Kesultanan Mesir

kesultanan di Afrika Timur Laut dari tahun 1914 hingga 1922
Revisi sejak 28 April 2020 05.35 oleh Rinai Natsumi (bicara | kontrib) (+ kat)

Kesultanan Mesir (bahasa Arab: السلطنة المصرية) adalah negara berumur pendek protektorat Britania di Mesir antara 1914 dan 1922.

Sultanate of Egypt

السلطنة المصرية
as-Salṭanah al-Miṣrīyah
1914–1922
Red flag with three white crescents, each containing a five-pointed white star.
Bendera
Lambang Egypt
Lambang
Lagu kebangsaanSalam Affandina
Green: Sultanate of Egypt Light green: Anglo-Egyptian Sudan condominium Lightest green: Ceded from Anglo-Egyptian Sudan to Italian Libya in 1919
Green: Sultanate of Egypt
Light green: Anglo-Egyptian Sudan condominium
Lightest green: Ceded from Anglo-Egyptian Sudan to Italian Libya in 1919
StatusProtectorate of the United Kingdom
Ibu kotaCairo
Bahasa yang umum digunakanArabic (official),[1]
English
Agama
Sunni Islam
PemerintahanConstitutional monarchy
Sultan 
• 1914–1917
Hussein Kamel
• 1917–1922
Fuad I
British High Commissioner 
• 1914–1916
Henry McMahon
• 1916–1919
Reginald Wingate
• 1919–1925
Edmund Allenby
Prime Minister 
• 1914–1919 (first)
Hussein Rushdi
• 1921 (last)
Adli Yakan
Era SejarahWorld War I
• Didirikan
19 December 1914
1919–1922
28 February 1922
• Coronation of Fuad I
15 March 1922
Luas
19173.418.400 km2 (1.319.900 sq mi)
Populasi
• 1917
12,751,000
Mata uangEgyptian pound
Didahului oleh
Digantikan oleh
Khedivate of Egypt
Kingdom of Egypt
Area and density include inhabited areas only. The total area of Egypt, including deserts, is 994,000 km2.[2][3]
Sunting kotak info
Sunting kotak info • Lihat • Bicara
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Setelah Britania Raya menduduki Mesir pada tahun 1882, Mesir hanya terhubung secara nominal dengan Utsmaniyah dan menjadi Protektorat Britania. Setelah hubungan dengan Istabul selesai, Britania mengubah Mesir menjadi bentuk Kesultanan hingga merdeka dan berbentuk Kerajaan Mesir.

Kemerdekaan Mesir

Pada tahun 1919 terjadi revolusi antara Partai Wafd melawan kekuasan Britania di Mesir dan Sudan. Pemimpin Nasionalis Mesir revolusioner Saad Zaghlul dan anggota-anggota Partai Wafd lainnya menuntut kedaulatan penuh atas Mesir.

Pada 28 Februari 1922, Britania secara sepihak mendeklarasikan kemerdekaan Mesir tanpa negosiasi dengan Mesir. Sehingga Britania tetap bertahan di wilayah Mesir hingga Krisis Suez.

Referensi

  1. ^ Article 149 of the 1923 Constitution
  2. ^ Bonné, Alfred (2003) [First published 1945]. The Economic Development of the Middle East: An Outline of Planned Reconstruction after the War. The International Library of Sociology. London: Routledge. hlm. 24. ISBN 978-0-415-17525-8. OCLC 39915162. Diakses tanggal 9 July 2010. 
  3. ^ Tanada, Hirofumi (March 1998). "Demographic Change in Rural Egypt, 1882–1917: Population of Mudiriya, Markaz and Madina". Discussion Paper No. D97–22. Hitotsubashi University: Institute of Economic Research. hdl:10086/14678.