Didi Kempot

Penyanyi dan pencipta lagu campursari dan congdut dari Surakarta
Revisi sejak 9 Mei 2020 15.22 oleh Berezbot (bicara | kontrib) (nama)

Dionisius Prasetyo[1] (bahasa Jawa: ꦝꦶꦝꦶꦏ꧀ꦥꦿꦱꦼꦠꦾ, translit. Dionisius Prasetyå; 31 Desember 1966 – 5 Mei 2020)[1][2] atau lebih dikenal dengan nama panggung Didi Kempot adalah seorang penyanyi dan pencipta lagu campursari dan congdut dari Surakarta. Didi Kempot merupakan putra dari seniman tradisional terkenal, Ranto Edi Gudel (dikenal dengan Mbah Ranto). Didi Kempot merupakan adik kandung dari Mamiek Prakoso, pelawak senior Srimulat.

Didi Kempot
Didi Kempot
Didi Kempot saat konser di Purbalingga pada tahun 2019
Informasi latar belakang
Nama lahirDidik Prasetyo
Nama lain
  • Lord Didi
  • Godfather of Broken Heart
  • Pakdhe Didi
Lahir(1966-12-31)31 Desember 1966
Kota Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia
AsalKota Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia
Meninggal5 Mei 2020(2020-05-05) (umur 53)
Kota Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia
Genre
Pekerjaan
InstrumenVokal, gitar, ukulele, kendang
Tahun aktif1984–2020
Label
  • Musica
  • GP
  • Purnama
  • Maheswara
  • Sumbu
  • Bragiri
  • Dasa Studio
  • RPM
  • GNP
  • Triple S
  • Krama
  • Teta
  • IMC
  • Sandi
  • SK-PRO
  • Cagar Seni
  • Atlanta
Artis terkait

Publik mengenal Didi Kempot sebagai maestro campursari dan penulis lagu yang populer, ia memulai karirnya sebagai musisi jalanan di kota Surakarta sejak 1984 hingga 1986, kemudian mengadu nasib ke Jakarta pada 1987 hingga 1989. Nama panggung Didi Kempot merupakan singkatan dari Kelompok Pengamen Trotoar, grup musik asal Surakarta yang membawa ia hijrah ke Jakarta.[3]

Hampir sebagian lagu yang ditulisnya bertemakan patah hati dan kehilangan. Alasan sengaja memilih tema tersebut karena rata-rata orang pernah mengalaminya dan ingin dekat dengan masyarakat, juga menjadi alasan Didi Kempot menggunakan nama-nama tempat sebagai judul atau lirik lagunya.[3]

Kini Didi Kempot banyak diminati oleh kalangan muda dari berbagai daerah yang menyebut diri mereka sebagai "Sad Boys" dan "Sad Girls" yang tergabung dalam Sobat Ambyar dan mendaulat Didi Kempot sebagai "Godfather of Broken Heart" dengan panggilan "Lord Didi". Julukan itu berawal dari lagu-lagu Didi Kempot yang hampir semuanya menceritakan tentang kesedihan dan kisah patah hati.[4]

Karier

1984–1986: Awal karier

Didi Kempot memulai kariernya pada 1984 sebagai musisi jalanan. Dengan alat musik ukulele dan kendhang, Didi Kempot mulai mengamen di kota kelahirannya, Surakarta, selama tiga tahun.[5]

1987–1989: Mengadu nasib di Jakarta

Pada 1987 Didi Kempot memulai kariernya di Jakarta. Ia kerap berkumpul dan mengamen bersama teman-temannya di daerah Slipi, Palmerah, Cakung, maupun Senen. Dari situ, julukan "Kempot" yang merupakan kependekan dari "Kelompok Pengamen Trotoar" terbentuk – yang menjadi nama panggungnya hingga saat ini.

Sembari mengamen di Jakarta, Didi Kempot dan temannya mencoba rekaman. Kemudian, mereka menitipkan kaset rekaman ke beberapa studio musik di Jakarta. Setelah beberapa kali gagal, akhirnya mereka berhasil menarik perhatian label Musica Studio's. Tepat di tahun 1989, Didi Kempot mulai meluncurkan album pertamanya. Salah satu lagu andalan di album tersebut adalah "Cidro".

Lagu "Cidro" diangkat dari kisah asmara Didi yang pernah gagal.[6] Jalinan asmara yang ia jalani bersama kekasih tidak disetujui oleh orang tua wanita tersebut. Itulah yang membuat lagu "Cidro" begitu menyentuh hingga membuat pendengar terbawa perasaan. Sejak saat itulah Didi Kempot mulai sering menulis lagi bertema patah hati.[5]

1993–1999: Awal kesuksesan

 
Stasiun Solo Balapan, yang menjadi latar tempat lagu "Stasiun Balapan" – menceritakan perpisahan terhadap seseorang yang akan pergi menggunakan kereta api. Karya ini membuat Didi diangkat menjadi Duta Kereta Api Indonesia oleh PT KAI.[7]

Pada 1993, Didi Kempot mulai tampil di luar negeri, tepatnya di Suriname. Lagu "Cidro" yang dibawakan sukses meningkatkan pamornya sebagai musisi terkenal di Suriname.

Setelah Suriname, Didi Kempot lanjut menginjakkan kakinya di Eropa. Pada 1996, ia mulai menggarap dan merekam lagu berjudul "Layang Kangen" di Rotterdam, Belanda. Kemudian, Didi Kempot pulang ke Indonesia pada 1998 untuk memulai kembali profesinya sebagai musisi. Tak lama setelah pulang kampung—pada awal era reformasi—ia mengeluarkan lagu berjudul "Stasiun Balapan".

Kembalinya Didi Kempot ke Indonesia ternyata membuat kariernya semakin populer. Hal itu dibuktikan dengan keluarnya lagu-lagu baru di awal 2000-an.

Didi Kempot kembali terkenal setelah mengeluarkan lagu berjudul "Kalung Emas" pada 2013 dan "Suket Teki" pada 2016. Lagu tersebut mendapatkan apresiasi yang tinggi dari warga Indonesia.[5]

Pada tanggal 11 April 2020, ia menggelar konser live streaming dari rumah, dan mengumpulkan donasi sebesar Rp7,6 miliar untuk melawan COVID-19. Pada tanggal 1 Mei 2020, ia merilis lagu berjudul "Ojo Mudik" (Jangan Mudik), meminta para penggemarnya agar tidak kembali ke kampung halaman selama musim liburan Idulfitri untuk mencegah penyebaran koronavirus meluas.[8]

Kontroversi

Didi Kempot sebagai penulis lagu mengatakan bahwa ia tidak menolak jika lagu-lagunya dibawakan ulang oleh penyanyi lain selama penyanyi tersebut meminta izin padanya karena setiap karya yang ia hasilkan memiliki hak cipta. Ia menganalogikan bahwa seseorang yang membawakan ulang sebuah lagu tanpa izin pihak pencipta sama dengan mencuri karya orang lain. Hingga saat ini, ia mengaku belum menerima royalti dari perihal tersebut.

Didi mengatakan, banyak musisi yang sudah tidak mengerti bagaimana menghargai hak cipta seseorang. Sebagai penulis lagu dan penyanyi, ia juga merasa dirugikan karena pembawa ulang lagu mendapat royalti – sedangkan pencipta karya tidak mendapatkannya.[9]

Kematian

Didi Kempot meninggal dunia pada 5 Mei 2020 pukul 07.45 WIB dalam usia 53 tahun di Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta akibat henti jantung.[10][11][12] Ia sempat mengalami sakit panas pada hari sebelumnya.[13] Jenazah Didi Kempot dimakamkan pada hari itu juga pada pukul 15.00 WIB di Tempat Pemakaman Umum Desa Majasem, Kecamatan Kendal, Ngawi, Jawa Timur – berdekatan dengan makam anak sulungnya.[12]

Fenomena sosial

Sobat Ambyar

 
Logo Sobat Ambyar, sebutan komunitas penggemar Didi Kempot

Sobat Ambyar merupakan sebutan komunitas bagi penggemar Didi Kempot. Komunitas ini semakin eksis seiring semakin naiknya popularitas Didi Kempot, yang mereka sebut dengan "Lord Didi". Keberadaan Sobat Ambyar membuat para penggemar karya Didi Kempot menjadi lebih terorganisir. Sebelumnya istilah Kempoters adalah sebutan untuk penggemar Didi Kempot namun sebutan tersebut berkembang dikalangan anak muda menjadi "Sad Boys" (untuk laki-laki) dan "Sad Girls" (untuk perempuan).

Para penggemar Didi Kempot yang tergabung dalam Sobat Ambyar mayoritas generasi muda. Hal ini menunjukkan bahwa karya Didi Kempot diminati lintas generasi. Eksistensi para penggemar muda ini membuat Didi Kempot dinobatkan sebagai "The Godfather of Broken Heart", "Bapak Loro Ati Nasional", maupun "Bapak Patah Hati Nasional".[14]

Komunitas Sobat Ambyar awal terbentuk melalui sebuah acara Musyawarah Nasional Pengukuhan Awal yang diselenggarakan di Surakarta.[15]

Idola kaum milenial

Saat ini, Didi Kempot menjadi salah satu idola kaum milenial yang akrab dengan media sosial. Sebagai penyanyi senior, ia memperlakukan penggemar layaknya sahabat. Dia bahkan tidak ragu mengajak penggemarnya bernyanyi bersama di atas panggung. Dia juga sering memberikan motivasi kepada penggemarnya agar tidak menyerah untuk berkarya.

Oleh penggemar kalangan muda, ia diberi gelar "The Godfather of Broken Heart" alias "Bapak Patah Hati Nasional" karena kepiawaiannya membawa pendengar larut dalam emosi ketika mendengarkan lantunan lagunya.[5]

Diskografi

Album studio

Judul Detail album
Eling Kowe
  • Rilis: 1997[16]
  • Label: GP Records
  • Format: CD, unduhan digital
Sukses
  • Rilis: 2000[17]
  • Label: Dasa Studio
  • Format: CD, unduhan digital
Emas Didi Kempot Yen Ing Tawang
  • Rilis: 2001[18]
  • Label: Dasa Studio
  • Format: CD, unduhan digital
Emas Didi Kempot Sewu Kuto
  • Rilis: 2002[19]
  • Label: Dasa Studio
  • Format: CD, unduhan digital
Didi Kempot (2002)
  • Rilis: 2002[20]
  • Label: Dasa Studio
  • Format: CD, unduhan digital
King of Tembang Jawa
  • Rilis: 2002[21]
  • Label: GP Records
  • Format: CD, unduhan digital
Hotel Malioboro
  • Rilis: 2007[22]
  • Label: GP Records
  • Format: CD, unduhan digital
Lagu HITS
  • Rilis: 2010[23]
  • Label: Dasa Studio
  • Format: CD, unduhan digital
Emas Didi Kempot
  • Rilis: 2010[24]
  • Label: Dasa Studio
  • Format: CD, unduhan digital
Didi Kempot (2010)
  • Rilis: 2010[25]
  • Label: Dasa Studio
  • Format: CD, unduhan digital
Campursari In Fantasy Orchestra
  • Rilis: 2010[26]
  • Label: Dasa Studio
  • Format: CD, unduhan digital
Lagu-Lagu Terbaik Campursari
  • Rilis: 18 Juli 2011[27]
  • Label: Citra Suara
  • Format: CD, unduhan digital
Didi Kempot Dangdut Koplo (feat. Yan Vellia)
  • Rilis: 31 Mei 2012[28]
  • Label: Citra Suara
  • Format: CD, unduhan digital
Didi Kempot Get Joss
  • Rilis: 12 Agustus 2012[29]
  • Label: Sandi Records
  • Format: CD, unduhan digital
Legendaris Didi Kempot Walang Kekek
  • Rilis: 2013[30]
  • Label: Dasa Studio
  • Format: CD, unduhan digital
Legendaris Didi Kempot
  • Rilis: 2013[31]
  • Label: Dasa Studio
  • Format: CD, unduhan digital
Sukses Didi Kempot
  • Rilis: 2014[32]
  • Label: Dasa Studio
  • Format: CD, unduhan digital
Ketaman Asmoro
  • Rilis: 6 Juni 2016[33]
  • Label: IMC
  • Format: CD, unduhan digital
Kasmaran
  • Rilis: 6 Oktober 2016[34]
  • Label: Teta Record
  • Format: CD, unduhan digital
Didi Kempot Umbul Jambe
  • Rilis: 23 Oktober 2016[35]
  • Label: Teta Record
  • Format: CD, unduhan digital
Campursari Dangdut Koplo
  • Rilis: 18 Desember 2017[36]
  • Label: Citra Suara
  • Format: CD, unduhan digital
The Best Didi Kempot, Vol. 1 (Compilation)
  • Rilis: 23 Februari 2018[37]
  • Label: Sumbu Records
  • Format: CD, unduhan digital
Didi Kempot Live Studio Session
  • Rilis: 10 Desember 2018[38]
  • Label: Krama Entertainment
  • Format: CD, unduhan digital

Singel

Didi Kempot telah menulis sekitar 700 lebih judul lagu. Hampir sebagian lagu-lagu yang diciptakan Didi Kempot menggunakan bahasa Jawa bertemakan patah hati dan kesedihan. Dia beralasan sengaja memilih tema tersebut karena setiap orang pernah mengalami.

Di beberapa lagunya Didi Kempot juga kerap menggunakan nama-nama tempat di lagu-lagunya, seperti "Stasiun Balapan", "Terminal Tirtonadi", "Kopi Lampung", "Perawan Kalimantan", "Parangtritis", "Pantai Klayar", "Tanjung Perak", "Tanjung Mas Ninggal Janji", "Magelang Nyimpen Janji", "Ademe Kutho Malang", "Kangen Magetan", "Kangen Nickerie" – lirik-liriknya tetap menceritakan tentang patah hati. Ternyata Didi Kempot secara tidak langsung ingin mempromosikan tempat-tempat tersebut melalui lagu ciptaannya. Walaupun tidak semua tempat yang dijadikan lagunya punya pengalaman khusus dengan dirinya, melainkan pernah mengunjungi tempat tersebut.

Ide membuat lagu dengan nama tempat tersebut juga ada yang datang ketika Didi Kempot sedang berjalan-jalan dan mendengar tentang cerita-cerita dari warga setempat. Ketertarikan ia membuat lagu dengan menyebut nama-nama tempat karena ia juga yakin sebuah tempat pasti punya kenangan tersendiri bagi setiap orang.[39]

  • "Ademe Kutho Malang"
  • "Adus Opo Raup"
  • "Aduh Mana Tahan"
  • "Aku Teko"
  • "Aku Dudu Rojo"
  • "Ambyar"
  • "Anggar Bini"
  • "Angin Angin"
  • "Arum Dalu"
  • "Awu Merapi"
  • "Bakso Sarjana"
  • "Bapak"
  • "Bapak Gubernur"
  • "Banyu Langit"
  • "Bayi Suci"
  • "Bojo Gemati"
  • "Bojo Loro"
  • "Bojo Napi"
  • "Burungku Flu"
  • "Cemara Sewu"
  • "Cidro"
  • "Cidro 2"
  • "Cinta Yang Sempurna"
  • "Cintaku Jauh Di Lampung"
  • "Sekonyong konyong Koder"
  • "Cintaku Tak Terbatas Waktu" (dengan Deddy Dores)
  • "Cucakrowo"
  • "Dalan Tembus"
  • "Dalan Anyar"
  • "Den"
  • "Dudu Jodone"
  • "Dolanan Dakon"
  • "Dompet Kulit"
  • "Eling Kowe"
  • "Empek-Empek"
  • "Entenono"
  • "Gawe Gelo"
  • "Gethuk"
  • "Gusti Ora Sare"
  • "Hello Sayang"
  • "Iki Weke Sopo"
  • "Ilang Tresnane"
  • "Isih Tresno"
  • "Isin"
  • "Jaket Iki"
  • "Jatuh Cinta"
  • "Jambu Alas"
  • "Janda Baru"
  • "Janji Palsu"
  • "Jembatan Suramadu"
  • "Kalung Emas"
  • "Karindangan" ("Prawan Kalimantan")
  • "Kangen Magetan"
  • "Kangen Bandungan"
  • "Kangen Kowe"
  • "Kasetyaning Prajurit"
  • "Kembang Kocapan"
  • "Ketaman Asmara"
  • "Keloro-Loro"
  • "Kere"
  • "Kere Munggah Bale"
  • "Ketar Ketir"
  • "Kesetrum Tresno"
  • "Kompo Angin"
  • "Konangan" (Ketahuan)
  • "Kopi Lampung"
  • "Kreteg Bacem"
  • "Kucing Gering"
  • "Kuncung"
  • "Kusumaning Ati"
  • "Lampu Mati"
  • "Layang Kangen"
  • "Lilo"
  • "Lindu"
  • "Lingsir Wengi"
  • "Lingso Tresno"
  • "Lintang Ponorogo"
  • "Magelang Nyimpen Janji"
  • "Malioboro"
  • "Mantri Suntik"
  • "Markenthut"
  • "Mas Lano"
  • "Mesti Penak"
  • "Muliho"
  • "N O"
  • "Nanggap Campursari"
  • "Nagih Janji"
  • "Neng Ngawi"
  • "Ngalamun"
  • "Nglanggar Janji"
  • "Ngingu Pitik"
  • "Nglimpe"
  • "Njaluk Tombo"
  • "Nunut Ngiyup"
  • "Nyidam Sari"
  • "Ojo Lamis"
  • "Ojo Lungo"
  • "Ojo Sujono"
  • "Omprengan"
  • "Ono Opo Awakmu"
  • "Ora Isoh Mulih"
  • "Padang Bulan"
  • "Pantai Klayar"
  • "Pager Abang (Kediri)"
  • "Pamer Bojo"
  • "Pancen Jodho"
  • "Parangtritis"
  • "Pasar Klewer"
  • "Penyanyi"
  • "Penyanyi 2"
  • "Penyiar Radio"
  • "Plong"
  • "Pokoke Melu"
  • "Pom Bensin"
  • "Prapatan Sleko"
  • "Prawan Kalimantan"
  • "Rindu Jombang"
  • "Saputri"
  • "Sarinthol"
  • "Suket Teki"
  • "Seketan Ewu" (dengan Yan Vellia)
  • "Selingkuh"
  • "Semrawut"
  • "Sentir Lengo Potro"
  • "Stasiun Balapan"
  • "Stasiun Balapan 2"
  • "Sewu Dino"
  • "Sewu Siji"
  • "Sewu Kuto"
  • "Sik Asyik"
  • "Sir Siran"
  • "Sopir No 1"
  • "Sri Minggat"
  • "Suriname"
  • "Tali Asmoro"
  • "Taman Jurug"
  • "Tangise Ati"
  • "Tanjung Mas Ninggal Janji"
  • "Tanjung Perak"
  • "Tanpo Sliramu"
  • "Teles Kebes"
  • "Teluk Penyu"
  • "Tentang Aku Kau dan Dia"
  • "Terkintil Kintil"
  • "Terminal Tirtonadi"
  • "Terminal Terboyo"
  • "Tragedi Tali Kotang"
  • "Tragedi Tawangmangu"
  • "Tresnamu Koyo Odol"
  • "Tresno Kowe"
  • "Trimo Ngalah"
  • "Tuyul Amburadul"
  • "Untuk Apa Lagi" (dengan Deddy Dores)
  • "Wes Ewes Ewes"
  • "Wis"
  • "Wis Cukup"
  • "Wuyung"
  • "Yowis Yowis"
  • "Yuni Yuni"
  • "2002"

Penghargaan

Tahun Penghargaan Kategori Hasil
2001 Anugerah Musik Indonesia 2001 Artis Solo Pria/Wanita Terbaik Menang
Anugerah Musik Indonesia 2001 Penyanyi Terbaik
2002 Anugerah Musik Indonesia 2002 Artis Solo/Duo/Group/Kolaborasi Terbaik Menang
Anugerah Musik Indonesia 2002 Album Terbaik
Anugerah Dangdut TPI 2002 Lagu Dangdut Etnik Terbaik
Anugerah Dangdut TPI 2002 Penyanyi Rekaman Lagu Dangdut Etnik Terbaik Nominasi
2003 Anugerah Musik Indonesia 2003 Karya Produksi Tradisional Terbaik Menang
Anugerah Dangdut TPI 2003 Penyanyi Rekaman Lagu Dangdut Etnik Terbaik
2005 Anugerah Musik Indonesia 2005 Dangdut Kontemporer Nominasi
2010 Anugerah Musik Indonesia 2010 Karya Produksi Lagu Berbahasa Daerah Terbaik Menang
2011 Anugerah Musik Indonesia 2011 Karya Produksi Lagu Berbahasa Daerah Terbaik Menang
2012 Anugerah Musik Indonesia 2012 Solo Pria Dangdut Kontemporer Nominasi
2013 Anugerah Musik Indonesia 2013 Produser/Penata Musik Dangdut Nominasi
Anugerah Musik Indonesia 2013 Solo, Duo/Grup Dangdut Berbahasa Daerah Menang
2014 Anugerah Musik Indonesia 2014 Karya Produksi Lagu Berbahasa Daerah Terbaik Nominasi
2015 Anugerah Musik Indonesia 2015 Karya Produksi Lagu Berbahasa Daerah Terbaik Nominasi
2016 Anugerah Musik Indonesia 2016 Karya Produksi Lagu Berbahasa Daerah Terbaik Nominasi
2018 Indonesian Dangdut Awards 2018 Penyanyi Dangdut Solo Pria Terpopuler Nominasi
2019 Indonesian Dangdut Award 2019 Lagu Dangdut Terpopuler Nominasi
Indonesian Dangdut Award 2019 Penyanyi Dangdut Solo Pria Terpopuler
Indonesian Dangdut Award 2019 Penghargaan Khusus Maestro Campursari Menang
Total 11X Menang

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b Astri Agustina (5 Mei 2020). "Sahabat Kesal Banyak Telepon Tanya Hal Tak Etis Tentang Didi Kempot". Merdeka.com. Diakses tanggal 6 Mei 2020. 
  2. ^ Ahmad Efendi (5 Mei 2020). "Sejarah Keluarga Didi Kempot: Dari Seniman Hingga Pelawak". Tirto.id. Diakses tanggal 6 Mei 2020. 
  3. ^ a b Rachmawati (23 Juli 2019). "Didi Kempot, The Godfather of Broken Heart Asal Solo yang Ciptakan 800 Lagu". Kompas.com (dalam bahasa Indonesia). Diakses tanggal 9 Desember 2019. 
  4. ^ Ricky Nugraha (15 Juli 2019). "Cerita di Balik Julukan 'Godfather of Broken Heart' dari Anak-anak Muda untuk Didi Kempot". hai.grid.id (dalam bahasa Indonesia). Diakses tanggal 9 Desember 2019. 
  5. ^ a b c d Chelin Indra Sushmita (5 September 2019). "Sukses Bikin Ambyar, Begini Perjalanan Karier Lord Didi Kempot". Solopos.com (dalam bahasa Indonesia). Diakses tanggal 10 Desember 2019. 
  6. ^ "Kisah di Balik Lagu Didi Kempot, Bapak Patah Hati Nasional". CNN Indonesia. 5 Mei 2020. Diakses tanggal 7 Mei 2020. 
  7. ^ "PT KAI Tunjuk Didi Kempot Menjadi Duta Kereta Api". Kementrian BUMN. 12 Maret 2017. Diakses tanggal 5 Mei 2020. 
  8. ^ "'Godfather of the Broken-Hearted' Didi Kempot Passes Away at 53". Jakarta Globe. 5 Mei 2020. Diakses tanggal 7 Mei 2020. 
  9. ^ Annisa Dienfitri Awalia (22 September 2019). "Didi Kempot: Kalau Mau Cover Lagu, Izin, karena Ada Hak Ciptanya". Kompas.com (dalam bahasa Indonesia). Diakses tanggal 10 Desember 2019. 
  10. ^ Yasinta Rahmawati (5 Mei 2020). "Didi Kempot Meninggal akibat Henti Jantung, Ketahui Penyebab Kondisi Ini". Suara.com. Diakses tanggal 5 Mei 2020. 
  11. ^ "Didi Kempot Tiba di IGD dalam Keadaan Henti Jantung". CNN Indonesia. 5 Mei 2020. Diakses tanggal 5 Mei 2020. 
  12. ^ a b "Didi Kempot Akan Dimakamkan di Samping Makam Anak Sulungnya di Mejasem Ngawi". Kompas.com. 5 Mei 2020. Diakses tanggal 5 Mei 2020. 
  13. ^ Maharani, Dian (5 Mei 2020). "Sebelum Meninggal, Didi Kempot Sempat Mengeluh Panas, Tak Enak Badan". Kompas.com. Diakses tanggal 5 Mei 2020. 
  14. ^ Luthfia Ayu Azanella (16 Juli 2019). "Sobat Ambyar dan Didi Kempot". Kompas.com (dalam bahasa Indonesia). Diakses tanggal 24 Juli 2019. 
  15. ^ Eka Fitriani (16 Juli 2019). "Viral Video Solo Sad Bois Club, Penggemar Didi Kempot dari Berbagai Daerah Bermunculan". solo.tribunnews.com (dalam bahasa Indonesia). Diakses tanggal 10 Desember 2019. 
  16. ^ "Eling Kowe by Didi Kempot". iTunes Store. 
  17. ^ "Sukses by Didi Kempot". iTunes Store. 
  18. ^ "Emas Didi Kempot Yen Ing Tawang by Didi Kempot". iTunes Store. 
  19. ^ "Emas Didi Kempot Sewu Kuto by Didi Kempot". iTunes Store. 
  20. ^ "Didi Kempot by Didi Kempot". iTunes Store. 
  21. ^ "King of Tembang Jawa by Didi Kempot". iTunes Store. 
  22. ^ "Hotel Malioboro by Didi Kempot". iTunes Store. 
  23. ^ "Lagu HITS by Didi Kempot". iTunes Store. 
  24. ^ "Emas Didi Kempot by Didi Kempot". iTunes Store. 
  25. ^ "Didi Kempot by Didi Kempot". iTunes Store. 
  26. ^ "Campursari In Fantasy Orchestra by Didi Kempot". iTunes Store. 
  27. ^ "Lagu-Lagu Terbaik Campursari by Didi Kempot". iTunes Store. 
  28. ^ "Didi Kempot Dangdut Koplo (feat. Yan Vellia) by Didi Kempot". iTunes Store. 
  29. ^ "Didi Kempot Get Joss by Didi Kempot". iTunes Store. 
  30. ^ "Legendaris Didi Kempot Walang Kekek by Didi Kempot". iTunes Store. 
  31. ^ "Legendaris Didi Kempot by Didi Kempot". iTunes Store. 
  32. ^ "Sukses Didi Kempot by Didi Kempot". iTunes Store. 
  33. ^ "Ketaman Asmoro by Didi Kempot". iTunes Store. 
  34. ^ "Kasmaran by Didi Kempot". iTunes Store. 
  35. ^ "Didi Kempot Umbul Jambe by Didi Kempot". iTunes Store. 
  36. ^ "Campursari Dangdut Koplo by Didi Kempot". iTunes Store. 
  37. ^ "The Best Didi Kempot, Vol. 1 (Compilation) by Didi Kempot". iTunes Store. 
  38. ^ "Didi Kempot Live Studio Session by Didi Kempot". iTunes Store. 
  39. ^ Apfia Tioconny Billy (2 Agustus 2019). "Maksud Tersembunyi Didi Kempot Banyak Sebut Nama Tempat di Lagunya". MSN.com (dalam bahasa Indonesia). Diakses tanggal 10 Desember 2019. 

Pranala luar