Masjid Syuhada

masjid di Indonesia

Masjid Syuhada adalah masjid yang terletak di kawasan Kotabaru, Yogyakarta.

Masjid Syuhada
Masjid Syuhada tampak depan tahun 1952.
PetaKoordinat: 7°47′18″S 110°22′10″E / 7.78833°S 110.36944°E / -7.78833; 110.36944
Agama
AfiliasiIslam
Lokasi
LokasiKota Yogyakarta, Yogyakarta, Indonesia
Arsitektur
TipeMasjid
Gaya arsitekturKubah bawang
Peletakan batu pertama1950
Rampung1952
Spesifikasi
Kubah4
Tinggi luar kubah1
Situs web
http://www.syuhada.org

Sejarah

Pembangunan Masjid Syuhada Yogyakarta dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat muslim pada umumnya dan secara khusus memberi penghargaan kepada masyarakat muslim di Yogyakarta yang banyak menyumbangkan bagi masyarakat, bangsa dan negara Indonesia. Lebih dari itu juga dimaksudkan sebagai monumen guna memperingati para pahlawan yang gugur syahid mempertahankan proklamasi kemerdekaan RI.

Pada 17 Agustus 1950 ditetapkanlah garis kiblat di atas tanah yang sekarang berdiri bangunan masjid. Sementara itu, pada 23 September 1950 atau 11 Dzulhijjah 1369 bertepatan dengan Hari Raya Qurban kedua, Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang ketika itu selaku Menteri Pertahanan Republik Indonesia, meletakkan batu pertama pembangunan masjid. Dua tahun kemudian tepatnya pada 20 September 1952 seluruh bangunan selesai dan dilakukan pembukaan secara resmi yang bertepatan dengan Tahun Baru Hijriyah, 1 Muharram 1372.

Arsitektur

Masjid Syuhada menggabungkan berbagai gaya arsitektur. Arsitektur bangunan menyimpan sengkalan, pengingat atas suatu peristiwa dalam tradisi Jawa. Dalam hal ini, peringatan proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. Hal tersebut digambarkan dalam bagian-bagian penting bangunan seperti 17 anak tangga di bagian depan, delapan segi tiang gapuranya dan empat kupel bawah serta lima kupel atas. Bangunan ini juga dilengkapi 20 jendela yang diharapkan menjadi peringatan atas 20 sifat Allah SWT.

Bentuk kubah bawang masjid mengambil bentuk yang berkembang di Persia dan India. Kubah utama berada di bagian tengah dikelilingi kubah kecil di empat penjuru.

Kegiatan

Masjid berlantai tiga ini memberikan kesempatan kepada masyarakat muslim untuk melakukan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Selain sebagai pusat ibadah, keberadaannya diharapkan menjadi pusat segala kegiatan kemasyarakatan. Di lantai dasar, masyarakat dapat menggunakan untuk kuliah dan beragam kegiatan

Pranala luar