Titrasi Karl Fischer
Titrasi Karl Fischer adalah teknik yang digunakan untuk menentukan kadar air dalam sampel, baik sampel padat, cair, maupun gas. Titrasi ini ditemukan pada tahun 1935 oleh kimiawan Jerman, Karl Fischer.[1]
Prinsip
Reaksi Karl Fischer didasarkan pada oksidasi sulfur dioksida oleh yodium dengan konsumsi air dalam larutan buffer. Titrasi mencapai titik akhir ketika agen titrasi air dan yodium seimbang. Perubahan warna yang menandakan titik akhir dari reaksi disebabkan oleh yodium yang berlebih pada elektroda platinum ganda yang bertindak sebagai indikator, sehingga titrasi perlu dihentikan. Kadar air kemudian dihitung dari jumlah reagen yang ditambahkan.[1][2]
Metode
Terdapat 3 metode dalam melakukan titrasi Karl-Fischer yaitu metode volumetri, koulometri, dan hibrid.
Volumetri
Dalam titrasi Karl Fischer dengan metode volumetri, larutan yodium yang telah diketahui konsentrasinya dititrasi ke sampel dengan menggunakan buret listrik. Jumlah yodium yang ditambahkan ke sampel dapat dihitung dari volume larutan yodium yang digunakan.[2]
Koulometri
Dalam titrasi Karl Fischer dengan metode koulometri, yodium dihasilkan secara elektrolitik. Jumlah yodium yang ditambahkan ke sampel ditentukan dengan mengukur arus yang dibutuhkan untuk pembentukan elektrokimia yodium. Saat bereaksi dengan air, yodium direduksi sehingga larutan berubah warna menjadi tak berwarna.[2]
Hibrid
Dalam titrasi Karl Fischer dengan metode hibrid, dilakukan kombinasi dari kedua titrasi diatas, metode koulometri dan volumetri. Yodium dihasilkan secara elektrolitik dan jika kadar air sampel melebihi tingkat tertentu, larutan dengan konsentrasi yodium yang telah diketahui ditambahkan pada saat yang bersamaan.[2]
Referensi
- ^ a b "What is Karl Fischer Titration and How Does It Work?". News-Medical.net (dalam bahasa Inggris). 2018-06-15. Diakses tanggal 2020-08-18.
- ^ a b c d "Measuring Priciple of Karl Fischer Moisture Titrators". www.gpsil.co.uk. Diakses tanggal 2020-08-18.