Oo Nina Bobo

film Indonesia
Revisi sejak 11 Mei 2020 18.38 oleh JacobSanchez295 (bicara | kontrib) (→‎Pranala luar: adding/altering template, replaced: {{film-stub}} → {{film-indo-stub}} using AWB)

Oo Nina Bobo adalah film horor Indonesia yang dirilis pada 20 Maret 2014 dan dibintangi oleh Revalina S. Temat dan merupakan film horror pertama setelah Pocong 2.

Oo Nina Bobo
Berkas:139322915040927 300x430.jpg
Poster film[1]
SutradaraJose Poernomo
ProduserGope T. Samtani
PemeranRevalina S. Temat
Firman Ferdiansyah
Daniel Topan
Mega Carefansa
Agung Maulana
Sinyo Syamsul
Zaskia Riyanti
Herry Noegroho
dan lain sebagainya
Perusahaan
produksi
DistributorRapi Films
Tanggal rilis
20 Maret 2014 (2014-03-20)
Durasi91 menit
NegaraIndonesia Indonesia
BahasaBahasa Indonesia

Sinopsis

"Seorang anak mengalami gangguan mental karena seluruh keluarganya mati di rumah. Ia yakin kalau keluarganya dibunuh oleh setan. 5 tahun kemudian seorang dokter bermaksud melakukan terapi dengan membawa anak itu kembali ke rumahnya."[2]

"OO NINA BOBO" diangkat dari kisah lagu Nina Bobo. Lagu yang sering dinyanyikan para orang tua sebagai lagu pengantar tidur. Lima tahun yang lalu, terjadi pembantaian misterius. Ditemukan seorang ibu mati tergantung, sang suami mati terjatuh dari tangga dan anak gadis bungsunya Lala yang masih berumur 6 tahun ditemukan sudah tak bernyawa di kamarnya. Yang bisa selamat dari peristiwa itu hanya anak laki-lakinya yang berumur 7 tahun, Ryan (Firman Ferdiansyah). Sejak saat itu Ryan mengalami Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) dan dirawat di panti. Kondisi emosinya labil dan sering kali mengalami mimpi buruk. Perlahan, Ryan menutup dirinya dan melakukan fiksasi terhadap trauma yang dialaminya, Ryan bersikap seakan-akan dia lupa terhadap semua peristiwa tersebut.

Lima tahun kemudian hadirlah Karina (Revalina S. Temat), psikiater yang sedang mengambil tesis S2, dan menjadikan Ryan yang sudah berumur 12 tahun sebagai objek penelitiannya. Sekalipun Ryan dianggap normal dan siap dikeluarkan dari panti, tetapi Karina ingin melakukan eksperimen terakhir. Dia ingin mengajak Ryan kembali ke rumahnya yang lama. Karina yang sangat percaya pada teori empirisnya bahwa salah satu cara paling efektif untuk mengatasi PTSD adalah mengajak korban ke lokasi dan dia harus belajar menghadapi situasi yang bisa memancing traumanya.

Sekali pun banyak seniornya yang mengkhawatirkan treatment ini, tetapi Karina bersikeras bahwa dia bisa melakukannya. Jika Ryan tetap bersikap normal, maka berarti Ryan memang sudah berhasil menghadapi traumanya. Sahabatnya, Bams (Daniel Topan) mengingatkannya tentang pengakuan Ryan pada awal pemeriksaan yang menceritakan ada kemungkinan keterlibatan makhluk lain di rumah tersebut dan menjadi penyebab kematian keluarganya. Mendengar hal itu, Karina tetap tidak percaya sama sekali dan bersikap skeptis.

Referensi

Pranala luar