Amlodipin (nama generik), atau dijual dengan nama komersialnya Norvasc, adalah obat untuk darah tinggi dan penyakit arteri koroner, anggota dari kelas pengeblok kanal kalsium (CCB). Meskipun obat jenis CCB tidak disarankan untuk gagal jantung, tetapi penggunaannya masih ditemui jika obat jenis lain tidak tersedia atau tidak cukup efektif untuk mengobati gejala tekanan darah tinggi atau sakit pada dada yang berhubungan dengan jantung.

Amlodipin digunakan secara oral dan bereaksi setidaknya dalam satu hari. Amlodipin memiliki eliminasi yang susah sehingga efeknya bertahan lama. Sebagai CCB, amlodipin bekerja dengan membuat pembuluh darah membesar sehingga tekanan darah menurun. Namun efek sampingnya denyut jantung bisa jadi bertambah cepat. Penggunaan amlodipin tidak boleh dihentikan tiba-tiba karena dapat menyebabkan kembalinya tekanan darah yang lebih tinggi sehingga malah membahayakan.

Efek samping

Efek samping amlodipin yang dapat terjadi adalah jantung berdebar agak cepat, edema di tungkai, mata kaki, kemerahan di muka, leher, dada bagian atas, agak sesak, dan sebagainya. Beberapa individu melaporkan depresi setelah penggunaan. Penggunanya juga cenderung mengantuk dan merasa lelah. Obat juga memungkinkan menyebabkan impotensi.

Amlodipin harus digunakan hati-hati untuk penderita diabetes karena bisa mendorong terjadinya hiperglikemia.

Overdosis

Amlodipin biasanya hanya diberikan satu kali sehari dengan dosis 2,5 mg, 5 mg atau 10 mg, sehingga sebenarnya jarang sekali terjadi overdosis. Namun, overdosis dapat terjadi dengan tanda pelebaran pembuluh darah, tekanan darah terlalu rendah, dan detak jantung terlalu cepat. Kasus bunuh diri dengan mengonsumsi amlodipin dalam jumlah berlebihan juga tercatat pernah terjadi.

Keracunan biasanya diatasi dengan penggantian cairan, monitoring EKG, tanda vital, sistem pernapasan, level gula darah, fungsi ginjal, level elektrolit, dan urin. Vassopressor bisa dilakukan saat tekanan darah terlalu rendah dan tindakan resusitasi cairan tidak membantu.