itu setelah monarki Habsburg mengklaim Balkan dari Kekaisaran Ottoman. Karena pengusiran dan asimilasi paksa setelah Perang Dunia II, jumlah etnis Jerman di Bosnia dan Herzegovina berkurang drastis.

Budaya

Galeri

Lihat pula

Referensi

  • Ronald H. Bailey, Partisans and Guerillas. Time Life: 1978
  • Noel Malcolm, Bosnia: A Short History. New York University Press: 1996
  • Robert Lee Wolff, The Balkans in Our Time. Norton: 1978.

Pranala luar

Referensi

  1. ^ Agencija za statistiku Bosne i Hercegovine / Agency for Statistics of Bosnia and Herzegovina (2016). "Popis stanovništva, domaćinstava i stanova u Bosni i Hercegovini, 2013: Rezultati Popisa / Census of Population, Households and Dwellings in Bosnia and Herzegovina, 2013: Final Results" (PDF) (dalam bahasa Bosnia and Inggris). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 June 2021. Diakses tanggal 21 June 2021. 
  2. ^ "Demografija, 2020" (PDF). bhas.gov.ba. Agency for Statistics of Bosnia and Herzegovina. 29 Oktober 2021. hlm. 15. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 9 Oktober 2022. Diakses tanggal 15 April 2022. 
  3. ^ Bosnian Statistics Agency
  4. ^ a b c d "Report for Selected Countries and Subjects". IMF. 14 Januari 2022. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 Januari 2022. Diakses tanggal 14 Januari 2022. 
  5. ^ "Distribution of family income – Gini index". The World Factbook. TWB. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Oktober 2017. Diakses tanggal 29 Oktober 2017. 
  6. ^ "Human Development Report 2021/2022" (PDF) (dalam bahasa Inggris). United Nations Development Programme. 8 September 2022. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 9 Oktober 2022. Diakses tanggal 8 September 2022. 
  7. ^ "The Bosnian Bogomils or "Krstjani"". www.spiritofbosnia.org. Diakses tanggal 2020-02-12. 
  8. ^ http://www.bbc.co.uk/news/world-europe-13561407
  9. ^ abc, Census shows dramatic decline in Bosnian population since 1990s
  10. ^ "CIA – The World Factbook – Bosnia and Herzegovina".