Kekaisaran Romawi Suci
Bagian dari seri mengenai |
---|
Sejarah Jerman |
Kekaisaran Romawi Suci Bangsa Jerman (bahasa Jerman: Das heilige römische Reich deutscher Nation) adalah konglomerasi politik negara-negara di Eropa tengah yang berdiri dari sekitar tahun 843 sampai 1806. Wilayah awalnya adalah daerah timur Kerajaan Franka setelah pembagian menurut Perjanjian Verdun (843). Imperium ini berlangsung hampir satu milenium, sebelum dibubarkan pada tahun 1806. Imperium inilah yang disebut-sebut oleh Hitler sebagai "Reich" Pertama.
Penyebutan kekaisaran ini berubah-ubah. Pada awalnya, ia disebut sebagai Kekaisaran Romawi. Selanjutnya disebut Kekaisaran Suci. Pada perkembangannya, mulai disebut sebagai Kekaisaran Romawi Suci. Setelah Perdamaian Pfalz baru disebut dengan nama lengkapnya: Kekaisaran Romawi Suci Bangsa Jerman, meskipun anggota-anggotanya tidak semuanya berasal dari puak Jerman.
Bahasa yang digunakan pada saat itu adalah bahasa Latin, sehingga nama resminya adalah Sacrum Romanum Imperium (secara harafiah: Kekaisaran Romawi Yang Disucikan; kata untuk "suci" adalah sanctum, tapi hanya digunakan untuk Tuhan).
Di abad ke-18 daerah kekuasaannya menjangkau negara-negara modern Jerman, Republik Ceko, Austria, Liechtenstein, Slovenia, Belgia dan Luxemburg, juga sebagian besar Polandia dan sebagian kecil Belanda. Sebelumnya malah juga menjangkau seluruh Belanda dan Swiss, dan sebagian dari Perancis dan Italia.
Adalah sangat sulit untuk menjelaskan kekaisaran ini karena ia tidak menyerupai bentuk-bentuk negara yang kita kenal saat ini. Sejarawan Samuel Pufendorf dalam penjelasannya De statu imperii Germanici, diterbitkan dengan nama alias Severinus de Monzambano di tahun 1667, menulis dalam bahasa Latin: "Nihil ergo aliud restat, quam ut dicamus Germaniam esse irregulare aliquod corpus et monstro simile ..." ("Jadi kita kemudian hanya dapat menyebut Jerman sebagai suatu himpunan yang tidak tunduk pada satu aturan dan menyerupai monster"). Voltaire, seorang filsuf Perancis, kemudian hari juga mengatakan bahwa entitas ini "bukan kekaisaran, tidak suci dan juga tidak Romawi".
Namun meskipun dikritik oleh banyak negarawan, politisi dan filsuf, struktur Uni Eropa sekarang ini malahan mirip dengan struktur Kekaisaran Romawi Suci.
Karakter kekaisaran
Kekaisaran Romawi Suci adalah sebuah institusi yang unik dalam sejarah dunia dan oleh karena itu sulit untuk dimengerti. Untuk dapat mengerti apakah dia, kita mungkin perlu mengetahui bahwa Kekaisaran Romawi Suci bukan merupakan suatu nation-state. Meskipun etnik penguasanya adalah etnik Jerman, namun dari awal banyak etnik yang membentuk Kekaisaran Romawi Suci. Banyak dari keluarga bangsawan penting dan pejabat tertunjuk datang dari luar komunitas penutur bahasa Jerman. Pada masa kejayaannya, kekaisaran ini dia hampir mencakup wilayah sekarang dari Jerman, Austria, Swiss, Liechtenstein, Belgia, Belanda, Luxemburg, Republik Ceko, Slovenia, dan juga timur Perancis, utara Italia dan barat Polandia.
Oleh karena itu, bahasanya tidak hanya terdiri dari bahasa Jerman dan banyak dialeknya dan turunan saja, tetapi juga banyak bahasa Slavia, dan bahasa yang menjadi Perancis dan Italia modern. Lebih jauh lagi, pembagiannya menjadi beberapa wilayah yang diatur oleh pangeran sekuler dan eklesiastikal, prelate, count, ksatria kerajaan, dan kota bebas membuatnya lebih erat dari negara modern yang bermunculan di sekitarnya.
Namun, dalam masanya, dia lebih dari sebuah konfederasi. Konsep Reich tidak hanya mencakup pemerintah dari wilayah tertentu, tetapi juga memiliki konotasi keagamaan Kristen yang kuat (suci sebagai namanya). Sampai 1508, Raja-raja Jerman tidak dianggap sebagai Kaisar dari Reich sebelum Paus, wakil Kristus di bumi, memahkotainya secara resmi sebagai Kaisar.
Reich oleh karena itu dapat dijelaskan sebagai persilangan antara sebuah negara dan sebuah konfederasi keagamaan.