Groote Dajak atau Dayak Besar adalah sebuah distrik di dalam wilayah Zuid en Ooster Afdeeling van Borneo.

Peta Zuid en Ooster Afdeeling van Borneo tahun 1862, Distrik Dayak Besar no. XX

Perkembangan selanjutnya Distrik ini ditingkatkan menjadi Afdeeling pada tahun 1869, Distrik Dayak Besar menjadi Afdeeling Groote Dajak atau Afdeeling Dayak Besar yang beribu kota di Penglok.[1][2]

Perkembangan selanjutnya tahun 1898, Afdeeling Groote Dajak atau Afdeeling Dayak Besar menjadi bagian dari Afdeeling Dajaklandeen (artinya: Divisi Tanah Dayak) yang beribu kota di Kwala Kapoeas (Kuala Kapuas) menurut Staatblad tahun 1898 no.178.

Secara historis nama distrik Dayak Besar pada masa pemerintahan Kesultanan Banjar disebut Biaju Besar.[3]

Wilayah

Groote Dajak (Dayak Besar) terbagi lagi dalam onderdistrik-onderdistrik (setingkat kecamatan):

Sejarah Serah Terima Wilayah dan Pemekaran Wilayah

Tahun 1817

Kontrak Perjanjian Karang Intan I tanggal 1 Januari 1817 (12 Safar 1232 Hijriyah); Besluit tanggal 29 April 1818, No. 4., bahwa Paduka Sri Sultan Sulaiman Al-Mu'tamid 'Alâ Allâh menyerahkan wilayah Distrik Dayak Besar beserta sebagian besar wilayah Kalimantan kepada pemerintahan kolonial Hindia Belanda.[4].

CONTRACT MET DE SULTAN BANDJERMASIN,
d.d. 1 Januari 1817
Bt. 29 April 1818, No. 4

Perkara lima.

Tuan Sultan kasih sama radja Wolanda itu Pulau Lodji Tatas dan benteng2 Kuin dan negeri Dajak Besar Ketjil dan negeri Mendawai dan negeri Sampit dan negeri Kuta Waringin dan negeri Sintang dan negeri Lawei dan negeri Djelai dan negeri Bakumpai dan negeri Tabanio dan negeri Pegatan sama Pulau Laut dan negeri Pasir dan negeri Kutei dan negeri Barau sama dia punja rantauan.

Tahun 1826

CONTRACT MET DEN SULTAN VAN BANDJERMASIN 4 Mei 1826. / B 29 September 1826 ke-sepuluh, bahwa Paduka Sri Sultan Adam al-Wâthiq billâh menegaskan kembali penyerahan wilayah Distrik Dayak Besar beserta sebagian besar wilayah Kalimantan kepada pemerintahan kolonial Hindia Belanda.[4]

Perkara 4:

Sri Paduka Sultan Adam salinkan kepada radja dari Nederland segala negeri jang tersebut di bawah ini : Pulau Tatas dan Kuin sampai di subarang kiri Antasan Ketjil dan pulau Burung mulai dari kuala Bandjar subarang kanan sampai di Pantuil dan di Pantuil subarang pulau Tatas lantas ke timur Rantau Kuliling dengan segala sungai2nja Kelajan Ketjil Kelajan Besar dan kampung jang di subarang pulau Tatas sampai di sungai Messa di ulu kampung Tjina lantas ke darat sampai di sungai Baru sampai di sungai Lumbah dan pulau Bakumpai mulai dari kuala Bandjar subarang kiri mudik sampai di kuala Andjaman di kiri milir sampai kuala Lopak dan segala tanah Dusun semuanja desa2 kiri kanan mudik ka ulu mulai Mengkatip sampai terus negeri Siang dan di ilir sampai di kuala Marabahan dan tanah Dajak Besar-Ketjil dengan semuanja desa2nja kiri kanan mulai di kuala Dajak mudik ka ulu sampai terus ke ilir sungai Dajak dengan segala tanah di daratan jang takluk padanja dan tanah Mendawai Sampit Pembuang semuanja desa2nja dengan segala tanah jang takluk padanja dan tanah Kutaringin Sintang Lawey Djelei semuanja desa2nja dengan segala tanah jang takluk padanja. Dan Taboniou dan segala tanah Laut sampai di Tandjung Silatan dan ke timur sampai watas dengan Pagatan dan ka oetara sampai di kuala Maluka mudik sungai Maluka Selingsing Lijang Anggang Banju Irang lantas ke timur sampai di gunung Pamaton sampai watas dengan tanah Pagatan dan negeri jang di pasisir timur Pagatan Pulau Laut Batu Litjin Pasir Kutai Barau semuanja dengan tanah2 jang takluk padanja.

Tahun 1849

Menurut Staatsblad van Nederlandisch Indië tahun 1849, wilayah de groot en kleine Daijak-rivier (sungai Dayak Besar dan sungai Dayak Kecil) ini menjadi bagian dari zuid-ooster-afdeeling van Borneo berdasarkan Bêsluit van den Minister van Staat, Gouverneur-Generaal van Nederlandsch-Indie, pada 27 Agustus 1849, ke delapan. [5]

Tahun 1849 Tanah Dayak (Dayak Besar-Kecil) dibagi 3 wilayah kepala suku:

  • Tahun 1849, Toemenggoeng Djaija kepala suku dari Pulau Petak Ulu (Dayak Kecil), hoofd van Poeloe Petak-0eloe. [6]
  • Tahun 1849, Raden Djaija kepala suku dari Pulau Petak Ilir (Dayak Kecil), hoofd van Poeloe Petak-Ielier. [6]
  • Tahun 1849, Raden Singa Pattie kepala suku dari Kahayan (Dayak Besar), hoofd van Kahajan. [6]

Tahun 1869

Tahun 1869 Dayak Besar dibagi 7 wilayah kepala suku:

Lihat pula

Catatan kaki

  1. ^ a b c d e f g h Landsdrukkerij (Batavia), Landsdrukkerij (Batavia) (1870). Almanak van Nederlandsch-Indië voor het jaar (dalam bahasa Belanda). 43. Lands Drukkery. hlm. 179. 
  2. ^ Harmsen, Leendert Karel (1875). Bahoewa ini ilmoe boemi ija-itoe pada menjatakan perihal tanah kepoelauwan hindija di sabelah Timor jang di bawah perentah goewernemen Holanda (dalam bahasa Belanda). Ogilvie. hlm. 61. 
  3. ^ (Melayu)Ras, Johannes Jacobus (1990). Hikayat Banjar diterjemahkan oleh Siti Hawa Salleh (dalam bahasa Melayu). Malaysia: Percetakan Dewan Bahasa dan Pustaka. ISBN 9789836212405.  ISBN 983-62-1240-X
  4. ^ a b (Indonesia) Hindia-Belanda (1965). Bandjermasin (Sultanate), Surat-surat perdjandjian antara Kesultanan Bandjarmasin dengan pemerintahan2 V.O.C.: Bataafse Republik, Inggeris dan Hindia- Belanda 1635-1860 (PDF). Arsip Nasional Republik Indonesia, Kompartimen Perhubungan dengan Rakjat. hlm. 228. 
  5. ^ Staatsblad van Nederlandisch Indië. Gouverneur-Generaal van Nederlandsch-Indie. 27 Agustus 1849. hlm. 2. 
  6. ^ a b c Landsdrukkerij (Batavia), Landsdrukkerij (Batavia) (1849). Almanak van Nederlandsch-Indië voor het jaar (dalam bahasa Belanda). 22. Lands Drukkery. hlm. 84.