Perampun
Asparagus hias | |
---|---|
Dedaunan perampun | |
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | |
Divisi: | |
Kelas: | |
Ordo: | |
Famili: | |
Genus: | |
Spesies: | A. setaceus
|
Nama binomial | |
Asparagus setaceus | |
Sinonim | |
Daftar
|
Asparagus hias, asparaga, atau juga biasa disebut prampun, perampun (Btw.)[1] adalah tumbuhan merambat dari genus Asparagus yang biasa ditanam orang sebagai tanaman hias.[1][2][3] Karena daunnya yang elok, ia juga kadang dipakai sebagai penghias pada papan bunga.[4]
Pertelaan
Perampun adalah tumbuhan merambat semi-kayu dengan batang hijau bersisik yang menyerupai duri, yang dapat mencapai beberapa meter panjangnya.[5] Daunnya sebenarnya adalah cladode yang menyerupai daun dengan panjang hingga 7 mm dan diameternya 0,1 mm, yang muncul dari batangnya hingga 15 cabang, membuat daunnya berbentuk seperti daun pakis yang halus.[5] Perbungaan kecil berbentuk lonceng putih kehijauan dan memiliki panjang 0,4 cm, dan buahnya beri kecil berwarna hijau, yang berangsur-angsur berwarna ungu kehitaman ketika sudah masak.[5]
Catatan taksonomi
Awalnya dijelaskan oleh ahli botani Jerman Carl Sigismund Kunth, dengan nama spesifiknya berasal dari bahasa Latin saeta yang berarti "rambut" atau "bulu", karena daunnya seperti "berbulu".[6]
Beberapa pihak berwenang menggunakan nama A. plumosus (plumosus Latin "plume=bulu", mengacu pada dedaunannya) seperti yang dijelaskan oleh Baker pada tahun 1875 untuk tanaman ini, yaitu Protasparagus plumosus (Baker) Oberm.[7]
Distribusi
Tumbuhan ini asli Afrika Selatan, membentang jauh ke barat daya sampai Calitzdorp di Karoo.[3]
Ia ditanam di tempat lain sebagai tanaman hias. Dan ia telah menjadi spesies invasif di beberapa lokasi di mana ia telah diperkenalkan.[3]
Pemeliharaan
Perampun dibudidayakan sebagai tanaman hias, untuk ditanam di kebun atau pot bunga, dan sebagai penghias tanaman rumah. Dedaunannya yang indah juga digunakan dalam karangan bunga.[3] Sangat kuat dan mudah beradaptasi dengan kultivasi.[8]
Kedaya tahanannya ini telah membuatnya menjadi tumbuhan invasif di Lord Howe dan Kepulauan Norfolk.[7] Daerah lain yang juga menganggapnya sebagai spesies invasif dan gulma berbahaya ialah Pantai Utara New South Wales,[9] dan Queensland, Australia.[10]
Buah dari tanaman ini beracun dan tidak boleh dimakan.[butuh rujukan]
Referensi
- ^ a b Andi Saputra, Yahya (12-12-2012). "Rumah dalam Tradisi Betawi oleh Yahya Andi Saputra, Ketua Lembaga Kebudayaan Betawi". adoc.tips. Diakses tanggal 2020-04-17.
- ^ "Asparagus setaceus (Kunth) Jessop". PLANTS Profile. USDA Natural Resources Conservation Service. 2006-10-01. Diarsipkan dari versi asli tanggal 26 September 2006. Diakses tanggal 2006-10-01.
- ^ a b c d "Asparagus setaceus". Pacific Island Ecosystems at Risk (PIER). Institute of Pacific Islands Forestry. 2005-12-03. Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 August 2006. Diakses tanggal 2006-10-01.
- ^ Sanada, Keven. "Toko Bunga Jakarta | Papan Bunga | Bunga Ulang Tahun". Diakses tanggal 2020-04-17.
- ^ a b c Climbing Asparagus Diarsipkan September 27, 2011, di Wayback Machine.
- ^ Simpson DP (1979). Cassell's Latin Dictionary (edisi ke-5). London: Cassell Ltd. ISBN 0-304-52257-0.
- ^ a b "Asparagus plumosus". Flora of Australia Online. ABRS, ©Commonwealth of Australia. 1994. Diakses tanggal 2009-07-29.
- ^ "Asparagus setaceus - Plant Finder". www.missouribotanicalgarden.org. Diakses tanggal 2020-04-17.
- ^ NSW North Coast Weeds Advisory Committee (2004). "Asparagus (Climbing) (Asparagus plumosus)". Bushland Friendly Nursery Scheme website. Bushland Friendly Nursery Scheme. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-09-13. Diakses tanggal 2009-07-29.
- ^ Sonia Jordan (2007). "Feathered asparagus fern". Queensland Gov't website. State of Queensland (Primary Industries and Fisheries within the Department of Employment, Economic Development and Innovation). Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 July 2009. Diakses tanggal 2009-07-29.