Kartasura, Sukoharjo

kecamatan di Sukoharjo, Jawa Tengah
Revisi sejak 31 Mei 2020 15.49 oleh Argo Carpathians (bicara | kontrib) (←Suntingan Lord Yeager (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Kusuma Candra)


Kartasura (bahasa Jawa: Hanacaraka, ꦏꦂꦠꦱꦸꦫ) adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Kartasura dikatakan sebagai kota satelit bagi Surakarta atau Solo, dan sebuah perkembangan perkotaan bagi Kabupaten Sukoharjo, sebagaimana halnya dengan Solobaru yang juga merupakan sebuah area pusat modern yang dikembangkan di kabupaten Sukoharjo. Di kota ini terdapat persimpangan jalan negara Surabaya-Solo-Yogyakarta dan Solo-Semarang.

Kartasura
Peta lokasi Kecamatan Kartasura
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
KabupatenSukoharjo
Pemerintahan
 • CamatSuyadi Widodo, S.Sos
Populasi
 • Total- jiwa
Kode Kemendagri33.11.12 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS3311120 Edit nilai pada Wikidata
Luas- km²
Kepadatan- per km²
Desa/kelurahanNgadirejo, Ngabeyan, Singopuran, Gonilan, Kartasura, Pabelan, Kertonatan, Makamhaji, Ngemplak, Pucangan, Gumpang, Wirogunan
Peta
PetaKoordinat: 7°34′9″S 110°45′42″E / 7.56917°S 110.76167°E / -7.56917; 110.76167

Sejarah singkat

 
Sisa benteng kraton Kartasura

Tahun 1600(J) Adipati Trunojoyo dibantu Kraeng Galengsong memberontak pemerintah Mataram yang beribu kota di Plered. Sunan Amangkurat I melarikan diri bersama keluarganya. Setelah pasukan Trunojoyo memenangkan pertempuran, mereka segera meninggalkan Plered dan membangun kekuatan baru di Kabupaten Kediri. Adipati Trunojoyo memproklamasikan diri sebagai raja yang berkuasa atas seluruh tanah Jawa.

Sementara itu Sunan Amangkurat I beserta keluarga dan para pengikutnya sudah berada di desa Ajibarang Kabupaten Banyumas. Dalam kondisi yang serba sulit, Sunan Amangkurat I jatuh sakit hingga akhirnya dia wafat. Sesuai permintaannya sebelum meninggal, jenazah Sunan Amangkurat I dimakamkan di desa Tegalarum Kabupaten Tegal.

Pangeran Adipati Anom (putra Sunan Amangkurat I) menyatakan diri sebagai raja baru menggantikan ayahandanya, dia bergelar Susuhunan Amangkurat II. Seluruh kekuatan yang masih setia segera dikumpulkan dan dipusatkan di kota Tegal, mereka bersepakat merebut kembali kekuasaan tanah Jawa yang sekarang berada dalam genggaman Adipati Trunojoyo. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, Sunan Amangkurat II minta bantuan kekuatan tempur kepada kompeni Belanda di Batavia (Jakarta).

Tahun 1601(J) Sunan Amamangkurat II mengerahkan pasukan tempur yang sangat besar untuk menyerang Adipati Trunojoyo di Kabupaten Kediri. Pasukan Kediri kewalahan menghadapi prajurit Mataram yang dibantu serdadu kompeni dengan persenjaataan modern. Setelah melalui pertempuran dahsyat, Adipati Trunojoyo tertangkap dan dijatuhi hukuman mati. Kekuasaan Mataram berhasil ditegakkan kembali oleh Sunan Amangkurat II.

Usai menumpas pemberontakan Trunojoyo, Sunan Amangkurat II menarik pasukannya menuju Kabupaten Semarang, kemudian dia memberi perintah kepada Pangeran Nrangkusumo agar membuka hutan Wanakerta dan dibangun menjadi kawasan permukiman. Dalam kurun waktu dua tahun hutan Wanakerta sudah berubah menjadi sebuah kota yang besar.

Pada hari Rebo Pon, tanggal 27 Ruwah, tahun Alip 1603(J), bertepatan dengan tanggal 11 September 1680(M), Sunan Amangkurat II secara resmi menempati ibu kota kerajaan yang baru. Sejak saat itu nama Wanakerta diganti dengan nama Kartasura Adiningrat. Dengan demikian sekarang ini (tahun 2010) Kartasura sudah berusia 330 tahun.

Administratif

Merupakan suatu kota kecamatan di wilayah Kabupaten Sukoharjo, kecamatan ini secara ekonomi menjadi salah satu perkotaan yang mandiri, seperti halya Solo Baru. Kartasura lokasinya berbatasan langsung dengan Kota Surakarta. Sedangkan untuk menuju ibu kota kabupatennya sendiri, warga Kartasura umumnya harus menembus wilayah Surakarta.

Dengan kondisi lokasinya itu, dulu pernah ada wacana tentang penggabungan Kartasura dengan Kota Surakarta, tetapi keinginan itu selalu ditolak pemerintah kabupaten setempat. Bahkan pernah ada keinginan warga Kartasura untuk membentuk wilayah kotamadya atau administrasi kota sendiri (kota administratif). Jika Kartasura membentuk kota sendiri maka luasnya kurang lebih sama dengan Kota Salatiga dan jumlah penduduknya sekitar 120.000 jiwa.

Fasilitas pendidikan, kegiatan ekonomi dan industri

Di Kartasura terdapat kampus Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), kampus V Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret (UNS), Pondok Pesantren Modern Assalam dan IAIN Surakarta. Terdapat beberapa tempat perbelanjaan swalayan, yaitu Goro-Assalam dan Carrefour (kini Transmart, 2017), Toserba Mitra, Laris, dan aneka toserba lainnya, yang sebagian besar terletak berdekatan dengan Pasar Kartasura. Di sebelah barat wilayah ini terdapat pabrik tekstil besar yaitu Tyfountex[1], yang ditujukan untuk menyuplai pasar ekspor.

Transportasi

Di Kartasura, terdapat sarana transportasi tradisional becak, minibus angkutan kota (angkuta), bus kota yang memiliki jalur Kartasura-Terminal Tirtonadi Solo, Kartasura-Sukoharjo, Kartasura-Solo Palur, bus antarkota, dan juga taksi dari beberapa perusahaan penyedia layanan taksi lokal Wahyu Taksi. Sedangkan delman biasa didapati di sekitar Pasar Kartasura, menjadi transportasi favorit bagi para petani maupun pedagang untuk mengangkut beragam komoditasnya dari dan ke pasar.

Kuliner

Salah satu kuliner Khas Kartasura adalah Ayam & Bebek Goreng.

Kelurahan

  1. Pucangan
  2. Wirogunan
  3. Kertonatan
  4. Kartasura
  5. Ngemplak
  6. Ngabeyan
  7. Ngadirejo
  8. Singopuran
  9. Pabelan
  10. Makamhaji
  11. Gonilan
  12. Gumpang