Jilboobs
Templat:Vandalism Kebodohan yang mengatur pakaian Wanita Tidak Ada Preferensi dari sumber terpercaya atau jurnal ilmiah!
Tanggapan
Majelis Ulama Indonesia (MUI) secara tegas melarang pemakaian busana bagi muslimah yang masih memperlihatkan lekuk tubuh, karena tidak sesuai dengan apa yang menjadi syariat Islam mengenai cara berpakaian.[1][2] MUI juga meminta pemakai jilbab agar tidak mengabaikan aturan berjilbab hanya karena fashion.[3] Wakil Sekjen MUI, Tengku Zulkarnain, mengatakan bahwa MUI tidak akan sampai mengeluarkan fatwa atas fenomena jilboobs karena segala aturan yang berkaitan dengan jilbab sudah jelas di dalam Alquran dan telah banyak dikaji oleh para ulama, seandainya diperlukan MUI hanya akan memberikan tausyiah dan bukan fatwa.[4]
Fenomena jilboobs juga menjadi perhatian serius Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), yang menyatakan bahwa jilbab dengan pakaian yang ketat atau tembus pandang tidak memenuhi standar kewajiban. KPAI juga meminta para pengusaha garmen dan perancang busana untuk tidak menghasilkan busana jilbab yang mengeksploitasi lekuk tubuh.[5] Hal ini juga diserukan oleh Fahira Idris, aktivis perempuan dan anggota DPD, yang menekankan peran perancang busana, orang tua, guru dan media dalam mengarahkan perempuan untuk memakai jilbab sesuai aturan.[6]
Wakil Ketua Komunitas Hijabers Depok, Feni, mengaku kesal dengan penggunaan istilah jilboobs sebab menurutnya istilah tersebut merupakan penghinaan bagi perempuan pengguna jilbab. Ia meyakini istilah jilboobs diciptakan oleh pihak-pihak tertentu untuk mencegah remaja mengenakan hijab. Feni juga memandang kaum remaja tidak dapat disalahkan sepenuhnya atas penggunaan jilbab yang masih belum memenuhi syari karena masih dalam proses pembelajaran.[7] Pandangan serupa juga disampaikan oleh sosiolog Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Musni, yang menyebut bahwa rata-rata pemakai jilbab seperti ini baru belajar memakai jilbab, sehingga mereka tak bisa terlalu disalahkan karena masih dalam proses berhijab.[8]
Menurut Merie, seorang perancang busana di Samarinda, penggunaan jilboobs dipengaruhi oleh ragam busana masa kini yang kian modern, yang mampu membuat penggemar fashion tergiur untuk mengenakannya. Lehlie Safitri, salah satu mahasiswi penyuka gaya busana hijab, juga mengatakan hal yang sama, yaitu bahwa jilboobs menunjukkan ketidakcocokan antara gaya busana modern dengan syariat Islam..[9]
Referensi
- ^ Friastuti, Rini (7 Agustus 2014). "MUI Larang Pakaian ala Jilboobs". detikcom. Diakses tanggal 24 Agustus 2014.
- ^ Yulianingsih, Tanti (7 Agustus 2014). "MUI Haramkan Jilboobs". Liputan6.com. Diakses tanggal 24 Agustus 2014.
- ^ Ledysia, Septiana (7 Agustus 2014). "MUI Bicara Soal Fenomena 'Jilboobs': Pakailah Jilbab yang Baik". detikcom. Diakses tanggal 24 Agustus 2014.
- ^ Muslimah, Salmah (7 Agustus 2014). "Soal 'Jilboobs': Nurani Mereka Sebenarnya Tahu Jilbab Ketat Tidak Sesuai Aturan". detikcom. Diakses tanggal 24 Agustus 2014.
- ^ Pratama, Fajar (8 Agustus 2014). "Fenomena 'Jilboobs' di Kalangan Remaja yang Merebak Jadi Perhatian Serius KPAI". detikcom. Diakses tanggal 31 Agustus 2014.
- ^ Ledysia, Septiana (7 Agustus 2014). "Fahira Idris Minta Desainer Arahkan Tren Fashion yang Tidak ke Arah Jilboobs". detikcom. Diakses tanggal 31 Agustus 2014.
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaMerdeka1
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaMerdeka2
- ^ Asyifa, Hyuna Azamta (13 Agustus 2014). "Ini Caranya Tampil Modis dengan Hijab Tanpa Disebut "Jilboobs"". Kompas.com. Diakses tanggal 31 Agustus 2014.