Adipatie Danoe Radja
Zainal Abidin bergelar Adipatie Danoe Radja (EBI: Adipati Danu Raja) atau nama sebelumnya Tommonggong Dipa Nata (EBI: Tumenggung Dipa Nata) adalah Adipati (gubernur) yang mengepalai wilayah Banua Lima (pusat pemerintahan wilayah Hulu Sungai) yang merupakan wilayah Kesultanan Banjar yang tidak ikut diserahkan kepada Hindia Belanda.[3][4][5][6]
Kiai Adipatie Danoe Radja[1] | |
---|---|
Berkuasa | 1835-9 November 1861 |
Regent | Lihat daftar |
Kelahiran | Jenal Templat:Country data Kesultanan Banjar Distrik Amonthaij (Kesultanan Banjar) |
Kematian | 9 November 1861 Distrik Amonthaij (Hindia Belanda) |
Pasangan | Alooh Aminah (anak Nyai Sutadipa binti Temenggung Dipa Nata bin Kiai Adipati Singasari) |
Keturunan | 1. Kiai Temenggung Mangkunata Kusuma 2. Raden Ngabehi Warga Kesoema |
Wangsa | Dinasti Banua Lima |
Ayah | Kiai Ngabehi Jaya Negara (Pambakal Karim) |
Ibu | Alooh Oengka binti Kiai Adipati Singasari[2] |
Agama | Islam Sunni |
Karir politik
Ia merupakan staff pemerintahan Sultan Adam.[5] Ketika Kesultanan Banjar dihapuskan secara sepihak oleh Belanda, ia tetap melanjutkan tugasnya di bawah pemerintahan Hindia Belanda sebagai regent der afdeeling Amonthaij (1861) dengan tambahan pangkat Radhen yaitu Radhen Adipati Danoe Redjo (ejaan Jawa) yang membawahi distrik-distrik:[7]
1. Distrik Alaij
2. Distrik Amandit
3. Distrik Nagara
4. Distrik Amonthaij, Soengei benar dan Álabioe
5. Distrik Kaloewa
6. Distrik Balangan
7. Distrik Tabalong
8. Distrik Sihong
9. Distrik Patei.
Karier
Ia merupakan golongan Anak cucu orang sepuluh di Amuntai. Sebelum menjadi regent, antara tahun 1835-1845 ia menjadi adipati (raja daerah) Banua Lima yang beribu kota di Sungai Banar (sekarang Amuntai Selatan) pada masa pemerintahan Raja Banjar Sultan Adam. Banua Lima merupakan provinsi Kesultanan Banjar. Banua Lima merupakan bekas wilayah Kerajaan Negara Daha yang dijadikan provinsi. Padam masa itu ibu kota Banua Lima bergeser dari Negara Daha ke Sungai Banar (Amuntai Selatan). Sejak tahun 1845 pemerintahan Hindia Belanda membuat susunan pemerintahan di wilayah Kalsel-teng. Wilayah Banua Lima berubah menjadi afdeeling Amonthaij yang masih termasuk wilayah Kesultanan Banjar sebelum dihapuskan Belanda pada tahun 1860.
Kematian
Di Kampung Teluk Selasih (tidak jauh dari Amuntai), gerakan Baratib Baamal dipimpin oleh Penghulu Suhasin dan Abdul Gani. Sebagaimana Gerakan Baratib Baamal pimpinan Penghulu Abdul Rasyid, maka di Kampung Teluk Selasih pun mempunyai tujuan yang sama, membangkitkan semangat juang fi sabilillah, perang sabil dan cita-cita mati syahid melawan Belanda. Pakaian mereka berjubah putih kecuali pimpinannya berjubah kuning. Setelah Belanda mencium adanya gerakan ini, Belanda merundingkan dengan Regent Amuntai Adipatie Danoe Radja. Regent Amuntai Danu Raja menyanggupi akan menyelesaikannya. Regent membawa 300 anak buah bersenjatakan senapan dan lila dan akan berusaha menangkap Penghulu Suhasin. Pada tanggal 9 November 1861 jam 02.00 petang Regent mendekati Teluk Selasih dan sambut dengan tembakan oleh pengikut Penghulu Suhasin. Di antara pengikut Abdul Gani ada yang menyusup dari belakang sehingga terjadi pergumulan. Salah seorang di antaranya melompat menombak Regent Danuraja. Regent tewas di tempat kejadian, begitu pula anak buah Regent juga juga kena tombak. Dengan kematian Regent Danuraja yang sudah tua ini maka pertempuranpun usailah. Belanda kemudian mengangkat Tumenggung Jaya Negara sebagai Regent yang baru.
Tanah Apanage
Danu Raja mendapatkan hasil pungutan dari Bukit Paramasan, Bukit Tangga Amas, Paran dan Balangan.[8]
Kekerabatan dengan Raja Pulau Laut
Kekerabatan Adipati Banua Lima dengan Raja Pulau Laut
PUTRI ADIPATI BANUA LIMA
|
PERMAISURI SULTAN BANJAR
PERMAISURI RAJA KUSAN
RAJA PULAU LAUT
|
Didahului oleh: Kiai Adipati Singasari |
Adipati Banua Lima 1835-9 November 1861 |
Diteruskan oleh: Kiai Toemenggoeng Djaija Negara (7 Jan 1862) |
Catatan kaki
- ^ (Belanda) Verzameling der merkwaardigste vonnissen gewezen door de Krijgsraden te velde in de Zuid- en Ooster-afdeeling van Borneo gedurende de jaren 1859-1864: bijdrage tot de geschiedenis van den opstand in het Rijk van Bandjermasin. Ter Landsdrukkerij. 1865. hlm. 163.
- ^ http://silsilahkayutangi.blogspot.com/p/silsilah-kiai-adipati-singasari-raja.html
- ^ Yusliani Noor, Mansyur, Rabini Sayyidati (2018). Adipati Danoeradja Tumenggung Dipanata: sebuah inspirasi dari regent Banua Lima (PDF). Penerbit Graha Cendekia. ISBN 6025072175. ISBN 9786025072178
- ^ J. J. Meijer (Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen) (1891). De Indische gids (dalam bahasa Belanda). 13 (edisi ke-2). Batavia: J. H. de Bussy. hlm. 1710.
- ^ a b Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (1860). Tijdschrift van het Bataviaasch Genootschap (dalam bahasa Belanda). 9. Batavia: Lange. hlm. 128.
- ^ Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (1861). Tijdschrift voor Nederlandsch-Indie͏̈ (dalam bahasa Belanda). 13. Batavia: Becht. hlm. 72.
- ^ (Belanda) Landsdrukkerij (Batavia), Landsdrukkerij (Batavia) (1861). Almanak van Nederlandsch-Indië voor het jaar. 34. Lands Drukkery. hlm. 133.
- ^ (Indonesia)Kiai Bondan, Amir Hasan (1953). Suluh Sedjarah Kalimantan. Bandjarmasin: Fadjar.
- ^ http://silsilahkayutangi.blogspot.com/p/silsilah-kiai-adipati-singasari-raja.html
- ^ (Belanda) Landsdrukkerij (Batavia), Landsdrukkerij (Batavia) (1868). Almanak van Nederlandsch-Indië voor het jaar. 41. Lands Drukkery. hlm. 138.
- ^ (Belanda) Landsdrukkerij (Batavia), Landsdrukkerij (Batavia) (1871). Almanak van Nederlandsch-Indië voor het jaar. 44. Lands Drukkery. hlm. 197.